[ p o s i t i f : 12 ]

339 22 5
                                    

vote dan komen, wajib!!!

mau tanya dong, kalian maunya book ini sampe brp chapter?

"Yahh nanti gue sendirian dong diapart?"

"Nggak lah, kan ada bibi lagian gue nggak lama kok dirumah mama."

"Lo masih mau tinggal sama gue kan Vir?"

Vira mengangkat bahunya, "gue gak tau Ra."

"Maksudnya?"

"Gue sih sebenernya masih mau tinggal sama lo, tapi nanti setelah gue nikah sama Cleo nggak mungkin kan kalo gue masih tinggal disini sama lo."

"Lo boleh tinggal disini sampe lo nikah sama Cleo, ayolah Vir gue bosen sendirian."

"Ya lo kan nanti bisa main kerumah gue nyet."

"Ah iya juga ya, nanti gue sekalian nginep dirumah lo ya."

Clara membantu Vira mengemasi beberapa barangnya. Vira sengaja tidak membawa semua barang-barang miliknya karena dia hanya akan tinggal sebentar dirumah orang tuanya. Cleo bilang kalau sudah nikah nanti, dia akan mengajak Vira tinggal dirumah yang sudah laki-laki itu siapkan.

"Eh itu si Cleo beli rumah atau sewa?"

"Beli."

"Anjir yang bener aja, rumah disini mana ada yang murah. Dia anak orang kaya ya?"

Vira mengangguk, "lo tau nggak kalo orang tuanya dia pengusaha? Gue baru tau kemarin, sumpah kaget banget mana mamanya dia pemilik bank."

"Kalo bapaknya?"

"Pengusaha batu bara dan tambang emas."

"Anjir hoki banget idup lo Vir."

"Hoki apanya nyet! Gue hamidun diumur dua puluh, itu hoki?"

"Ya hoki lah, kalo nggak ada dedek bayi pasti lo nggak akan nikah sama cowok kaya raya macam Cleo. Masih mending hamil diumur dua puluh, noh diluar sana banyak anak sd yang hamil diluar nikah."

"Tapi kalo kata Cleo, dia tuh miskin yang kaya orang tuanya. Dan dia bilang kalo dia bakal berusaha mencukupi kehidupan gue dan anak ini."

"Huh gue jadi makin lega ngelepas lo sama Cleo. Gue kira itu cowok nggak mau tanggung jawab."

"Ya gimana mau tanggung jawab, gue aja baru ketemu pas dicafe."

Clara menjentikkan jarinya.

"Oh iya, Cleo tau alamat apart ini darimana ya?"

"Gue pernah tanya sih, katanya dia ngikutin gue makanya tau."

"Aaaa gue jadi pingin dinikahin Hario."

"Kuliah dulu tolol, habis itu kerja."

"Iya nyet!"

Keesokan harinya Vira sudah berada dirumah orang tuanya. Tapi saat malam hari dia malah kepingin makan masakannya Cleo.

Vira sudah mengabari Cleo tapi sayangnya belum dibalas. Bahkan setelah tiga puluh menit pun belum ada balasan dari laki-laki itu.

"Kakak mau makan lagi? Ada yang lagi dipinginin nggak nanti mama masakin."

Vira menggeleng pelan, dia duduk disebelah mamanya sambil menonton televisi.

"Sini tangannya, mama pijetin."

"Nggak usah mah."

"Ah gakpapa, maafin mama ya kak."

Mata Vira langsung berkaca-kaca, "harusnya aku yang minta maaf mah. Maafin aku yang udah ngecewain mama dan papa."

"Jangan tinggalin mama ya kak, maafin mama, mama sayang banget sama kakak dan adek."

Kini air mata Vira sudah tidak dapat ditahan, dia merasa bersalah karena sudah mengecewakan mamanya. "Kakak janji ya sama mama, kakak harus jadi ibu yang baik untuk anak ini."

Vira mengangguk saat mamanya mengelus pelan perutnya. Tiba-tiba ponsel Vira berdering, Cleo lah yang menelponnya.

"Siapa kak?"

"Cleo mah, aku tadi chat dia."

"Halo, kenapa Vir? Maaf gue tadi lagi ada urusan."

"Nggak ada apa-apa kok, tadi cuma mau chat aja."

"Bilang aja mau apa?"

"Nggak Cle."

"Gue otw kerumah lo ya, bye."

Tak butuh banyak waktu, sekitar dua puluh menitan Cleo sudah sampai dirumah orang tuanya. Laki-laki itu datang membawa martabak keju kesukaan Vira.

"Kenapa? Bukan ini ya yang lo pinginin?"

Vira menggeleng pelan.

"Terus mau apa? Biar gue beliin atau mau dimasakin kayak kemarin?"

Vira mengangguk, "iya, mau dimasakin mie rebus pake telor."

"Yaampun kakak, kalo cuma mau dimasakin mie kenapa nggak nyuruh mama aja sih."

"Orang dedeknya yang mau kok mah."

"Yaudah ayo kedapur."

Cleo berjalan mengikuti kedua wanita itu. Mama Vira mengamati pakaian Cleo, laki-laki itu memakai kemeja putih dengan celana bahan tak lupa dasi hitam yang masih terpasang rapih dikerah lehernya.

"Kamu habis darimana?"

"Habis ketemu temennya mama."

"Ngapain?!"

Cleo sedikit terkejut mendengar nada suara Vira. Tak hanya Cleo, Vira sendiri pun kaget. Entah kenapa dia merasa tidak suka dengan jawaban Cleo tadi. Rasanya sedikit takut, takut Cleo dijodohin kayak dicerita-cerita yang pernah dia baca.

Cleo tersenyum, "gantiin mama meeting."

Vira yang berdiri disamping Cleo langsung merubah raut wajahnya.

"Udah cepetan, gue udah laper banget ini kepingin makan mie."

"Iya-iya, ini juga udah mateng."

"Mah ada saos nggak?!"

"Ada itu dilemari atas."

Cleo menahan tangan Vira yang akan mengambil saos tomat. Vira menatap Cleo lalu bertanya.

"Kenapa?"

"Nggak udah pake saos ya," Vira langsung menggeleng.

"Mau pake saos!"

"Yaudah, tapi dikit aja."

"Yaudah," setelah diperbolehkan makan mie dikasih saos, Vira memakan mie rebus itu dengan lahap.

"Nanti masakin lagi ya."

"Iya, tapi jangan mie."

"Kenapa?"

"Nggak baik makan mie terus nanti usus buntu."

"Yaudah masakin gue steak."

"Sekarang?"

"Nanti aja, udah diem gue mau makan dulu."

Cleo melepas dasinya lalu duduk menyandar dikursi makan.

tebece.

sabtu, 12 agustus 2023.

Positif | ChenleWhere stories live. Discover now