Prolog

875 62 0
                                    

Jemari gadis itu bergerak sedemikian rupa. Mengarahkan kue yang tersaji di hadapannya. "Bagaimana dengan tawaranku, Yang Mulia?"

Claude menatap Penelope dengan tatapan yang datar. "Apa yang akan kau tawarkan jika aku membantumu?"

Pertanyaan yang berbentuk basa-basi semata. Sebab Claude de Alger Obelia telah mencintai Penelope Ziudith.

Siapa yang tidak mencintai gadis dengan warna mata hijau yang indah dan rambut seperti gandum yang memukau itu? Apalagi dengan status bunga sosial melekat kuat pada gadis bermanik emerald.

"Saya akan menjadi mata dan telinga Anda. Saya akan membuat dunia sosial berpihak pada Anda. Saya akan memudahkan jalan Anda menjadi kaisar suatu saat nanti."

Claude meraih kue yang disodorkan Penelope dan menyuapkannya ke dalam mulut. "Aku tidak tertarik pada tahta."

Penelope membuang nafasnya kasar. "Apapun akan saya berikan jika Yang Mulia mau membantu saya untuk lepas dari keluarga saya itu."

Keadaan keluarga Marquess Ziudith memang telah berbeda. Jikalau marchioness sebelumnya adalah sosok yang begitu memanjakan Penelope, maka Marquess baru adalah sosok yang sangat menyebalkan.

Marquess Ziudith yang baru memerintah, memaksa, dan membatasi Penelope dengan seenaknya. Tentunya Penelope yang telah dimasuki oleh jiwa [Name] tidak akan terima dan membuat jalan baru. Jalan baru untuk bebas dari cengkeraman kakak iparnya yang menjelma menjadi pemimpin yang buruk.

Claude menorehkan senyum tipisnya. Penawaran yang begitu menarik. "Kau tidak boleh menarik ucapanmu. Mengerti?"

Sontak, Penelope mengangguk dengan cepat. Gadis itu memberikan bolpoin yang selalu ia bawa kepada Claude. Memberikan waktu untuk Claude untuk menandatanganinya.

Senyum manis Penelope terbit begitu saja. Gadis itu menatap manik mata permata Claude dengan tulus. "Terima kasih, Yang Mulia."

September, 2023

[COMPLETED] I Was a Villainess Everyone Hated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang