CHAPTER 41 ; As you wish Princess

Mulai dari awal
                                    

"Untungnya aku sudah sangat bahagia disini menjadi Duchess Emeric"

Gemas, Edward mencium pipi istri kecilnya. Lelaki itu bertanya-tanya, bagaimana bisa seseorang bisa se-menggemaskan ini?

"Kau suka menjadi Duchess?" Tanya Edward lagi. Pria itu harus benar-benar memastikan gadisnya bahagia.

Catherine meletakan gelas wine nya di meja dan mengangguk.

Gadis itu beralih memainkan ujung tali piyama Edward yang bergantungan di dadanya.

"Mengurus manor ternyata menyenangkan" jawab Catherine.

Edward mengangguk. Tentu saja dirinya tak akan membiarkan Catherine bekerja terlalu keras.

Pekerjaan yang diterima Catherine hanyalah sebatas formalitas karena Edward tahu gadis itu pasti tak ingin hanya diam tanpa melakukan apapun, karena itu Edward memilah terlebih dahulu apa saja yang boleh dilakukan oleh Catherine.

Untuk beberapa saat, keheningan menyelimuti mereka.

Catherine yang bermain dengan tali piyama tidur Edward, dan Edward yang menikmati kecantikan sang istri.

Tangan besar pria itu mengelus wajah tersbut penuh puja.

Dahu, mata, hidung hingga jarinya berhenti di bibir merah yang selalu membuat Edward kecanduan.

Merasakan tatapan lekat dari sang suami, netra Catherine seakan tertarik untuk membalas tatapan tersebut.

Perlahan tangan mungil Catherine beralhi ke tangan besar Edward.

Membiarkan lelaki itu menyentuh bibirnya, Catherine justru mengecupi telunjuk Edward sebelum akhirnya gadis itu membuka mulutnya.

Gadis itu masih sadar.

Hanya saja keputusan yang ia ambil kemungkinan besar berkat 1 gelas wine dan 1 teguk whiskey yang beberapa saat lalu ia teguk.

Disisi lain, meskipun tidak memberikan banyak ekspresi, Edward tersenyum melihat Catherine menggodanya.

Sial, hanya dengan jilatan kecil dari lidah itu membuat Edward kehilangan kendali.

Tanpa menunggu lebih lama, lelaki itu menarik kepala Catherine dan segera 'memakan' mulut nakal tersebut.

"Mmmh"

Catherine meremas piyama satin Edward saat lelaki itu mencengkram rahangnya agar membuka lebih lebar.

"Ed- Mmmh"

Tak membiarkan Catherine bernafas, lelaki itu mengangkat Catherine dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya fokus untuk menahan kepala Catherine.

Sesampainya di ranjang, Edward membanting pelan tubuh Catherine tanpa melepaskan pagutan mereka.

Gaun champagne Catherine yang tersingkap disambut baik oleh Edward.

Tak membuang kesempatan, pria itu menjelajahkan tangan besarnya ke balik gaun Catherine.

"Aahh!"

Menekan titik paling sensitif sang gadis, Edward tersenyum di sela pagutan mereka. Reaksi Catherine membuatnya semakin ingin lebih.

Melihat Catherine yang sudah hampir kehabisan nafas, Edward beralih mengecup dan menjilati wajah gadis tersebut.

Kulit Catherine yang biasa terlihat putih cerah kini terlihat memerah.

"Edhhhh"

"Ya terus sebut namaku"

"Ahhhh mhhh"

Tubuh Catherine menggigil dengan mulut yang berusaha ia katup. Tangan Edward dibawah sana semakin liar.

DREAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang