Gadis itu sendiri karena dia memaksa Sarga untuk menunggu dirinya di dalam mobil saja walau tadi Sarga sempat memaksa untuk ikut, tapi Aira berhasil menang karena dia memberikan ancaman yang ampuh sampai membuat Sarga menurut.

Tapi Aira menuruti syarat dari Sarga yaitu dia harus menerima black card pemberian dari tunangannya tersebut untuk membayar seluruh belanjaannya. Walau ragu, Aira menerimanya. Lagi pula orang mana yang menolak rezeki yang tak diduga seperti itu.

"Apa lagi ya?" gumam Aira sembari meletakkan salah satu jari telunjuknya di dagu dengan pose seolah tengah berpikir. Matanya menelusuri deretan mie instan yang terjejer rapi di rak khusus mie instan.

Mungkin jika Sarga tahu Aira membeli itu, laki-laki tersebut akan melarangnya.

"Aira."

Sontak Aira menoleh ke sumber suara ketika dia merasa terpanggil.

"Eh hai Gian, ngapain lo di sini?" Reflek Aira membalas sapaan laki-laki yang kini berdiri di sampingnya dengan wajah datar.

Tak salah lagi, laki-laki itu adalah Gian yang merupakan salah satu teman protagonis laki-laki yaitu Rendra. (Kalo ga inget tolong baca lagi ygy🙏😀)

Aira terdiam setelah sadar apa yang dia lakukan. 'Heh! Kenapa gue sok ramah gini? Gue kan gak deket sama dia meskipun dia pernah ajak gue pulbar kek seolah kita deket' batinnya merenung sebentar.

Tak disangka Gian terkekeh kecil setelah mendengar pertanyaan dari Aira. "Tentu aja gue belanja, emang mau ngapain lagi kalo pergi ke alfamart?"

Aira mengerjapkan matanya menatap laki-laki di sampingnya yang dalam sekejap terlihat mempesona hanya dengan perubahan kecil yang menurut Aira sangat langka bagi dia yang tahu isi novel milik sahabat nya Nita. Aira tak pernah menemukan momen Gian terkekeh seperti sekarang.

"Baby, what are you doing?"

Aira membulatkan matanya terkejut dan langsung membalikkan badannya ketika mendengar suara yang amat sangat dia kenali, begitupun dengan Gian yang ikut mengalihkan atensinya ke sumber suara. Sekilas terlihat tatapan Gian berubah tak seperti tadi lagi, maybe sedikit tajam dan terkesan tak suka.

"A–ata, kamu ngapain ke sini? Kan aku minta kamu nunggu di mobil," ujar Aira sedikit terbata, dia gugup sebab menyadari tatapan tajam Sarga yang baru saja muncul itu tertuju padanya sekaligus Gian secara bergantian.

'Mampus lo Ai! Gue udah kek keciduk selingkuh anjay, bahaya ini bahaya!' makinya pada diri sendiri.

"Jadi ini sebabnya kenapa kamu larang aku ikut kamu?" Sarga bertanya dengan wajah datar tanpa ekspresi, tapi tatapan nya tajam dan mengintimidasi Aira sesekali melirik Gian sinis dan tajam.

Aira gelagapan, kenapa tunangannya itu menjadi berpikiran seperti itu?

"Ah bukan begitu Ata, aku–"

"Silahkan dilanjut ngobrolnya, aku tunggu diluar aja," potong Sarga dengan sikap tenang tapi Aira merasakan aura yang sangat menakutkan pada diri laki-laki itu.

Belum sempat Aira mencegah kepergian Sarga laki-laki itu sudah berjalan pergi dengan langkah lebar. Aira semakin panik dan takut ketika sempat melihat kedua tangan Sarga yang terkepal erat seperti menahan emosi.

"Ck! Gimana ini," decak Aira berguman lirih sebelu atensinya beralih pada Gian yang sejak tadi diam menyimak.

"Gue duluan ya Gian, jangan pikirin omongan cowo gue," ujar Aira tanpa ragu menyebut Sarga sebagai kekasihnya.

Tanpa menunggu balasan dari Gian, Aira berlalu pergi dengan cepat menuju kasir dan menyelesaikan pembayaran tanpa membeli apapun lagi.

Gadis itu ingin segera membujuk Sarga yang marahnya sangat menyeramkan, walau Sarga tak menunjukkannya Aira bisa merasakan aura kemarahn yang sangat kuat pada diri Sarga.

Gian terus menatap kepergian Aira dengan tatapan sulit diartikan sampai Aira benar-benar hilang dari pandangan nya.

"Maaf," ujar Aira yang hanya berani mengeluarkan satu kata itu setelah dia masuk ke dalam mobil.

Dapat gadis itu lihat Sarga hanya diam saja menatap lurus ke depan tanpa membalas ucapannya. Beberapa detik setelah Aira meminta maaf, Sarga pun menjalankan mobil tanpa mengeluarkan satu patah kata.

"Ata, aku minta maaf, kamu salah paham, tadi itu temen sekolah aku dan aku gak sengaja ketemu dia," ujar Aira setelah beberapa saat kembali bersuara, dia baru berhasil mengumpulkan keberanian. Itu saja Aira berkata tanpa berani menatap Sarga.

Hening, Aira sama sekali tak mendapatkan respon dari tunangannya tersebut. Hal itu membuat Aira menghela nafas pelan sebelum dia membuka ponselnya, Aira sedang malas membujuk orang marah.

"Pfft." Aira menahan tawa ketika dan a membaca pesan dari Cika.

Cikaalay

| Woe Ai! SUMPAH Ai GUE PENGEN COWO
KEK COWO LO ANJRITTT!

|KASI GUE TUTOR DAPETIN YG
KEK GITU PLISSS

|Gue cape jomblo mulu Ai, plis lah
cariin gue cowo yg kek cowo lo, GUE PENGEN AIRAAAAAA


"Lebay banget ni anak, aga geli gue bacanya," gumam Aira terkekeh pelan. Namun detik berikutnya dia hampir saja melempar ponselnya ketika tiba-tibw mobil melaju semakin cepat.

Gadis itu menggenggam seatbelt dengan erat sambil melirik Sarga yang agaknya semakin marah, terlihat rahang Sarga yang mengetat seperti menahan amarah.

'Tolol banget! Gue malah ketawa sendiri disaat dia masih marah, allahuakbar tolong hambamu ini ya Allah, saya gak mau mati sekarang!' Aira sampai memejamkan matanya saking takut merasakan Sarga mengendara mobil seperti mengajak dia untuk mati bersama.

_______

Sekali lagi maaf ygy kalo makin kacau alurnya.

Next ga nih?
300 vote dlu keknya baru up lagi hehe, maap nglunjak.

Jangan lupa komen, spam jg bole biar aku semangat nulisnya huhu.

See u

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AyataWhere stories live. Discover now