10.AMARAH

38 4 1
                                    

***

"Kamu kenapa? Tanya Rania sebab heran melihat Zakry yang terlihat berbeda dari biasanya.

Zakry hanya diam tak berkutik, bahkan untuk menjawab Rania rasanya enggan.

"Zakry kenapa coba? Kenapa tiba-tiba diem gini" Rania tau, Zakry biasanya juga tidak banyak omong, cowok itu biasanya selalu fokus belajar, tetapi dia terlihat berbeda hari ini. Seperti sedang kesal terhadapnya.

Rania akhirnya memilih untuk diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rania akhirnya memilih untuk diam. Dia tidak ingin mengganggu Zakry dengan pertanyaannya.
Kedua siswa tersebut akhirnya sibuk dengan dunianya sendiri.

***

"Zakry kenapa sih? Tiba-tiba diem tanpa sebab!" gerutu Rania.

"Marah kali!" Ucap Aira asal.

"Tapi, kenapa?" Rania kembali bertanya.

"Ya, soal itu lo harus tanya sama diri lo sendiri Ran! Emang ada kejadian apa kemarin lo sama dia?"

Rania mengingat kembali kejadian kemarin, awalnya dia tidak merasa ada yang aneh.

"Emang kemarin ada paan?" Rania berpikir keras mengingat kejadian kemarin.

Seketika Rania teringat kejadian kemarin, dimana ketika pulang sekolah, antara Zakry dan Agas.

"Tapi, masa iya Zakry marah karena itu? "

Melihat sahabatnya yang termenung, Aira langsung menggoyangkan pundak sahabatnya itu.

"Aaargh kenapa si!?" Tanya Rania kesal.

"Kamu yang kenapa! Menung ga jelas!"

"Eh, sorry Ai. Hehe."

"Kalo ada masalah cerita Ran, jangan di pendem sendiri" ucap Aira khawatir melihat sahabatnya itu.

"Aku cuma kepikiran, kenapa Zakry marah sama aku? Apa karena kejadian kemarin?"

"Kejadian apa?"

Rania menjelaskan pada Aira kejadian apa yang terjadi kemarin, Aira sebenarnya sedikit terkejut mendengar cerita Rania kalau Rania mempunyai sepupu dan bersekolah di SMA UNIVERSE. Mendengar cerita Rania, sudah jelas dapat disimpulkan kalau Zakry memang marah karena kejadian kemarin.

"Dari cerita lo Ran, udah jelas kalau dia emang marah karena kejadian itu"

"Terus aku harus gimana? Bahkan Zakry aja gamau ngomong sama aku" Rasanya entah kenapa sakit sekali, ketika orang yang kita sukai tiba-tiba marah kepada kita. Rasanya dada Rania sesak.

"Harus coba selesain masalah itu sendiri Ran, mau gamau, apalagi kita temen sekelas, gaenak kan kalau punya masalah sama temen sekelas sekaligus temen sebangku, lo tenang aja, lo punya gw, Aurel, dan Luna"

Mendengar itu Rania rasanya ingin menangis. Dia gamau punya masalah lagi, Rania hanya trauma. Aira tau kenapa Rania seperti ini, karena ia punya trauma di masa lalu terhadap masalah dengan seseorang. Aira kemudian memeluk sahabatnya itu, mencoba menenangkan sahabatnya. Seketika air mata Rania mengalir deras dalam pelukan sahabatnya itu.

***

Rania kembali ke kelas dengan mata sembab. Tentu saja itu mengundang pertanyaan terutama sahabatnya.
Aurel dan Luna langsung menanyakan mengapa mata Rania sembab.

"Ran are u okey?"

"Ran kenapa?"

Pertanyaan itu kembali membuat Rania menangis. Membuat Aurel dan Luna bingung.

Hiks

"Ran? Kita ada salah ya? Maafin kita berdua ya? Jangan nangis"

Aira mengisyaratkan Kedua sahabat barunya itu untuk diam saja. Membiarkan Rania menyalurkan perasaannya dengan menangis. Mereka memilih mengajak Rania untuk ke luar kelas, sebab di kelas mereka malah menjadi pusat perhatian.

Setelah puas menangis Rania kemudian menceritakan apa yang terjadi. Dari cerita itu Aurel dan Luna paham apa yang terjadi.

***

Rania kembali ke kelas dan duduk di tempatnya. Karena matanya yang sembab Rania akhirnya memakai kacamata agar menyamarkan matanya.
Suasana antara Zakry dan Rania canggung, hanya diam selama pelajaran berlangsung. Beruntung hari itu tidak ada kerja kelompok. Rania menatap Zakry, tanpa ia sadari Zakry pun membalas tatapannya. Tapi, itu bukan tatapan yang diharapkan Rania. Tatapan tajam itu, sangat berbeda dengan tatapan Zakry yang hari itu pulang bersama Rania, yang menatap Rania dengan lembut.

Rania mengalihkan tatapannya ke sembarang arah. Rasanya matanya berkaca-kaca. Ia bertekad kalau masalah itu harus selesai hari ini juga.

"Zakry, pulang sekolah nanti kita harus ketemu di belakang sekolah"

"Terserah kamu mau jawab aku atau enggak, tapi kalau kamu ga datang aku nganggap kamu pengecut" lanjut Rania sambil tersenyum sinis.

Zakry yang sedang menulis, menghentikan aktivitasnya itu sejenak. Mendengar kata pengecut keluar dari mulut Rania membuatnya tersenyum miring.

***



Bahaya Zakry Rania bahaya >_<
Tungguin chapter selanjutnya! Pokoknya bakal makin seru:b

Oh ya aku bakal jelasin lagi disini kalau Rania itu hatinya lembut bgt saking lembutnya dia itu sensitif, paling gabisa kalau ada yang diemin dia, pasti dia langsung ngerasa ada yang salah sama dia, dan dia itu punya trauma di masa lalu, makanya dia ngerasa takut banget waktu Zakry ini ngediemin dia. Dia trauma.

Key cukup sekian
Bye.

EX-CRUSH (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang