12 Finally

78 16 0
                                    

Memasuki part POV si pemain, tolong viewers Wp aku supportnya ya☺️❤️.

Warning! Mengandung bawang, boleh ambil camilan, tisu untuk menemani scroll part ini.

Part agak panjang, TERIMAKASIH
Enjoy guys!!

Jayden Park

Harusnya gw jelasin saat itu juga, biar lo tau kalau gw gak sejahat itu. Sebanyak dan sekuat apapun gw membatin kali ini, lo gak bakal dengar, itu memang benar. Ck, udahlah biar gw atasi sendiri masalah gw, dan bukan salah lo bisa buat gw suka sama lo Jennifer. Gw yang merasa kelewat senang ada kehadiran lo di sini akhir-akhir ini. Padahal benar jaraknya sekarang udah dekat, hanya dari hubungannya yang perlu dibenerin.

Gw memanggil Jennifer via telfon, dan tak lama ia jawab panggilan gw.

" Udah siap? Gw tunggu di mobil gw."

" Udah, duluan aja ke bawah. Gw mau kantongin makanan yang gw pesan buat tante Jisoo." Dia masih menjawab dengan nada yang sama seperti tadi.

" Oh oke, gw duluan." Gw mematikan panggilannya.



Bahkan ini sudah di mobil, tapi moodnya masih sama. Sepi, hanya terdengar suara dari playlist yang gw putar. Selama berganti dari lagu awal sampai tengah-tengah, ia masih diam. Gw beberapa kali melepas tetapan ke sampingnya sambil tangan fokus mengendalikan setir. Sejujurnya gw gak pernah ikut campur ataupun tau cara mengembalikan mood cewek. Yang gw tau diajak ngomong ataupun gak, mereka bakal nambah gak mood.

" Ngapain lo liatin ke arah gw terus? Suka bilang." Gw gak kuat pengen menghardiknya karena terekam dari ekor mata gw dia liatin gw terus.

Smirk " Kalo beneran suka gimana?"

" Hah?" Tanya gw dengan memasang ekspresi kaget.

" Tch bercanda, yah lo cemberut gitu gimana gw gak liatin terus Jenn, gw sih takut aja anak orang kesambet setan jalan tol ck." Gw terkekeh.

" Bangsat lo Jay"

Jayden mengubah di jalan pelan sebelah kiri membuat tubuh gw reflek tersentak. " Dapat dari mana lo bahasa itu?" Gilaaa, gw takut banget.

" Anak-anak dikelas gw. Sorry emang kurang sopan ya?" Ucap gw memelankan suara.

" Itu lo tau, tch. Lo cewek ga boleh sebut-sebut kata gak sopan, gak tau kalau lo sebut itu ke orang yang baperan bisa aja jadi masalah."













/20:19 AM/

" Jay?." Mama terbangun dari menunduk di ranjang yang diatasnya ada papa tertidur.

" Mama papa rindu kamu nak, senang banget kamu bisa kesini nak." Mama memegang erat lengan gw dan beralih mengusap-usap pipi gw.

" Kamu sendiri?"

" Jay? Kamu datang jenguk papa nak?" Papa terbangun.

Maaf mah selama ini Jay gak berani sendiri nemuin kalian. Jay terlalu malu, percayalah itu sampai detik sekarang. Jay udah kelewatan ya Mah? Pa?.

Gw simpan paper bag berisi makanan dari Jennifer di nakas " Sama Jennifer, dia ke toilet di sebelah." Mendengar itu, mama papa tersenyum bersamaan.

" Selamat malam, Tante Om." Yang diomongin datang sesaat gw menuntaskan kalimat. Jennifer berjalan ke arah gw mama sama papa.

" Malam Sayang." Mama

" Papa udah baikan?"

" Udah, papa udah bisa pulang Jay, tapi besok pagi. Kamu bisa kan ajuin ke dokternya biar sekarang aja papa pulang?."

" Paaa." Mama

" Mama kamu gak mau ke dokternya. Soalnya dokternya mantan dia waktu kuliah namanya Kim Taehyung."

" Beneran mah?."

" Bukan itu sih, tapi kan udah kesepakatan besok itu harus ditinjau lagi kondisinya sama dokternya."

" Cewek emang bohongnya keliatan banget sih. Iya gak Jay, Jennifer kaya gitu gak?." Gw terkaget tiba-tiba saja papa mention nama Jennifer.

" Kok aku sih Om? Emang iya gw pernah boong sama lo Jayden?."

" Iya."

" Dih, jangan di ada-adain, gw sih gak merasa ya." Ucap gw dengan percaya diri membalas omongan mengada-ada Jayden.

" Udah-udah, kalian berantem terus deh. Gak di rumah gak di rumah sakit ada aja waktunya berantem." Kesal mama.

" Maaf Om Tante, kedatangan kita ganggu Om ya?."

" Gak Jenn, Om senang malah."

Dan tanpa gw sadari, pembicaraan kali ini merupakan pembicaraan terpanjang gw sama mama papa. Sekaligus gw membuka mulut untuk mereka bukan lagi karena terpaksa. Oke mungkin saat ini gw harus merobohkan semuanya. Hubungan gw dan kedua orang tua gw yang dulu jauh dari kata dekat. Ntahlah jelasnya dari kapan gw mulai berinteraksi dengan mama papa. Yang gw ingat berawal dari mama yang menyuruh gw jemput Jennifer di bandara.

Jennifer, iya. Dia orang yang membuat gw mulai melirik mama papa lagi.

" Jay? Kenapa kamu bengong sayang?." Mama.

" Eh mah, gak." Dengan langkah perlahan dan daksa yang bergemetar ini gw menghampiri papa dan berlutut menyamai tinggi papa yang berbaring di ranjang.

Gw mengambil kedua tangan papa dan gw menggenggamnya " Pa, maafin Jay yang selalu bersikap gak perduli sama kondisi papa, Jay selalu santai dan anggap kondisi papa biasa dan papa bisa. Ternyata salah penyakit papa sangat berat dan berujung tidur di sini. Maafin Jay yang gak pernah nemanin papa check up, gak pernah angkat telepon-masuk dari papa, dan semua yang gak pernah Jay lakukan selama yang terhitung sampai sekarang ini."

" Maafin Jay pah, papa tolong sembuh ya, tolong papa sembuh untuk sekarang dan kedepannya. Kalau papa nunjukin hasil yang baik, Jay bakal pulang sama mama papa di rumah. Jadi tolong berjuang ya pah, sekarang papa gak berdua sama mama, sekarang ada Jay sama Jennifer bakal semangati papa setiap harinya." Dan gak kerasa air mata menitik jatuh di pipi gw dan papa juga menitikkan air matanya.

Gw bangun untuk memeluk papa, dan ia mengusap punggung gw.

Benar-benar dramatis, bahkan setelah gw bangun dari aktivitas ini, dan melihat ke belakang. Mama dan Jennifer berpelukan, mereka juga menangis sama seperti gw dan papa. Gw benar-benar egois dan jahat, udah menciptakan jalan sendiri yang buat orang tua gw terus berharap anaknya luluh dan tidak menjauh.

Terimakasih Jayden ini jawaban yang gw mau, lo bisa damai sama diri lo dan orang tua lo.

TBC

😭😭😭😭😭

JAYDEN KEMBALI LAGI

GIMANA NANGIS-NANGISNYA?
Aku pas ngetik jujur sesegukan guys🤧 Karena sebagai author tuh, pengen banget biar ngefeel di kalian yang baca ehehe, semoga aja ya.

My Choice : Yunjay-JaynooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang