BAB 51

855 138 3
                                    



      Sorot mata tajam itu sekarang mengarah ke arahku, saat mengetahui jika aku adalah Lucian.
Benar, bagaimana mungkin Cleo tidak mengenaliku. "Lucian" Adalah bangsawan muda dari Kerajaan Eden. Yang begitu angkuh dan sombong untuk menyaingi seorang Putra Mahkota dari Kerajaan Artiar.
Begitu menyebalkan mengetahui tentang identitas ku sendiri.

    Ku lihat, ekspresinya tidak juga membaik, mungkinkah Cleo mengira jika aku sengaja menarik perhatiannya untuk mencoba melukai kakaknya?

Sial  !

    Benar saja, Cleo langsung menjatuhkan ku ke tanah. Tanganku terkunci dibelakang punggung oleh nya. Dan kakiku tidak dapat bergerak karena kakinya lebih dulu menginjak ku. Wajahku sejajar dengan tanah dengan pipi kiri ku yang telah mendarat terlebih dahulu di tanah.

Sakit   !

     Ku pikir wajahku dan ujung bibir kiriku berdarah karena terbentur keras ke tanah. Aku hanya bisa meringis kesakitan.

    "Apa yang kau lakukan! " Pekik Debora panik.

    Begitupun dengan Yoon yang mencoba mengerti tentang hal ini. Yoon bersiap dengan pisau kecilnya berjaga jaga jika Cleo melakukan hal lebih buruk padaku. Karena tugas mereka ku pikir datang untuk membawaku kembali kehadapan Cyril.

     "Jelaskan apa tujuanmu sebenarnya? " Tanya Cleo dengan nada serius.

     "Tujuan apa? Aku benar benar tidak mengerti" Jawabku.

     "Ku bilang jelaskan! " Ucap Cleo kini dengan nada tinggi. "Aku akan membunuhmu jika kau berbohong didepanku". Ujar Cleo lagi lagi dengan nada mengancam.

     Rasa sakit dari tanganku yang terkunci dibelakang punggung semakin sakit saat Cleo semakin menekannya lebih. Aku hanya meringis kesakitan. Aku bingung harus menjawab apa karena aku sendiri baru mengetahui jika aku adalah Lucian pada kesempatan Novel kali ini.

     "A.. Aku.. Tidak tahu" Kataku sambil menahan sakit.

     "Jangan berbohong! " Teriak Cleo.

     "Aku tidak berbohong"

     "Apa yang kau lakukan? Kau hanya menyakitinya" Kata Debora mencoba untuk menolongku. Ekspresinya sedikit panik.

     "Jangan ikut campur" Kata Cleo memperingatkan Debora. Matanya yang tajam melirik Debora untuk tidak ikut campur dalam tindakannya. "Apa tujuanmu sebenarnya? " Tanya Cleo yang kini kembali pokus padaku.

     "Aku benar benar tidak tahu" Jawabku lagi lagi. Karena aku memang tidak tahu. Cairan yang meresap dalam mulutku terasa asam bercampur asin. Sepertinya itu rasa dari darah yang berasal dari ujung bibir kiriku yang terluka.

    "Untuk terakhir kali aku bertanya, apa tujuanmu sebenarnya! " Ujar Cleo marah.

    "Aaakkhhh... " Aku berteriak kesakitan. Aku tidak dapat bergerak dengan posisi terkunci seperti ini.

    "Cleo! Apa yang kau lakukan?! Ingatlah, kaizen adalah jodoh pemberian dewa untuk mu" Teriak Hazel yang baru sampai setelah kembali dari sesuatu beberapa waktu lalu.

     Seakan sadar akan suatu hal, Cleo langsung melepaskan kuncian terhadap tubuhku. Tentu saja aku berusaha bangun dan menjauh dari nya. Pernahkan kalian merasakan dituduh berbuat kesalahan padahal kalian tidak melakukannya?
Bagaimana rasanya?
Mungkin seperti itulah perasaanku saat ini. Rasanya menggelikan tapi aku benar benar ingin menangis dibuatnya.

     "Aku tidak tahu apa apa, aku bahkan tidak tahu tentang diriku sendiri, aku benar benar tidak tahu" Kataku mencoba menjelaskan. Tetapi nadaku bergetar karena menahan tangis.

Dancing On Ice In The Moonlight  [END] [PROSES REVISI] Where stories live. Discover now