[ p o s i t i f : 17 ]

320 18 4
                                    

vote dan komen, wajib!!! cerita ini minim konflik, jadi yg gak suka skip aja ya.

pingin cepet-cepet namatin cerita ini.

"Bosen?"

"Hm?"

"Ayo ikut aku latihan basket sama temen-temen."

"Nggak papa emangnya?"

"Ya nggak papa lah, temen-temenku juga kan udah pada tau kamu."

Vira mengangguk, dia masih merasa canggung menggunakan aku-kamu padahal sudah satu mingguan lebih. Dengan cepat Vira mengganti pakaiannya dan mengikuti Cleo.

Dilapangan sudah ada Devan, Rendy, Naren, Hario, Mahes dan Janu masing-masing membawa pacarnya.

"Wih pengantin baru akhirnya sampai juga," Rendy meledek.

Vira menunduk malu, sedangkan Cleo malah tersenyum dan menggandeng tangan kanan Vira. Terdengar cuitan dari Devan dan Rendy membuat Vira melepas genggaman tangan Cleo.

"Ah tau gitu gue bawa Clara kesini."

"Ya elo ngapa kagak bawa pacar lo?"

"Gue kira Cleo nggak akan ngajak Vira, karena takutnya Vira-"

Ucapan Hario terhenti saat dia sadar atas apa yang dia ucapkan. Hario merutuki dirinya sendiri yang hampir membeberkan keadaan Vira yang sedang mengandung.

"Vira kenapa?" Tanya Mahes.

"Nggak kenapa-kenapa," jawab Cleo cepat.

"Udah ayo latihan sekarang aja."

Semuanya mengangguk saat mendengar suara Rendy.

Sudah setengah jam mereka bermain dan waktunya istirahat, sebenarnya Devan sih yang minta istirahat. Vira langsung mengalihkan pandangannya saat tidak sengaja melihat Juno sedang berciuman dengan pacarnya. Pipi Vira memerah karena malu, untungnya saja tidak ada yang menyadari.

"Vira?"

"Ha? Kenapa?"

"Kamu yang kenapa, kok ngelamun sih."

"Aku nggak papa kok."

"Kalau ada apa-apa cerita ya."

Setelah minum dan beristirahat sejenak, mereka mulai latihan lagi. Cleo dari tadi sadar kalau Naren memandangi Vira. Dengan sengaja Cleo melempar bola basket kearah Naren dan untungnya laki-laki bergigi kelinci itu langsung menangkapnya.

"Ngeliatin apa lo?" Naren menggeleng.

Setelah latihan selesai, Cleo dan Vira tak langsung pulang karena Vira ingin makan kebab dan telur gulung.

"Telur gulung nya buat sendiri aja ya, rame banget lama ngantrinya."

"Nggak mau, maunya itu," Vira menunjuk pedagang didepan sana.

"Nanti pulangnya kemaleman kalo nunggu, aku bisa kok bikinnya."

"Yaudah deh, ayo bikin sendiri tapi yang banyak ya aku mau makan telur gulung yang banyak pokoknya!"

"Iya-iya, aku buatin yang banyak biar kamu sama dedek bayi kenyang."

Cleo sedang membuat telur gulung sedangkan Vira duduk anteng disofa sambil makan kebab. Kebab pertama sudah habis dan Vira lanjut makan kebab kedua, dia memang meminta beli dua kebab tadi.

"Ini telur gulungnya udah jadi, maaf karena nggak ada bambu lidinya aku pake sumpit."

Mata Vira langsung berbinar, tapi sebelum mengambil telur gulung itu Vira menghabiskan kebabnya terlebih dahulu. Cleo melongo melihat nafsu makan Vira sekarang. Tapi dia bersyukur sih lebih baik banyak makan daripada tidak.

"Kok kamu kepikiran pake sumpit sih?"

"Ya kalo nggak pake sumpit pake apa? Nggak mungkin aku pake lidi nya sampu lidi."

Vira tertawa, "iya juga yah."

Cleo mengambil tisu dan mengusap ujung bibir Vira yang terkena sedikit saos sambal. "Makan yang bener, Vira."

"Iya, Cleoooo."

Cleo yang merasa gemas refleks mencium pipi Vira.

"Sorry."

"Nggak papa kok."

"Beneran nggak papa? Aku boleh cium lagi?" Vira mengangguk pelan.

Cupp.

"Aku suka pipi kamu, gembul."

Vira berhenti makan, "aku, gendutan ya?"

Cleo menggeleng lalu tersenyum, "nggak, kamu nggak gendut."

"Beneran?"

"Aku suka pipi kamu yang gembul, gembul bukan berarti kamu gendut. Badan kamu masih sama tapi emang pipi kamu tambah gembul dan aku suka. Please jangan terlalu mikirin berat badan ya Vir, sekarang kamu tuh berbadan dua jadi wajar kalau berat badan kamu nanti bertambah. Aku malah nggak mau kalau berat badan kamu tetap segitu apalagi turun. Aku suka kamu Vir."

Secepat itu dia suka sama aku? Batin Vira.

"Makasih Cleo."

"Ayo makan lagi, habis itu cuci tangan terus tidur."

Vira mengangguk, "kamu juga bantu habisin ya, aku udah mau kenyang."

"Iya, sini aku makan telur gulung nya."

Waktu terasa begitu cepat, sekarang sudah pukul sebelas malam tapi Vira belum tertidur padahal Cleo sudah mengantuk.

"Cleo jangan tidur, ayo temenin aku nonton drama," sejak tadi Vira merengek meminta Cleo menemaninya menonton drama.

"Ayo-ayo."

Baru sepuluh menitan mereka nonton, Cleo sudah memejamkan matanya. Vira segera mengguncangkan tubuh Cleo dan menepuk-nepuk pipi putihnya.

"Cleee ayo bangun, kalo kamu nggak bangun aku marah!"

Cleo tetap tidak bangun, dia hanya bergumam lirih. Mood Vira jadi buruk, tapi tiba-tiba saja dia ingin melihat Cleo berenang.

"Cleo! Please bangun, aku ngidam."

"Ngidam apa? Mau makan apa? Atau mau aku masakkin?"

"Aku mau lihat kamu berenang."

Cleo membuka matanya, "berenang? Nggak ah dingin."

"Nggak mau tau pokoknya mau lihat kamu renang. Kalo kamu nggak mau nurutin itu artinya kamu nggak sayang sama dedek bayi."

"Aku sayang banget sama dedek bayi, tapi aku nggak mau renang, dingin Vira."

"Ayo bangun Cleoo, kamu mau dedek bayi ileran?"

Cleo mendengus, walaupun dingin dia tetap melakukan apa yang Vira dan dedek bayi inginkan.

tebece.

sabtu, 2 september 2023.

Positif | ChenleWhere stories live. Discover now