04

15.9K 1.1K 12
                                    

Ruella lupa kapan terakhir kalinya dia mendapatkan kasih sayang dan cinta yang berlimpah

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Ruella lupa kapan terakhir kalinya dia mendapatkan kasih sayang dan cinta yang berlimpah. Jika di tanyai apa yang paling Ruella inginkan saat ini, jawabannya bukanlah uang atau materi. Kedamaian, ya Rue hanya ingin kedamaian dan ketenangan. Dan gadis itu akan melakukan berbagai cara agar bisa memiliki kedamaian di hidupnya.

Tapi memangnya ada kedamaian di dunia ini? orang mati sekalipun terkadang tidak damai, mereka pasti memikirkan keluarga yang di tinggalkan, memikirkan dosa apa yang telah mereka perbuat, memikirkan berapa hutang yang mereka limpahkan ke kerabatnya.

Tidak ada ketenangan, jelasnya Ruella tidak akan pernah menemukan ketenangan semasa hidupnya.

Sebelum beranjak dari penthouse yang memiliki banyak kenangan Ruella memandangi seluruh sudut ruangan. Di sofa itu, dia dan Draco pernah tertawa bersama karena melihat film yang tidak lucu sama sekali. Lalu di dapur itu dia pernah memasakan Draco sarapan saat lelaki itu enggan makan.

Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman, ia harus berdamai dengan perasaannya. Mau sejahat apapun Draco, lelaki itu telah bersamanya sejak kecil, jujur saja Ruella tidak membenci lelaki itu maupun mencintainya. Saat ini keinginannya hanyalah hidup, itu saja sudah cukup.

Kaki jenjangnya mulai melangkah keluar dari pintu kebebasan, setelah keluar dari penthouse miliknya ah mungkin tepatnya penthouse yang di sewanya dia akan segera melepaskan segala hal yang pernah terjadi di sini. Termasuk istana kecil yang ia susun dengan ke hati hatian dan penuh kasih sayang, sepertinya tidak seperti itu. Karena istananya telah hancur saat Draco menghamili Ophelia dan membunuhnya.

Ruella menghela nafasnya kasar. "Selamat tinggal rasa pahit dan manis!! dunia baru aku datang."

Senyumnya merekah indah di setiap langkah yang ia pijaki, seluruh atensi di sana menatap heran, binggung dan juga senang saat melihat pancaran aura yang sangat ceria dari Ruella.

Ruella segera menaiki mobilnya dan melesat membelah ramainya jalanan ibu kota. Saat lampu merah menyala, dengan perlahan Rue menginjak remnya. Tangannya mengetuk ketuk di atas kemudi mobil, tanpa sengaja kepalanya menoleh ke arah kanan.

Matanya menyipit untuk memastikan penglihatannya. Eh bukannya dia pria tampan yang ia raba. Shit iya dia pria tampan yang ia temui di lorong kemarin siang. Dengan cepat perempuan itu mengalihkan pandangannya.

Namun terlambat, Archie sudah mengetahui keberadaan mobilnya sejak tadi. Dia saja yang lemotnya minta ampun kalau masalah seperti ini.

Lampu hijau telah menyala, dengan gerakan cepat Rue menginjak pedal gasnya. Archie yang melihatnya terkekeh geli.

Tepat pada pukul enam malam perempuan itu sampai di basement. Dengan perlahan kakinya berjalan, dia sangat takut jika tampukan kardus berat ini akan menimpa tubuhnya jadi mau tidak mau dia harus berjalan dengan hati hati.

Saat di dalam lift tangannya sangat sulit untuk menekan tombol namun sebuah jari panjang terulur untuk menekan ke lantai 25, tepat di mana unit penthouse miliknya berada. Rue ingin melihat sosok penolongnya tapi itu sulit di lakukan saat ini.

Antagonist Second LifeTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon