10 Gak Perduli

58 11 0
                                    

Jayden, Heeseung, Sunghoon, dan Sunoo saat ini berada di sirkuit. Pasalnya Jake sekarang melakukan balapan lagi. Dia berhasil masuk sepuluh besar atas keputusan minggu lalu. Dan sekarang puncak keemasannya, menampilkan pembalap terbaik.

Semua penonton menyoraki jagoan mereka masing-masing sambil melihat aksi mereka dari layar besar yang tersedia di sirkuit.

" Gila-gila Jake woaaaah mantaaapp." Jay

" Wuhuhu jagoan gw nih." Sunghoon

" Anjir mantap wuyyyy nyalip tiga sekaligus." Heeseung tidak tinggal diam. Ia sampai berdiri dari duduknya.









" Congrats bro!" Sunghoon, Heeseung berjabat tangan dan memeluk Jake secara bergiliran.

" Mantap Jake, lo emang ahli banget brother selamat atas kemenangannya." Jay menyusul.

" Selamat ya Jake, lo keren banget bisa ngalahin senior-senior lo. " Sunoo.

Jake melepas helm yang menutup kepalanya, dan disimpan di atas motor sport ber CC besar miliknya.

" Thanks guys akhirnya gw menang, gw harus nunjukin ini sama papa. Setidaknya dengan kemenangan pertama ini dia bisa support lah minimal percaya gw hebat."

" Gw bantu doa bro" Heeseung.

" Traktir dong pasti nih?." Sunghoon.

" Terserah, tentuin aja kapan-kapannya." Jake

" Malam ini gw gak bisa Jake, Sorry." Jay melihat Sunoo. Dan Jake paham dengan melihat itu.

" Iya daaah yang baru punya waktu lagi. Udah baikan kalian? Gw gak masalah sih kapanpun bisa tinggal lo pada aja yang ngikut." Orang kaya ga ada sibuknya. Ada sih sibuk ngabisin uang dan saldo.

" Gw juga, mana bos gw galak anjir. Gak dikasih libur padahal gw kemarin udah shift malam, masa harus shift malam lagi anjir." Sunghoon yang kesal karena kerja sambilannya tidak sesuai dengan kesepakatan.

" Sianjir, kasian banget lo." Jay

" Iya mangkanya, jangan nistain gw mulu."

" Oh kalo itu every time." Jake.

" Sialan lo pada." Menunjuk mereka.

" Hahahah." Mereka ketawain Sunghoon.












/19:48 AM, Hospital, Jakarta/

Jisoo dengan bersikeras kuat hati, pasalnya di situasi tegang seperti ini putranya tidak mengangkat panggilan teleponnya. Ia menginginkan Jay terjaga bersamanya. Sementara di dalam ruangan yang ia tatap, seseorang sedang berjuang melawan rasa sakit dan melawan penyakitnya.

" Pah, yang kuat ya. Jangan tinggalin mama, mama udah sepi ga ada Jay dirumah, jangan sampai sepi karena papa juga hikss." Jisoo tidak kuat juga ia akhirnya menangis.

Di situasi lain, sama halnya dengan Jisoo, Jennifer sibuk menghubungi Jay dan seseorang yang ada dengan anak itu sekarang.

" Sunoo! Iya Sunoo, dia pasti sama Sunoo." Jennifer mengetik nomor telepon Sunoo yang ada di grup angkatan. Setelah menemukannya, statusnya berdering dan di seberang sana mengangkat panggilannya.

" Sunooo ini gw Jennifer. Sunoo lo lagi sama Jay?."

" Gak ada."

" Sunoo gw serius, ada yang mau gw omongin. Ini bener-bener penting."

" Panggilan dari siapa? suaranya cewek?"

" Jennifer, sahabat kamu. Nih katanya mau ngomong sama kamu." Menyerahkan ponselnya.

" Kenapa Jenn?"

" Jayden lo kenapa susah banget dihubungi, lo tau gak orang rumah pada butuhin lo."

" Hp gw ketinggalan di lobby. Iya terus?."

" Om Joshua dia masuk ke rumah sakit. Dia dirawat Jayden, lo bisa kan kesini?."

" Oh aku disini ya?." Sunoo.

Menarik nafasnya " Sorry tapi gw gak bisa kesana. Papa emang suka bolak-balik Rumah Sakit Jenn, paling besok atau ga tiga harian juga sehat dan boleh pulang, gw udah tau banget Jenn. Dia emang manja aja mau gw kesana, padahal cuman sakit kaya biasany— (Tut)"

Jennifer mematikan sambungannya.

" Lo jahat Jayden, lo gak ada rasa kasihan sedikitpun hiks. Meskipun lo tau Om Shua udah sering kaya gini, minimal lo kasihan dan nanyain kondisinya." Mengantongi ponselnya lagi.

Jennifer berlari menuju ruangan yang ia cari, dan menghapus air matanya dengan jari-jari lentiknya.




Jisoo melihatnya " Sayang? gimana Jayden sekarang udah nyampe?."

" Dia gak bisa kesini tante. Gapapa tante Jenn temani tante disini kok sama Om."

" Hiks gak bisa, kenapa katanya?." Sedihnya.

Hiks tante dia jahat banget, gak mungkin aku kasih tau tante alasannya. Jenn gak mau tante tau alasan menyakitkan ini. Jayden sorry to say, untuk sekarang lo yang jahat bukan kesalahan orang tua lo yang lo bilang mereka gak pernah perduli - Jenn

Bangun dari lamunannya " Ada urusan dulu tante, tunggu besok pasti datang jenguk Om Shua." Tenangnya, dengan pembohongan lagi dan lagi.






Di lain tempat seseorang bermonolog " Bagus. Gw harap lo mati segera, gw harap lo makin melemah dengan semuanya." Tersenyum licik seperti penuh kemenangan mendengar kabar Joshua.




END

My Choice : Yunjay-JaynooWhere stories live. Discover now