Salju pertama

131 16 0
                                    

Author pov

Duduk termenung didalam kereta tanpa ada pembicaraan membuat Hera terdiam memikirkan rencana untuk kedepannya.

'Apakah usahaku kali ini akan berhasil?'

'Apa Duke yang kejam itu akan menemukan ku nantinya?'

'Apa aku akan dihukum mati akhirnya?'

"Nyonya"

"Nyonya"

"Ibu! "

"Ah, iya sayang, ada apa? " Tanyaku pada Helen.

"Ibu kenapa melamun? Helen dan paman kusir lelah memanggil ibu" Gadis cantik itu berbicara dengan bibir yang tertekuk kesal.

"Maafkan ibu, tadi ibu hanya sedikit berfikir saja,"

"Sudah sudah jangan tekuk bibirmu seperti itu, kau akan terlihat buruk nantinya"

"Benarkah? " Helen segera mengambil cermin yang selalu ia bawa.

"Ibu berbohong kan?, tidak mungkin aku buruk rupa, aku kan gadis manis yang akan selalu terlihat cantik,"

"Ya, kau memang gadis yang cantik" Pujinya mencubit pipi Helen.

"Tentu, karena aku anak ibu" Jawabnya bangga.

"Nyonya maaf menggangu, tapi sepertinya badai akan datang, sebaiknya kita menginap disini untuk semalam, karena akan sulit melakukan perjalanan ditengah badai"

Kulihat sekelilingku, dan memang benar cuaca terasa mulai berkabut dan udara dingin mulai terasa.

"Baiklah pak, tapi apa ada penginapan kosong disekitar sini? " Tanya Hera.

"Sebentar nyonya, akan saya carikan" Jawab kusir yang mulai turun dari kereta.

20 menit kemudian

"Maaf nyonya, tapi penginapan yang tersisa hanya milik madam Lilith, itupun hanya tersisa 6 kamar" Ucap sang kusir.

'Madam Lilith?'Hera seperti pernah mendengar nama ini dalam novel.

Ah ya Hera ingat!, didalam novel sempat disebutkan bahwa Madam Lilith adalah ibu dari wanita yang akan menjadi istri Duke of Dytaliz, wanita ular yang akan menjadi penyebab peperangan terjadi di negri ini.

"Tidak apa-apa pak, yang terpenting kita tidak berubah menjadi es" Ujar Hera.

"Ayo manis" Ajak Hera pada sang putri.

"Kita jadi menginap ibu? " Tanya Helen

"Iya sayang, badai salju akan datang dan kita terpaksa harus menghentikan perjalanan kita" Jelas Hera.

"Mari nyonya, ikuti saya" Ucap kusir

Mereka berjalan sesuai arahan dari sang kusir, dan akhirnya mereka berhenti di depan bangunan yang cukup luas dan ramai.

"Ini nyonya tempatnya"

Hera memperhatikan bangunan didepannya, bangunan yang cukup luas dengan aksen kuno khas bangunan zaman kerajaan, dengan material yang kebanyakan dari kayu memberi kesan hangat layaknya suasana di musim semi.

"Baiklah, mari kita masuk" Ucap Hera.

"Tidak nyonya saya akan tidur di kereta saja" Tolak sang kusir halus.

"Tidak paman, kau akan menginap disini"balas Hera tegas.

" Tapi nyonya, penginapan isi sangat mah-"

Hera menyela dengan menatap tajam sang kusir "Apa kau menghinaku paman, aku punya cukup uang bahkan untuk menyewa semua kamar disini"

LADY HERANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang