BAB 47 (AKU BERJANJI UNTUKMU)

1K 142 2
                                    



     Keadaan dalam istana saat ini begitu heboh, rumor tentang Raja Artiar yang jatuh sakit menyebar dengan cepat. Membuat wilayah Artiar menjaga lebih intens teritorial wilayahnya, karena sedang gencar tentang ekspansi perluasan wilayah kerajaan dari berbagai wilayah. Putra Mahkota Vedra telah bersama sang Ratu berkumpul untuk mengetahui hasil kesehatan Raja Artiar.

     Dalam keadaan lemah, Raja Artiar dengan sabar menunggu putra bungsunya yaitu pangeran Cleo untuk segera hadir di depannya. Namun tidak kunjung sampai.

     Tak lama datang seorang Ahli Nujum yang terkenal di Kerajaan Artiar bermaksud untuk menjenguk yang mulai Raja yang tengah terbaring sakit. Alih alih menanyakan keadaan yang mulia Raja. Sang Ahli nujum malah berceloteh tentang putra bungsunya.

    "Yang mulia, putra bungsu mu akan menjadi pilar Kekaisaran besar suatu hari nanti". Kata perempuan tersebut dengan jubah hitam yang ia kenalan.

    Mendengar hal ini Raja Artiar tersenyum bahagia, ia berfikir jika putra nya akan menjadi raja ataupun orang yang hebat. Berbeda dengan Raja Artiar, Vedra sedikit tidak menyukai hal ini yang membuatnya terlihat sedikit memasang wajah masam.

    "Tetapi... " Sambung perempuan tua itu dengan nada serius.

    "Tetapi ada apa, ada apa dengan putraku? " Tanya sang Raja.

     "Untuk mencapai hal tersebut, putramu akan mati".

     " Apa? "

     "Kebencian, rasa cemburu, dan tamak dalam hati seseorang membuatnya akan mengalami kematian paling mengerikan didalam hidupnya".

     " Apa yang kau katakan wanita tua! Berani sekali kau berbicara seperti itu tentang putraku! Putraku akan hidup panjang! Beraninya kau berkata buruk seperti itu dihadapan Raja! " Raja Artiar mengamuk saat mendengar hal ini. Padahal keadaannya telah lemah. Namun ia masih memiliki tenaga untuk memarahi wanita tua itu.

     Vedra tertegun akan kalimat sang ahli nujum. Ia memang tidak menyukai adiknya karena hal suksesor tahta. Namun ia tidak sampai ingin membunuhnya, bahkan sebenarnya Vedra adalah orang yang paling perhatian terhadap Cleo. Hanya saja ia membuat semua tampak tidak terlihat.

     "Siapa yang mencoba untuk membunuh adikku? " Tanya Vedra dalam hati. "Mhaman, tolong bisa kau jelaskan kematian seperti apa yang kau maksud? " Tanya Vedra kali ini.

     "Kematian yang mengubah seluruh hidupnya, yang mulia putra mahkota. Tubuhnya tidak mati, namun hatinya yang akan mati. Dan itu adalah kematian paling menyakitkan yang akan diterimanya. Dengan begitu ia akan menjadi pilar kokoh yang tinggi di masa depan". Jawab Perempuan tua tersebut.

     Tak berapa lama, wanita tua tersebut pamit undur diri. Vedra hanya memandang ke luar istana. Menatap ke arah taman yang hampir mati di salah satu sisi bagian Kerajaan. Itu adalah taman milik Cleo. Semenjak dayang asuh dari Cleo tewas terbunuh. Keadaan taman tidak terawat, walaupun Cleo sangat menyayangi taman tersebut. Namun semua menjadi sampah saat dayang asuh itu meninggal.

     Keadaan Raja Artiar tidak dalam hal yang membahayakan namun keadaannya masih lemah. Sedangkan Cleo belum juga kembali sampai saat ini.

     "Yang Mulia Vedra, ada kabar buruk" Kata salah seorang pembawa pesan. Terlihat ia sangat tergesa gesa untuk menyampaikan berita ini.

     "Ada apa? " Tanya Vedra. Ia berbalik dari arah jendela dan segera keluar untuk menemui sang pembawa pesan.

     "Maafkan saya yang mulia, tapi kami mendapat kabar dari pengawal pribadi divisi 1 milik pangeran Cleo".

Dancing On Ice In The Moonlight  [END] [PROSES REVISI] Où les histoires vivent. Découvrez maintenant