"pagi." balas Nabila menyapa, ia langsung menatap Paul dengan bombastis side eyes nya.

Paul menggaruk tengkuknya yang tak gatal, jujur saja ia juga tak tahu kenapa ada Eca disini.

"aku beneran gak ajak dia nab. aku gak tahu kenapa dia bisa ada disini. sumpah nab, aku gak bohong." jujur Paul, ia mengatakan itu sedikit berbisik.

"kamu ada kasih tahu dia kita bakal olahraga disini?"

"tadi malam dia ajak aku buat makan babi guling di warung Deket gereja itu, tapi aku tolak, aku bilang aku mau jogging sama kamu." ucap Paul menjelaskan.

Nabila menghela napasnya, sekarang ia mengerti apa maksud dan tujuan Eca ada disini.

"kenapa masih diam disitu Eca? olahraga duluan aja, aku sama Paul mau pemanasan dulu."

Eca tersenyum, "aku bareng kalian aja ya jogging nya."

"gak bisa Eca, ini waktunya gue quality time buat pacar gue, lo bisa kan gak ganggu dulu?" tanya Paul.

Nabila yang mendengar itu merasa senang, karena Paul lebih memilihnya di banding Eca.

"tapi aku takut jogging sendirian Nyoman." lirih Eca.

"kamu gak ingat pesan dokter semalam? aku gak boleh terlalu capek tapi harus olahraga juga, aku gak boleh sendiri dulu. kondisi ku belum sembuh total Nyoman." ucap Eca lagi dengan melemah lembutkan suaranya. yang barang siapa mendengar nya pasti akan luluh dengan muka lugu Eca.

drama banget. cibir Nabila dalam hati.

"maaf ca, tapi gue gak mau diganggu sama siapapun termasuk lo." kata Paul masih sopan, "gue mau berduaan sama Nabila. lo bisa ngerti kan?"

"iya Eca, maaf ya. mungkin lain kali kita bisa jogging bareng." ucap Nabila dengan seutas senyumnya.

Eca tersenyum manis, ia tak tersinggung, "iya gak papa kok, aku ngerti." ucapnya.

"kalau gitu aku lari duluan yaa." seru Eca mendahului Nabila dan Paul.

"kamu mau pindah aja sayang?" tawar Paul.

Nabila menggeleng, "kenapa harus pindah? disini enak kok."

"kamu gak cemburu?"

"enggak kok, kan Eca juga teman aku sekarang." sahut Nabila sangat meyakinkan Paul.

Paul tersenyum, "dewasa banget sih pacar aku." gemasnya.

lalu keduanya pun berlari beriringan mengelilingi lapangan itu. diputaran pertama memang belum berasa apa-apa, diputaran kedua Nabila mulai merasa napasnya tersengal, putaran ketiga Nabila hampir kehilangan napasnya karena engap, putaran keempat Nabila memilih untuk berhenti lari.

"fiuh capek banget." lelah Nabila.

"kamu mau istirahat dulu sayang?" tawar Paul.

Nabila mengangguk lemah, "iya aku istirahat duluan yaa."

"iya, aku dua putaran lagi ya nanti nyusul." sahut Paul dengan senyum mengembang nya.

serendipityWhere stories live. Discover now