68. Lili cute.😙

Start from the beginning
                                    

Pria tampan berambut nyaris botak itu mendekati wanita kecintaannya dari belakang. Tanpa permisi ia dekap tubuh istrinya yang jauh lebih pendek itu.

"Astagfirullah! Lepass!" pekik Alina berontak hebat sampai lolos dan bisa memutar tubuh.

"Apa-apaan? Jangan macem-macem!"

Tangan Alina menunjuk mengancam seiring mundur.

"Kamu ga sop-?"

Rangga menyeringai tipis menggenggam tangan yang menunjuk berani padanya. Istrinya membeku seolah kesulitan mencerna.

"Papah?"

"Papaaah!" teriak Putra meloncat girang dan siap tuk mendekap.

"Hei! Hahaha. Kangen papah? Hmm?" balas Rangga berlutut mendekap anak sulungnya yang begitu ia sayangi.

"Papaah.... papah bohong... katanya ditambah? Tapi papah disini." Putra menangis seiring menenggelamkan wajah di ceruk leher ayahnya.

"M-m-maas?"

"Putra kangen papaah." Putra meraung pedih.

"Ssuut. Jangan nangis kalo mau peluk papah." Rangga menahan tangis. Dibelainya punggung dan kepala Putra dengan penuh kasih.

Alina sibuk tergagu menunjuk ragu pada pria dewasa dan anaknya yang sedang berpelukan. Wajahnya berulangkali menatap mendesak pada ibu mertua.

"M-miih?"

"Itu beneran Rangga." Paulina mengusap satu bahu menantunya yang tidak tertutup kain gendongan.

"It... itu seriusan maa Rangga." Alina terengah.

"Mas Ranggaaaa! Aaaa!" jerit Alina histeris, sama persis saat sedang mengetahui suaminya dulu resmi masuk penjara.

Putra segera melerai dekapan. Ia persilahkan ibunya tuk melepas rindu.

"Aaaa! Huuuuu!" raung Alina bercampur jeritan kencang dan tubuhnya yang meronta naik turun.

"Sssuut. Ini aku. Kamu ga salah lihat." Rangga tangkup wajah istrinya dengan posesif.

"Gimana kabar kamu?"

"Huuuu. Huuu." Alina menangis lirih membiarkan dagunya ditekan naik. Kedua tangannya kesulitan tuk diangkat, apalagi memeluk.

'Cuup.'

Alina menangis lirih kala bibir suaminya mendarat di pucuk kepala. Kedua tangannya spontan mencengkeram sisi pinggang suaminya.

"Bohong, kan, mas? Jerry bohong, kan, sama akuu?" tanya Alina gemetar lemah.

"Aku udah bebas. Aku bebas." Rangga mendekap erat pada tubuh istrinya. Bibirnya tak mau berhenti mengecup di pucuk kepala itu.

"Ga mungkin. Huu."

"Huuuu. Maaaas. Huuuuu."

"Ssuut. Aku udah bebas. Jangan nangis."

Sepasang suami istri itu berpelukan dengan bayi gendut dalam gendongan diantara mereka.

"Kamu sehat? Hmm? Kenapa masih kurus gini? Kamu lagi menyusui." Rangga mendaratkan dagu di atas kepala istrinya. Ia mengecup berulangkali disana.

"Huuuu. Maaaas.... alhamdulillah, maas."

"Suami aku udah bebas. Udah ga dipenjara lagiii. Kita bisa ketemu lagi setiap hari."

"Iya. Iya." Rangga terpejam membelai punggung dan kepala istrinya.

Lama sekali Alina menangis menenggelamkan wajah di bawah dada suaminya. Ia menolak saat wajahnya dipaksa mendongak tuk saling menatap.

Alina's Love Story [TAMAT]Where stories live. Discover now