Bagian 20

128 25 5
                                    

Dita berlari mengejar Seokjin yang semakin jauh. Dia merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak benar dengan suaminya yang murahan.

Seokjin lebih dulu mencapai tempat parkir. Ketika tangan besarnya menyentuh pintu Mobil Dita menarik lengannya hingga berbalik.

"Kemana kau akan pergi?"

Ada kekalutan, yang nyata di wajah Seokjin. Penyesalan dan rasa bersalah bercampur menjadi satu. Dia tidak berani menatap mata bingung Dita yang basah.

"Aku akan mencari keberadaan ibu Haowen. Ini Kesalahan ku. Aku terlalu takut sebelumnya dan tidak berusaha lebih keras. Sekarang setelah menjadi seperti ini, aku tidak memiliki pilihan. Aku harus menemukannya dan mencari tahu lingkungan seperti apa yang dia miliki. Kenapa seseorang dapat melakukan hal itu kepada Putranya."

Seokjin bocor. Dia tidak bisa menahan kesedihannya. Tangis itu merembes, wajah kecilnya penuh dengan air mata.

Dita meraih lengan Seokjin, menariknya dan membenamkan wajah pria itu kedalam Curug lehernya.

"Baiklah, jika itu yang akan kau lakukan. Jika kau mengalami kesulitan jangan ragu untuk meminta bantuan dari ku, ok?! Kau tidak sendirian. Aku, ayah dan ibu akan selalu ada untukmu."

Dita membelai rambut Seokjin dengan lembut.

Setiap kata yang dia ucapkan penuh dengan pengertian. Ini hal baik. Mereka memang harus menemukan ibu Haowen. Jika bisa mereka mengikutinya dengan runut, mungkin akar dari racun itu bisa mereka temukan.

"Aku menitipkan  Haowen padamu. Aku akan kembali secepat yang aku bisa."

Dita mengangguk patuh. Setelah satu kecupan di dahinya jatuh, Seokjin bergegas pergi meninggalkan tempat itu.
.
.
.
.
.
.
 
Berdiri dibawah atap Yelan Crop, Kim Seokjin menghela nafas panjang. Dia berusaha me-yakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang akan dia lakukan adalah hal yang benar.

Dia berjalan memasuki perusahaan besar tersebut. Dibawah Pandangan penasaran karyawan, Seokjin berjalan dengan mantab.

"Tuan Kim." seru seseorang yang dia kenal sebagai orang terpercaya  penatua Kim. Dia berjalan menyambut kedatangan kim Seokjin dengan mata yang cerah. Seolah hal baik akan datang sesegera mungkin.

"Paman Lee, lama tidak melihat mu."

"Un! Sangat lama. Bagaimana kabarmu?"

Wajahnya kembali tergelam. Dia tidak baik-baik saja. Putranya tidak baik-baik saja. Itulah kenapa dia dengan enggan datang.

"Paman Lee, ada sesuatu yang harus aku bicarakan dengan mu.

Alis tuan Lee berkerut. "Ayo kita masuk ke ruangan ku terlebih dahulu." ujarnya menuntun Seokjin menuju ruangan pribadinya.

Ruangan tuan Lee berwarna monochrome.  Nuansa keras tidak lepas dari sosok pribadi nya. Semua memiliki sentuhan gelap, hanya potret besar penatua Kim yang sangat mencolok dari ruangan suram ini.

"Duduklah!"

Keduanya duduk bersama. Seokjin merasa Kewalahan, ini sangat canggung. Bukan sekedar canggung tetapi secara alami dia memiliki rasa sungkan yang lebih banyak mendominasi.

"Katakan, apa yang kau miliki untuk kita diskusikan?"

"Seseorang telah meracuni putraku sejak masih bayi. Aku ingin kau menyelidikinya."

Tuan Lee terkejut. Ini terlalu kejam. Seorang bayi yang baru di lahiran menjadi sasaran dendam?

"Paman Lee, bisakah kau membantuku?"

pampering my little husbandWhere stories live. Discover now