JAYDEN 20

1.3K 47 0
                                    

Naka kini ingin tidur, ia memberi pembatas antara dirinya dengan Jayden. tadinya ia akan tidur dikamar sebelah, tapi Jayden tetap ingin tidur dengannya.

"Sayang, kok dikasi pembatas huh?!!" Kesal Jayden membuang guling itu.

Naka tidak mendengarkan celotehan Jayden, ia berusaha menutup matanya ,tetapi tetap tidak bisa karena Jayden terus mengomel.

"Kamu tu ya-"

"STOP".

Ia meninggikan suaranya, sangat kesal dengan perbuatan Jayden tadi dan kini ia dibuat menjadi sangat kesal.

"KAMU BISA DIEM? BERISIK TAU GA?!"

Naka menghela nafasnya pelan, memejamkan matanya sejenak, ia berdiri dengan pelan pelan karena perutnya kini semakin membesar.

"kemana?"

"minggat"

Jayden bergegas menghampiri Naka dan mencekal tangannya, "No! gaboleh."

"Apaansih, aku cuma mau cuci muka!" Naka pergi dengan memegang perutnya.

"Maaf." lirih Jayden memandang punggung Naka yang berjalan ke kamar mandi.

---------


Zergan ingin menjenguk Johan di rumah sakit, katanya beberapa hari kedepan Johan sudah dibolehkan pulang ke rumah.

Zergan melewati jalanan yang sepi dan gelap, jalanan itu untuk mempercepat perjalanannya di rumah sakit.

Zergan melihat seorang wanita, duduk seorang diri di bawah redupnya lampu jalanan itu. ia menunduk, rambutnya tergerai membuat Zergan merinding.

ia berfikir, apakah itu Kunti??

"Neng, ngapain disitu??" Ucap Zergan sedikit keras karena Zergan berhenti di kanan jalan, dan wanita itu di kiri jalan.

Wanita itu hanya diam dan menunduk, Zergan semakin penasaran dengannya. "Ngapain malam malam disini neng ?rumahnya dimana?" Tanya Zergan pada wanita itu.

Dari kejauhan, Zergan melihat sosok putih melayang kesana kemari. ia seketika mematung dan mengucek matanya apa yang ia lihat barusan.

"Neng ayo pergi neng, disini bahaya" Ajak Zergan melihat ke arah wanita yang tidak berpindah posisi itu.

Wanita itu sedikit mendongak kan kepalanya. penuh lebam, luka di pipi yang membiru, dan darah di sudut bibirnya.

Zergan panik, ia melepaskan meninggalkan motornya dan berlari kearah wanita itu. "lo gapapa?" tanya Zergan khawatir.

Wanita itu menggeleng lemah, matanya sembab dan kantung mata yang hitam, rambut acak acakan. entah apa yang dirasakan oleh wanita ini.

"Ayo ke rumah sakit, atau mau aku antar pulang? disini bahaya, apalagi kamu perempuan." Zergan menatap wanita itu kasihan, berniat mengantar wanita itu ke rumah sakit.

"Tidak, terimakasih. aku akan disini saja" Wanita itu tersenyum getir menatap Zergan.

"Tadi aku melihat sosok putih melayang, jangan jangan...."

"Ya! jangan menakutiku "

"yasudah jika kau tidak mau, kalau nanti kau di nampakkan wujudnya, jangan pingsan." Zergan berdiri dan mulai berjalan kearah motornya.

Wanita itu menatap kanan kirinya, hanya lampu diatasnya yang menjadi penerang jalan. tetapi ini juga redup, dan ia juga takut terhadap hal begituan.

"Aku ikut."









"Aku kembali, sayang." Lelaki itu menyeringai kecil, melihat foto Naka dengan senyum merekah disana.

Vernon.

Ia sudah pulang dari Amerika, ia pulang karena ingin mengambil kembali Naka dari pelukan Jayden. ia tidak takut dengan nya, karena bagi Vernon, Jayden hanya debu kecil yang melekat pada barang usang.

Vernon juga mengetahui jika Naka sedang mengandung, itu tidak jadi masalah baginya. ia akan merebut Naka, setelah ia melahirkan nanti. ia akan membawa Naka ke Amerika, dan hidup berdua dengannya.

"Bersenang senang lah, waktumu hanya tinggal 2 bulan sayang." Vernon berdiri dari kursi kerjanya dan pergi ke arah ruangan tersembunyi.

"SAKITTT AKHH TOLONG LEPASKANN!" Rintihan seorang lelaki dibalik ruangan itu, Vernon terus menyiksa orang itu hingga kehilangan nyawanya.

Vernon kembali dari ruangan itu, ia mengganti bajunya dan tak lupa memakai parfum. agar orang orang terdekatnya tidak curiga.

Psycopath Husband Where stories live. Discover now