Keduanya sudah berada di rooftop, dengan menyesap wiskey. Masih menikmati minuman masing-masing.

"Aku tidak akan membahas Lee Jaehwan karena memang tidak perlu dibahas! Aku memang bilang kami dalam penjajakan tapi ternyata kami bukan lebih ke aku nyaman hanya sebagai teman, just it!"

"Jujur saat ini aku masih bingung..."

"Hyung tidak yakin dengan perasaan hyung pada Jungkook-ah?"

Seokjin terdiam.

'Jin hyung, aku hanya mau katakan jangan mempermainkan hati murni adikku jika hyung dengan berpura-pu-. Aduh!"

"Makin ngelantur ngomongnya, jangan menyimpulkan sesuatu tanpa mengetahui kebenaran."

"Maaf Jin Hyung, aku hanya..."

"Aku tahu perasaanmu, sama aku juga tidak mungkin menyakitinya karena ketidakpekaan. Yoongi-ah... jujur aku masih meraba perasaanku untuknya, apa aku menyayanginya sebagai adik kecilku atau sudah berubah menjadi mencntai."

"Ternyata kalian disini," ucap Hoseok.

Seokjin dan Yoongi menoleh.

'Ada apa?" tanya Yoongi.

"Ada PD Nim."

Yoongi dan Seokjin saling pandang.

"Jungkook-ah sudah tidur?"

"Sudah."

"Lebih aman kita bicara disini daripada diluar," usul Seokjin.

"Ok aku hubungi Namjoon."

.

.

.

"Aku bantu ya?" ucap Seokjin ketika Jungkook akan ke kamar mandi.

Jungkook terkejut melihat Seokjin di kamarnya.

"Ng... gak usah hyung, saya bisa sen..."

Tubuhnya limbung, untung Seokjin sigap menangkapnya.

Iapun mengaantar Jungkook ke kamar mandi dan menunggui.

"Jin hyung nggak usah menungguiku."

"Kenapa Mingyu dan Eunwoo boleh?"

"Karena sahabat saya."

"Lalu aku? Apa tidak bisa disejajarkan dengan keduanya?"

"Jin hyung beda," lirihnya dari dalam kamar mandi.

CKLEK!

Jungkook terkejut ketika pintu kamar mandi dibuka.

"Jin hyung?"

"Aku khawatir hampir limabelas menit."

Seokjin memapahnya kembali ke tempat tidur.

"Aku tinggal, kalau perlu apa-apa telepon saja."

"Jin hyung..."

Seokjin menoleh.

"Terimakasih."

"Kewajibanku."

Seokjin menutup kamar tidur, disandarkan punggungnya dipintu.

"Aku akan menjadikanmu prioritasku dan sebaliknya."

FLASBCK END

.
.
.

Setelah menjalani serangkaian tes dan prosedur untuk mengevaluasi kesehatan secara umum, dan memastikan transplantasi bisa dilakukan.

Seokjin menemani sang kekasih di kamar pasien, besok ia akan menjalani operasi transplantasi sumsum tulang belakaang.

"Hyungie..," panggilnya.

"Iya sayang...," Seokjin yang sedang asyik main game di ponselnya, menghampirinya,

"Junghyun hyung bagaimana?"

"Dia baik-baik saja, mau telepon?"

Jungkook mengangguk.

"Junghyun hyung ini aku," ucap Jungkook.

"Hai dek, hyung kira Jin hyung. Ada apa?"

"Hyung, apa baik-baik saja?"

Ada tawa kecil, "Tentu saja hyung baik-baik saja. Pertanyaanmu ituloh kok aneh?"

"Aku hanya khawatir hyung."

"Jangan khawatir Jonggu mmmm, percaya dengan cara kerja Tuhan. Kamu harus semangat."

Jungkook diam, air matanya tiba-tiba saja menetes, "Jonggu... jangan khawatir kita berdua pasti bisa."

Seokjin meletakkan kepala Jungkook di dadanya membelai lembut rambutnya.

"Sudah tenang?" tanya Junghyun dari seberang.

"Sudah," ini Seokjin.

"Istirahat lah," sambung Seokjin.

"Baik hyung."

Esok harinya, para member, orang tuanya, manager serta PD Nim, berada di rumah sakit.

Satu persatu memberi semangat terhadap Jungkook dan Junghyun.

"Jangan terlalu dipikirkan, percaya pada Tuhan," bisik Seokjin ketika keduanya berada di kamar pasien.

Suster masuk untuk membawa ke ruang operasi.

Seokjin mengecup kening Jungkook.

"Hyung akan menunggumu disini, berjanjilah untuk kembali."

" Love you hyungie."

"I love you too."

Jungkook didorong oleh suster menuju ruang operasi.

.
.
.

Apakah operasinya akan berhasil???

Jangan lupa vomentnya 🥰🤗

💜💜💜💜💜💜

Happy Birthday to Jimin 🎂🎉🎉🎉🎉🎉

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Happy Birthday to Jimin 🎂🎉🎉🎉🎉🎉

CINTA BODOHOnde histórias criam vida. Descubra agora