Sekolah Ketika Malam Tiba (2/2)

211 25 1
                                    

Cerita fiksi ini memuat adegan tak senonoh seperti sex sesama jenis, rape, incest, violence, stockholm syndrome, bahasa kasar, dan adegan-adegan tak ramah lainnya. Mohon lebih bijak dalam memilih bacaan. Thanks!

***


"Pergi! Jangan ganggu aku, Setan!"

Jongdae hampir terjengkang kaget jika saja tangannya tidak memiliki refleks bagus untuk menyangga tubuhnya. Jongdae kembali mengarahkannya ponsel itu pada sosok di hadapannya yang ternyata adalah seseorang yang dia kenal.

"Eh, Chanyeol, ya?” tanyanya memastikan. Ketika orang itu menyuruhnya pergi, Kim Jongdae dengan jelas mengenali suara orang yang sering memakainya itu. Park Chanyeol.

Untuk apa orang seperti ini malam-malam masih ada di sekolah begini?

Dengan polosnya Jongdae sempat berpikir kalau Chanyeol juga ketiduran seperti dia sampai-sampai tak sadar kalau sekolah telah usai dan orang-orang sudah pulang.

Dengan mengumpulkan nyali. Jongdae kembali menyentuh pundak itu. "Chanyeol?" Jongdae kembali memastikan. "Ini kau, 'kan?"

Jongdae buru-buru memundurkan tubuhnya ketika sosok remaja lelaki yang dikiranya sebagai Chanyeol itu mengangkat wajahnya yang memerah dengan ingus dan air mata membasahi pipinya. Jongdae tersenyum lebar; dugaannya benar.

Mata sipit Jongdae seketika terbelalak ketika dengan tiba-tiba Chanyeol memeluknya erat dan kembali menangis pelan.

Benar-benar!

Ini bukan seperti Park Chanyeol yang Jongdae kenal. Sungguh!

Parahnya Jongdae tidak tahu harus bereaksi seperti apa! Apa dia harus menghiburnya atau mengusirnya?

Mungkin karena suasananya juga agak mendukung, Jongdae tiba-tiba teringat pada sebuah adegan drama tentang sepasang kekasih yang tengah berpelukan di perpustakaan sekolah pada malam hari karena sama-sama terkunci. Itu lucu karena pada akhirnya keduanya dikira berbuat mesum keesokan harinya oleh para guru.

Eh, tapi mereka tidak akan berakhir seperti itu, kan?

Dengan nekat, Jongdae mengangkat tangan kanannya sepelan mungkin—ingin mempraktekkan apa yang dilihatnya— lalu memukul kepala belakang Chanyeol sekuat yang ia bisa hingga membuat Chanyeol mau tak mau melepaskan pelukannya.

"Ngapain, sih?" kesal Chanyeol sambil memegangi kepalanya sakit; menatap Jongdae kesal.

Jongdae memasang senyum anehnya—-dimata Chanyeol. "Kamu sendiri ke-kenapa tiba-tiba memelukku?" tanya Jongdae agak canggung. Apa Jongdae salah jika mengira salah tengah ketakutan?

Chanyeol sempat menatap wajah Jongdae sekilas. Lalu, dahinya mengernyit. "Kau sendiri mengapa ada di sini sendirian malam-malam begini?" tanyanya balik ketika menyadari bahwa tangan yang ia pegang tadi ternyata adalah tangan Jongdae (entah kenapa Chanyeol bersyukur) dan mungkin saja juga bahwa siswa yang Chanyeol sempat lihat di toilet tadi mungkin cuma Jongdae, dan kemungkinan juga bahwa Valak yang Chanyeol lihat tadi juga cuma orang iseng.

Tapi, karena mungkin Chanyeol dalam keadaan parno makanya ia jadi seakan melihat yang tidak-tidak? Hehe. Memikirkan itu membuat dada Chanyeol terasa lega, bibir tebal remaja itu melengkungkan senyum puas. Chanyeol berdoa semoga memang seperti itu adanya meski nyatanya suasananya justru berkebalikan.

Jongdae menghela napasnya. "Aku ketiduran dan ketika aku terbangun, tiba-tiba hari sudah malam dan kau juga ada di sini," jujurnya. Membuat mata Chanyeol melebar. Jongdae yang melihat reaksi Chanyeol ikut melebarkan matanya panik. "Ada apa?" binggungnya.

Dengan tiba-tiba. Chanyeol kembali memeluk tubuh mungil Jongdae sambil bersimpuh. "Kali ini jangan memukul kepalaku lagi atau kau akan habis ditanganku!" ancam Chanyeol.

MATURE CONTENT BL [CHANCHEN 🔞]Where stories live. Discover now