10: Laugh

192 53 5
                                    

"Aku kehilangan kata-kata Soo", itu yang Yeri lontarkan di pagi hari ini. Sooyoung berakhir menginap di rumah milik Taehyung dan juga Yeri. Dan kini ia dan Yeri menikmati sarapan di taman rumah Kim bersaudara itu. Sooyoung tersenyum kecil pada Yeri lalu menghela nafas kasar.

"Kau tak perlu mengatakan apapun, Yer. Maaf aku selalu menyusahkanmu", ujar Sooyoung sembari menuangkan jus jeruk pada gelasnya.

"Hari ini kau tidak bekerja?", suara berat itu muncul dari arah seberang. Taehyung berjalan melewati jalan setapak kearah dimana Sooyoung dan Yeri tengah menyarap di pagi ini. Sooyoung menggelengkan kepalanya sebagai respon.

"Aku hanya akan kesana sebentar. Menyerahkan surat pengunduran diriku",

"Wait! What?", Yeri terlihat begitu terkejut dengan apa yang ia dengar. Sedangkan Taehyung hanya menganggukan kepalanya. Tak begitu terkejut karna ia sudah tahu akan hal ini terlebih dahulu.

"Kalau kau tidak jadi dokter, kau mau jadi apa?", tanya Yeri.

"Bu.. bukan! maksudku begini, Soo... Eung... Kau tidak berencana untuk menganggurkan?", panik Yeri. Sooyoung tertawa kecil lalu menoleh kearah Taehyung.

"Orang itu bosku sekarang", jawab Sooyoung. Taehyung menatapnya tajam lalu menghela nafas kasar.

"Lebih baik kau membawakan keuntungan besar padaku, atau kau harus membayar uang ganti rugi yang besar", ancam Taehyung.

......................................................................

Sooyoung melirik ke pria di sampingnya dengan wajah datarnya. Sedangkan pria itu hanya diam dan fokus dalam kemudinya. Sooyoung mendengus kesal.

"Sudah kuduga kau memang tidak bisa dipercaya!", ucap Sooyoung pedas. Taehyung menghela nafas kasar.

"Kau bukan anak kecil yang harus lari dari masalah. Jihyo jujur tentang apapun padamu. Menurutmu adil baginya jika kau berutang penjelasan padanya?", balas Taehyung.

"Apa yang harus kujelaskan? Bahwa aku ialah kekasih dari calon suaminya? Lalu menggagalkan pernikahan mereka? Lalu bagaimana nasib bisnis keluarga Daniel?", tanya Sooyoung kesal.

"Lalu kau mau sampai kapan menutupi ini semua dan membuat Jihyo tampak seperti wanita bodoh?", balas Taehyung sengit.

"Turunkan aku disini!", pekik Sooyoung emosi. Taehyung menghela nafas kasar lalu menancap pedal gasnya dengan pasti.

"Tidak akan! Kau memintaku membantumu kan? Sekarang turuti aku", sepersekian detik kemudian Sooyoung kembali mendatarkan wajah marahnya. Ia menutup matanya singkat lalu kembali membuka kelopak matanya.

"Lalu bagaimana dengan ibuku? Apa ia akan terus membenciku sampai akhir?",

"Bodoh! Ia tidak mungkin membencimu. Ia membesarkanmu dengan baik", tukas Taehyung. Sooyoung meliriknya singkat lalu tersenyum pelan.

"Aku pernah berpikir bahwa dulu kau itu malang, ditinggal orang tuamu di usia yang begitu muda", Taehyung menaikan sebelah alisnya menanti lanjutan dari wanita disampingnya.

"Nyatanya aku justru kehilangan mereka di usia 3 tahun secara bersamaan", Sooyoung terlihat tersenyum setelah mengucapkan kalimat ini.

"Hei! Berhenti mencari persamaan antara kita berdua", tegur Taehyung. Sooyoung mengerutkan keningnya.

"Siapa yang mencari persamaan? Hanya kebetulan saja sama", jawab Sooyoung tidak terima dengan tuduhan mencari persamaan.

"Jangan mengelak! Kau berusaha mencari persamaan antara kita berdua kan? Kau mulai suka padaku ya?", nada bercanda terselip disana. Taehyung menatapnya dengan wajah jahilnya. Sooyoung terbahak lalu memukul lengan Taehyung dengan keras.

"Bukankah kau yang suka padaku? Dari raja setan secara mendadak jadi pangeran berkuda putih yang sering kurepotkan", balas Sooyoung dengan nada yang tak kalah mengejek.

"Dari raja menjadi pangeran? Bukankah itu turun tahta namanya? Enak saja! Aku suka padamu? Kau bermimpi hei bocah!", Sooyoung kembali tertawa lalu menjulurkan lidahnya mengejek Taehyung yang masih sibuk berkendara.

"Ya sudah kalau begitu aku akan memanggilmu ibu peri dari sekarang",

"Ibu peri? Hei tidak ada sebutan yang lebih normal?", protes Taehyung.

"Contohnya", tanya Sooyoung.

"Oppa tampan? Malaikat tampan? Bos tampan?", Taehyung berujar sambil tertawa menertawakan dirinya sendiri yang nyatanya begitu narsis. Sooyoung bergidik geli mendengar sebutan-sebutan itu. Lalu kembali terbahak.

"Wajib ada kata tampannya ya? Ya kuakui kau memang tampan. Matamu bagus, hidungmu mancung dan bibirmu...",

"Menggoda untuk dicium?", potong Taehyung.

"Yya!!! Iuw! Kau sangat menjijikan", pekik Sooyoung. Taehyung tertawa lalu mengerem mobilnya karna lampu merah.

"Yakin tidak mau menciumku? Kalau tidak mau sini biar aku saja yang menciummu!", ledek Taehyung sambil tertawa puas.

"KIM TAEHYUNG BODOH! Awas saja jika kau berani!", maki Sooyoung dengan sebal.

'Setidaknya anak ini tertawa kan?', pikir Taehyung.

'Setidaknya anak ini tertawa kan?', pikir Taehyung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


......................................................................

Setelah sakit yang gak kelar-kelar akhirnya author merasa lebih baik. Hari ini up 3 part sekaligus. Maaf ya buat yang dari kemarin tungguin. Terima kasih sudah menanti dan jangan lupa vote & komen nya ya.

Precious Sooyoung ( VJOY ) MWhere stories live. Discover now