2

69 13 2
                                    

Dalam kegelapan yang melingkupi dunia anak jalanan, Metaniel, yang akrab dipanggil Iyel, adalah sosok kebahagiaan. Baginya, anak-anak yang merasa sendirian di tengah gelapnya kehidupan adalah prioritas utama. Iyel seperti malaikat yang diutus Tuhan, membawa sinar harapan untuk mereka yang terlalu lelah tersesat di kegelapan.

Iyel adalah penuntun, memberikan uluran tangan kepada anak-anak yang kehilangan arah dan terjebak di kegelapan. Sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, Iyel menjalankan misinya untuk menyediakan cahaya bagi mereka yang membutuhkannya.

Pada saat ini, Iyel tengah membantu seorang anak yang berusaha melarikan diri dari kejaran para preman yang selalu mengambil hak anak-anak yang tak bersalah. Dalam aksi heroiknya, Iyel berdiri sebagai perisai bagi yang lemah, menghadapi kegelapan demi membawa anak-anak menuju sinar kehidupan yang lebih baik.

"K-kak Iyel, cila sudah ga kuat lari lagi." Ucap cila dengan nafas tersengal karena sudah terlalu lama berlari.

"Naik ke punggung gue cil!" Dalam situasi genting seperti ini, Iyel tahu bahwa dia tidak bisa hanya berdiam diri. Dia harus segera bergerak.

Cila, yang tak asing lagi dengan kejadian-kejadian seperti ini, tidak ingin membuang waktu. Dengan sigap, Cila melompat ke punggung Iyel, memastikan mereka berdua bisa bergerak dengan cepat dan aman. Iyel melaju secepat kilat, sesekali memeriksa ke belakang untuk memastikan bahwa mereka tidak dikejar oleh ancaman yang mungkin mengintai di belakang mereka.

"Cil,tolong Lo cek di belakang mereka masih ada atau ga." Dengan langkah cepat dan hati-hati, Iyel berusaha memastikan bahwa para preman tidak mengetahui lokasi persembunyian adik-adiknya. Mereka mendekati pintu masuk tempat tinggal mereka, dan Iyel merasa harus menjaga rahasia tempat itu agar tetap aman dari ancaman luar.

"Udah gada kak, cemen banget premannya badan gede doang tapi gabisa ngejar kita hihi." Dengan berada di punggung Iyel, Cila merasakan kegembiraan yang tak terkendali. Meskipun situasi berbahaya, sensasi berada di sana memberikan kelegaan baginya. Hatinya berdetak kencang, takut mereka tertangkap, dan pikiran Cila melayang pada makan malam yang sepertinya akan tetap aman jika mereka berhasil melewati ancaman ini.

"Hah cape banget gue bawa karung beras, istirahat dulu bentar pintunya ga jauh dari sini." Lirih iyel merasa lelah sudah berlari kesana kemari dan harus membawa Cila di punggungnya padahal ia belum makan dari pagi.

Plakk

"kak Iyel ngatain Cila karung beras?!"

Iyel sedikit meringis kecil karena bahunya di pukul oleh Cila. Saat ingin membalas pertanyaan Cila tiba-tiba ada teriakan dari belakang mereka.

"WOI BOCAH ANJING MAU KABUR KEMANA LO!" Ternyata dibelakang sana masih ada preman-preman yang mengejar mereka.

"Ah sial ga cape apa mereka ngejar-ngejar terus, pegangan cil kita lari satu puteran lagi langsung masuk ke pintu. Lo awasi di belakang jangan sampai mereka tau kita masuk ke pintu itu." Iyel memberi perintah, sebelum bersiap untuk berlari lagi.

"Siap kak Iyel!" Balas cila, walaupun situasi sekarang sangat menakutkan iyel tidak pernah menyerah untuk melindungi adik-adiknya, meski ia lelah iyel harus tetap berlari tidak peduli kalau nanti malam kakinya akan sakit.

Di sisi lain anak-anak jalanan yang sudah berada di tempat persembunyian yang mereka anggap rumah, sedang menunggu kedatangan Iyel dan Cila. Beberapa saat sebelumnya Iyel hanya pamit sebentar untuk menjemput Cila karena hari mulai sore tetapi anak itu belum pulang juga.

"Jer,kok Iyel sama Cila belum datang ya?" Jiro khawatir hari sudah gelap tapi Iyel dan Cila belum sampai juga.

"Tunggu sebentar lagi pasti mereka lagi di perjalanan kesini." Balas Jiro setenang mungkin ia tidak ingin membuat anak-anak yang lain ikut khawatir.

OikOs [ BRIGHTWIN ]Where stories live. Discover now