01: Best friend

222 46 4
                                    

"Kau berhasil menghubunginya? Adikmu?", nyonya Park bertanya dengan wajah paniknya. Dengan ekspresi yang sama Jihyo menggelengkan kepalanya. Nyonya Park menghela nafas kasar lalu memijat pelan pelipisnya. Jam telah menunjukan tepat 08.34 KST. Seorang wanita berusia 22 tahun belum pulang ke rumahnya sejak malam tadi. Putri bungsu keluarga Park keluar dari rumah tanpa membawa kendaraan pribadi. Bahkan tidak ada yang benar-benar sadar bahwa Sooyoung pergi dari rumahnya.

Sooyoung anak yang cukup tertutup. Temannya hanya dalam hitungan jari dan nyonya Park nyatanya terlalu sibuk untuk benar-benar tahu tentang bagaimana pergaulan putri kecilnya.

"Aku sudah menghubungi Yeri dan juga Wendy. Sooyoung tidak sedang bersama mereka. Tapi ada yang aneh eomma", nyonya Park mengerutkan keningnya menanti kelanjutan kalimat dari Jihyo.

"Wendy bilang mungkin Sooyoung tengah bersama kekasihnya",

"Kekasih?", nyonya Park tampak terkejut. Namun ia kembali menyibukan dirinya dengan ponsel miliknya. Keputusannya bulat sudah untuk meminta detektif swasta langganannya untuk mencari Sooyoung. Baru ingin menyentuh tombol hijau pada layarnya, Sooyoung muncul dengan wajah datarnya.

"Soo! Astaga! Kau darimana saja? Aku dan eomma sangat mengkhawatirkanmu", Sooyoung menunjukan senyum terpaksanya lalu memeluk kakaknya singkat. Hanya Jihyo yang benar-benar menyayanginya dirumah ini.

"Dimana kau menginap semalam?", Sooyoung hanya menatap ibunya singkat lalu mendudukan dirinya pada sofa dimana mereka, Jihyo dan nyonya Park duduk sebelumnya.

"Onni, kau melihat Haetnim?", tidak berniat menjawab ibunya sama sekali.

'PLAKKK!!'

Sooyoung dapat merasakan dengan jelas bahwa pipinya terasa begitu panas dan sakit disaat yang bersamaan. Ia dapat merasakan dengan jelas juga ada sesuatu yang menetes dari sudut bibirnya.

"Apa yang sebenarnya ada didalam kepalamu Park Sooyoung?!?! Jawab pertanyaanku!!!",

"Eomma! Jebal! Sudahlah!", Jihyo dengan cepat mendudukan diri tepat disamping Sooyoung lalu menyentuh pipi Sooyoung yang terlihat berbekas. Jihyo mulai merasa sesak dan menangis.

"Ahjumma!", Jihyo memanggil salah seorang asisten rumah tangga dirumahnya.

"Es batu. Tolong ambilkan es batu",

Berbeda dari biasanya, Sooyoung tidak menangis sama sekali. Pandangan matanya kosong. Namun yang sangat amat ia lakukan sekarang, hanya satu.

Melakukan semua hal yang tidak ibunya sukai.

"Kau lihat? Kakakmu bahkan menangisi tingkahmu yang begitu tidak beradab! Kau menginap dimana?! Lelaki mana?! Siapa lelaki itu?!", nyonya Park menanyainya dengan frustasi dan volume yang sangat keras. Sooyoung tertawa kecil, lalu membangkitkan tubuhnya dan menatap ibunya dengan sorot mata tajam.

"Kau tidak perlu tahu. Toh selama ini kau memang tidak pernah mau tahu apapun tentangku", Sooyoung berlalu dengan cepat dari hadapan ibunya. Sedangkan nyonya Park terduduk dengan perasaan yang diremas. Hatinya tidak nyaman dan sesak. Ia terduduk tanpa bisa membalas ucapan putri kecilnya. Amarahnya benar-benar membuncah.

"Kau lihat kelakuannya? Kau lihat?! Itu akibat kau terlalu memanjakannya dan selalu membelanya Jihyo!",

......................................................................

