Drama Telat Gajian si Roti Lapis

0 0 0
                                    

Halo dan selamat malam siapapun kamu yang dengan murah hati kembali ke sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Halo dan selamat malam siapapun kamu yang dengan murah hati kembali ke sini. Semoga harimu tadi, esok, dan seterusnya menyenangkan terus dan bahagia selalu. Update-an yang tadinya kuniatkan setiap hari sekarang malah jadi sekali dalam beberapa hari. Kenapa?

Jadi begini; tahukah kamu bagaimana ketika, kamu ingin melakukan sesuatu, tetapi kemudian kamu merasa kalau waktu sudah terlalu larut. Menyalakan laptop memakan waktu, mengetik juga memakan waktu, mengedit teks ini juga perlu waktu, jadi kamu pikir, 'besok saja, deh' padahal kamu juga akan bermain ponsel sampai larut malam. Apa namanya itu? Saya juga tidak tahu.

Jadi, edisi hari ini adalah ketika si Generasi Roti Lapis Telat Gajian.

Aku mulai bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga sejak usia 17 tahun. Lulus SMK, menganggur sebentar, kemudian kerja selama sebulan di toko pakaian dari jam 9 pagi sampai 10 malam tanpa hari libur dengan gaji satu juta sebulan, sampai memutuskan untuk nekat menjajah ladang profesi yang tidak pernah kudengar sebelumnya di luar kota. Well, kusebut tulang punggung karena memang sebagian besar kebutuhan rumah tangga orangtuaku ini di-cover oleh aku waktu itu. Kalau sekarang sudah benar-benar menjelma jadi 100% tulang punggung. Mulai dari sewa rumah bulanan, belanja bulanan, kebutuhan dapur bulanan. Aku punya kakak laki-laki tetapi mari tidak usah membahas beliau. Ingatlah peraturan jurnal ini; semua tentang aku! Hoohoo.

Menjadi roti lapis berarti tidak bisa telat gajian. Di tanggal satu bahkan sebelum pulang bekerja, kamu akan ditelepon orang rumah yang meminta tolong untuk sekalian beli makanan kucing dalam perjalanan pulang. Masalahnya, kamu belum menerima uang sepeser pun. Situasi ini sungguh tidak bisa diterima oleh orang rumah sampai beliau berkata, "Siapkan saja lamaran yang baru sekarang dan mulailah mencari pekerjaan lain!"

I mean, here's the thing. Aku tidak terlalu mahir di jurusanku sewaktu SMK. Aku malah mahir di mata pelajaran ekstra kurikuler. Kemudian begitu lulus, aku mengabdikan lima tahun dan enam bulan waktuku mempelajari dan menguasai ladang pekerjaanku sekarang, yang masih sangat, sangat jarang dan kecil lingkupnya di kotaku ini. Syukur-syukur kalau pekerjaan baru ini bisa lebih meng-cover kebutuhan kita sehari-hari, kalau tidak, ya ... syalala, trililii, mari bernyanyi.

Soal telat gajian itu sendiri, sungguh, baru di tempat bekerjaku yang baru ini aku merasakannya. Selama aku mengabdi di Lab sebelumnya, gajiku selalu datang tepat waktu, kemudian ku-transfer juga ke orang rumah tepat waktu. Aku ingat telat gajian terjadi sekali, itu pun dengan disertai alasan dan atasanku meminta maaf. Huhu, bless their souls. But for this one I receive no apology, no excuse. I am all about being professional at work, okay.

Aku merasa aku sudah sangat professional di tempat bekerja. Aku tidak pernah datang terlambat, sejauh ini tidak pernah tidak hadir, dan pekerjaanku tidak pernah molor dari tenggat waktu. Jadi, kurasa wajar sekali, kan kalau aku juga mengharapkan hal yang sama dari atasanku?

Namun faktanya, kurasa sore itu beliau langsung men-transfer gajiku karena mungkin beliau tidak sengaja mendengar percakapanku dengan rekan-rekan kerja soal seniorku yang akan segera membuka departemen gigi palsu porselen juga dan aku akan menjadi kandidat utama anggota barunya. Hmm, do you smell the tea? 

Ah, kamu mungkin belum mengerti betapa menariknya situasi ini. Soal pekerjaanku dan segala hal mengenainya, mungkin akan kujelaskan di edisi yang lain.

Ah, mari kembali ke Drama Generasi Roti Lapis, di mana ketika uang gajianmu belum sampai ke tanganmu tapi orang rumah sudah mendata semua yang diperlukan sehingga kamu hanya bisa berharap semoga ada cukup sisa agar bisa menikmati boba atau kopi dingin ala kafe dan hang out bareng teman-temanmu. Ah, kemarin aku terbawa perasaan sekali menghadapi situasi ini sehingga aku hampir saja menangis. Nasib oh nasiib. Namun, aku telah bertekad bahwa Oktoberku akan menjadi bulan yang baik, jadi aku kembali ke mode delusional-ku yang ajaib dan semuanya menjadi 'okay' kembali.

Oh, honorable mention sebelum edisi ini kututup. Kepada my rival to lovers. Eh, maksudku, besties. Nafa alias Hime-ku yang tersayang. She's a super duper loyal bestie of mine. The numerous expensive gifts she gave me for the last few years makes me feel like I have a Sugar Mommy. Ketika kami tahu bahwa akhirnya ada menu istimewa musim gugur di StarTerubuck Indonesia, she planned from last month that she gonna buy me one, so she did. I really have to treat her something tasty next time. We keep on giving stuffs back and forth and this started to getting funny. Anyway, I love my Hime, and I kow my Hime loves me.

On another super positive notes, kami banyak berbagi tawa di tempat bekerja belakangan ini. Aku ingin banyak tertawa bersama mereka. Mereka orang-orang baik yang asyik. I don't want to get too attach but they are wonderful people. I like them a lot. 

This far, my October has been really good.Lets keep up the positive energy, everybody! And HAPPY MID-AUTUMN. 

See you again, soon my Loves!

Salam manis, Bianca.

Salam manis, Bianca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




October 4th

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fantasy Autumn 2023Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang