#8. Threesome

5.6K 68 27
                                    


Berhubung kisahku barengan straight udah menipis, aku mau mulai share kisahku barengan gay. Kisahnya banyak, tapi mostly standar aja. Sama aja kayak kisah kamu-kamu di sini. Buka aplikasi, chatting, ketemuan, ngewe di kosan. Ngewe-nya pun standar, paling ciuman, jilat tetek, nyepong, ambil pelicin, balurin, masukin, mentok, crot crot crot. Enggak ada yang baru. Sekarang, aku mau ceritain kisah yang mungkin sebagian dari kamu enggak pernah lakukan atau justru enggak akan pernah dilakukan karena prinsipnya berbeda sama aku.

Threesome.

Pengalaman threesome-ku, sialnya, rada banyak. Wkwkwk. Pas aku coba untuk lihat kapan aja aku pernah threesome, aku geleng-geleng kepala ngelihat jumlahnya. Aku masih ingat threesome pertamaku. Waktu aku pergi ke Bali sendirian, gara-gara dapat promo Lion Air pulang pergi 300 ribu. Nginap di daerah Kuta, buka aplikasi, ketemuan sama satu orang yang visitor juga, ngewe. Eh, dia malah ngajak temannya buat datang, akhirnya ngewe bertiga.

Aku enggak puas sih sama threesome tersebut. Karena si temennya orang itu tuh berkali-kali coba masukin kontolnya ke bool-ku meskipun aku udah bilang enggak berkali-kali. Sok ganteng banget orangnya, padahal biasa aja. Gara-gara hal itu, kusimpulkan, threesome itu enggak seru.

Tapi itu enggak menghentikanku untuk threesome. Beberapa tahun kemudian, aku pacaran sama orang yang haus kontol. Saking hausnya, kami sering ngajak orang buat threesome, yang penting dia bisa ada dua kontol buat diisap. Di titik ini, kupikir threesome was not so bad, lah. Oke juga, buat variasi. Sambil aku ngentotin bool, sambil kulihat lelaki lain di seberangku kontolnya lagi diisap. Atau vice versa—sebaliknya.

Cuma yang jadi masalah sih ada di mantankunya. Wkwkwk. Enggak perlu ceritain detailnya, tapi seenggaknya aku enggak anti lagi sama threesome sejak saat itu. Putus dari dia pun, bersama pacar berikutnya, kami sempat threesome juga beberapa kali.

Nah, tapi yang bakal kuceritain kali ini adalah dua threesome yang enggak ada kaitannya sama mantan-mantanku. Threesome ini lumayan berkesan (yang pertama) dan kocak (yang kedua).

Ceritanya, aku punya seorang FWB di Bandung yang hobinya ngewe. Aku bakal agak menyamarkan identitas, ya, sebab dua orang yang threesome sama aku ini lumayan ada follower-nya di sosial media. Yang satu selebgram Bandung, yang satu selebtiktok Bandung. Follower-nya tuh K, tapi enggak sampe ratusan ribu juga. Jenis-jenis yang mungkin kamu juga follow gara-gara ganteng dan badannya oke.

FWB-ku namanya Uloh—bukan nama sebenarnya. Sengaja aku pake nama yang random banget kayak Uloh biar kalian enggak kepo nyari-nyari IG-nya. Aku ketemu sama dia tahun 2018, dikenalin sama orang yang kuajak ketemuan dari Grindr.

Ceritanya aku lagi dinas ke Bandung, di hotel aku tidur sendirian. Buka deh Grindr, terus ketemu sama satu boti lokal yang lumayan cakep. Dia dokter. Kami ngewe sampe dua kali and everything was fine. Bahkan setelah aku balik ke Jakarta pun kami intens berkomunikasi, dan setiap kali ke Bandung, dia bisa jadi jemput aku di stasiun. Sama si dokter ini bahkan aku pernah mainin kontolku ke bool-nya di atas motor, pas motor lagi jalan, sekitar pukul 1 dini hari. Tapi ini mah cerita lain kali, ya. Sebab enggak relevan sama topik kali ini.

Suatu kali, pas aku main ke Bandung, aku sama si dokter lagi makan malam bareng gitu, ngobrolin ini itu. Kemudian, si Uloh ngajak si dokter ketemuan gitu buat senam. Aku yang gabut, minta ikut lah ke sana. Tapi kata dokter, jangan, ada si Uloh. Dia ganjen orangnya. Aku bilang gapapa, enggak gampang tergoda aku mah.

Esoknya, ikutan senam, aku sama dokter udah di lokasi, Uloh datang telat. Kami senam sesuai rencana. Setelahnya, kami ngobrol-ngobrol. Ternyata bener, si Uloh ini ganjen. Dia duduknya nempel ke aku terus. Peluk-peluk dan manja-manjaan, padahal dia manly. Enggak kelihatan boti-nya sama sekali. Jadi kayak cowok straight yang seneng godain aja lah gimana.

Kumpulan Cerita GayKde žijí příběhy. Začni objevovat