Sebuah kamar bernuansa biru muda itu menjadi tempat dimana ketiga wanita muda itu berkumpul. Si pemilik kamar hanya memandang salah satu tamunya dengan tatapan bingung dengan beberapa penyampaian lewat sorot matanya.

"Ah sudahlah. Kalian pasti bosan sekali mendengarkan keluhanku yang selalu sama dari tahun ke tahun", Sooyoung tersenyum pada teman-temannya lalu mulai memasukan ponselnya kedalam tasnya. Pertanda akan segera pergi dari tempat ini.

"Tidak Soo! Tidak sama sekali", ujar si pemiik kamar.

"Yeri benar. Itukan gunanya kami sebagai temanmu. Mendengarkan keluhanmu bukan hal yang sulit. Yang sulit ialah bagaimana caranya aku bisa menahan diri untuk tidak emosi pada ib..", ucapan wanita muda bernama Wendy itu berhenti begitu tersadar setelah Yeri menyeggolnya.

"Maaf aku selalu membebani kalian berdua", ucap Sooyoung tulus.

"Lebih baik kau menginap saja disini", usul Yeri. Sooyoung tampak menimbang ide tersebut. Lalu ia mengerutkan keningnya dan menghela nafas kasar.

"Kakakmu tidak akan suka dengan keberadaanku disini. Dan ia kan segera melapor pada ibu dan juga kakakku", jawab Sooyoung.

"Ya meskipun hubungan kalian seperti Tom & Jerry aku yakin Taehyung sunbae bukan orang yang bermulut besar", cetus Wendy. Sooyoung menatap Wendy tidak senang lalu menoyor kepala Wendy dengan jari telunjuknya.

"Kepalamu tidak bermulut besar. Kau lupa siapa yang membocorkan soal Chanyeol oppa soal perasaanmu?", Wendy mengulum bibirnya.

'Baiklah Son Wendy. Tutup mulutmu dan jangan ikut berkomentar. Sooyoung sedang galak', pikir Wendy.

"Lagian kau menginap disini sebagai tamuku. Tidak ada kaitannya dengan oppaku. Ayolah menginap saja. Kau tidak akan sanggup untuk sekedar makan malam dan sarapan dirumahmu. Yang ada kau tercekik karna omongan ibumu", Sooyoung menghela nafas kasar. Perasaannya sungguh kacau. Ditambah lagi ibunya mulai menanyainya soal siapa kekasihnya.

"Aku memang menginap sebagai tamumu Yeri. Tapi ini rumah kakakmu", balas Sooyoung. Yeri menatapnya sebal.

"Kenapa kau menyebalkan sekali sih? Toh kau tidur denganku jika menginap. Bukan dengan kakakku", jawab Yeri dengan nada penuh kekesalan.

"Tapi tidur dengan pria setampan kakakmu juga tidak akan merugikan Sooyoung. Benarkan Soo? AW!", ucapan Wendy berakhir dengan jeritan karna Sooyoung tanpa ampun menjambak rambut milik Wendy.

"Aku pasti sudah gila jika sampai tidur dengannya",

"Sooyoung benar, Wen. Dia saja masih sesuci biarawati. She still a virgin", ucap Yeri lalu terbahak bersama dengan Wendy.

"Suci ya suci. Tidak perlu menambahkan gelar biarawati padaku", protes Sooyoung.

"Apa ibumu sudah tahu bahwa Daniel itu kekasihmu?", Sooyoung menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Oh astaga! Kau sudah berpacaran dengan Daniel selama 3 tahun. Ibumu juga tidak akan masalah karna ibunya Daniel ialah sahabatnya sendiri. Bukankah masalah akan selesai dan ibumu akan berhenti marah?", komentar Yeri. Wendy mengangguk setuju. Sooyoung terdiam untuk beberapa saat. Sampai pada akhirnya kedua sudut milik bibirnya terangkat membentuk lengkungan bulan sabit yang begitu menawan.

"Mungkin kalian benar. Ibuku sudah seharusnya tahu"

 Ibuku sudah seharusnya tahu"

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

.............................................................

Gimme some vote & comment my beloved reader hehehe. Biar author makin semangat nulis dan siapa tau otak makin dikasih ide berlimpahan. 23.30 part 02 akan up

Precious Sooyoung ( VJOY ) MOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz