12

271 23 1
                                    

"eh [name], kenapa? keliatannya lagi mikir?" ucap kakak [name], kiara. Kiara menghampiri [name] yang sedang membuka laptopnya, kenapa ia tidak memakai komputernya saja?

"ini kak. Aku mau bantuin temenku tapi aku sendiri gak tau harus mulai dari mana?" ucap [name] hanya melihat laptopnya yang berada dihalaman beranda.

"emangnya temen kamu kenapa?" ucap kiara mengambil kursi dikamar [name] dan duduk disebelah [name].

"temen aku diikutin sama cewek misterius rambut maroon kak, apalagi yang diikutin cuma yang cowoknya" ucap [name] menjelaskan. Kiara yang awalnya tidak menutup pintu kamar [name] pun sekarang menutup pintu kamar [name] setelah mendengar ucapan [name].

"kamu ada tersangka?" ucap kiara merubah situasi. [name] mengangguk.

"tentu. Ini, Cinta Delima Chaeliesh" ucap [name] menunjukkan akun sosial cinta. Akun sosial cinta memperlihatkan kegiatan liburan dan jalan-jalannya yang terkesan mahal dan mewah.

"Chaeliesh? Bukannya... Semua anggota keluarga Chaeliesh ditahan dipenjara led'nerd ya?" ucap kiara berpikir ulang. Apa mungkin masa ditahan mereka sudah habis? Atau ada yang kabur? Atau yang terburuk mereka tidak ketangkep?!

"hah? Maksud?" ucap [name] merasa ada yang aneh.

"iya, tahun 20** semua anggota keluarga Chaeliesh ditahan karna memakai dan menjual obat-obatan, menjual belikan budak, menculik anak dan mengambil organ mereka untuk dijual" ucap kiara mengetik sesuatu digoogle [name]. Keluar lah searching-an kiara.

"lihat itu. 'kasus tahun 20**, keluarga Cheaelish ditahan dipenjara led'nerd'. Yakan? Karna kakak yang jadi penyidik sebagai bantuan" ucap kiara.

"terus kok bisa cinta ayah dan ibunya masih diluar penjara? Mereka kabur atau gak ketangkap?" ucap [name] bertanya.

"kurang tau deh kalo kakak. Soalnya kakak cuma disuruh buat jadi penyidik dan ngelakuin penyidikan. Soal ketangkep kakak gak tau. Nanti kakak tanya ke polisi yang kerja sama ama kakak. Solnya bahaya juga kan kalo mereka ngelakuin itu lagi" ucap kiara memgambil handphonenya dan buru-buru memberi pesan ke polisi yang menjadi rekan kerjanya.

"btw waktu kakak liat keluarga Chaelish kakak liat rambut mereka warna apa?" ucap [name] bertanya sekali lagi.

"kalo gak salah warna maroon deh. Soalnya kena cahaya remang-remang foang rambut mereka" ucap kiara berpikir sebentar sebelum lanjut mengetik pesan.

"oh ok kak thank you" ucap [name] kembali berkutat dengan laptopnya.

"ada gunanya ya gua punya kakak jurusan hukum plus pernah jadi penyidik wkwk"

***

"[name]! Lu tau gak si gila ini!" ucap amber mengejutkan [name] yang baru sampai sekolah dengan wanderer.

"apa sih, ngagetin aja" ucap wanderer lalu berjalan kekursinya duluan.

"tentang apa?" ucap [name] membukan headsetnya dan mematikan lagu dari handphone nya.

"kemarin ayato gak sengaja kefoto si penguntit kita! Rambut maroonnya kali ini keliatan jelas" ucap amber melihatkan foto yang dikirim ayato lewat grup.

"oh iya [name] belum masuk tolol ke grup kita" ucap fischl datang.

"oh iya ya. Woi wawan! Lu masukin [name] ke grup dah, gua malas dan gak punya no nya" ucap amber berteriak.

"iya berisik amat elah" ucap wanderer.

"kalian tau rambut asli cin-"

"halo! Ih kalian pasti kangen aku kan! Sabtu minggu ini kalian kesepian karna gak ada aku..!" ucap cinta datang dengan riang gembira, tapi tidak dengan pihak [name] dan yang lain.

"gila  urat malunya udah putus itu" gumam fischl berakhir ditabok barbara.

"hadeuh gak boleh ngomong gitu didepan orangnya" ucap barbara lelah dengan temannya yang suka ceplas ceplos asal ngomong aja.

"wow, takut ketahuankah? Wkwk"























[ To Be Continue]









𝐁𝐀𝐊𝐀, 𝐈𝐃𝐈𝐎𝐓, 𝐆𝐎𝐁𝐋- || Wanderer x Reader •Where stories live. Discover now