DREAM [END]

CHAPTER 22 ; You all over me

.

.

.

CHAPTER 22 ; You all over me

Dia tahu?

Apakah dia benar-benar mengetahuinya?

Tapi bagaimana bisa?

Apakah mungkin Raja memberitahunya?

Mengapa reaksinya seperti itu?

"..ri"

"Putri..."

"Tuan Putri!"

Catherine menegang. Terkejut dengan panggilan Siana yang sukses membuyarkan lamunan-nya.

"Yang mulia, apa anda baik-baik saja? Apa anda merasa sakit? Haruskah saya memanggil tuan Albert?"

Catherine menggeleng.

Gadis itupun memakan makan siangnya dengan pikiran berkecamuk.

Beberapa hari ini Catherine tak tenang karena ingin secepatnya memberi tahu Duke Emeric mengenai pembatalan pertunangan.

Namun kini?

Duke Emeric sudah mengetahuinya, lalu apa? Sebenarnya apa rencana pria itu? Apa maunya? Semuanya sungguh abu-abu.

Catherine menghembuskan nafasnya dan bersiap berdiri.

"Yang Mulia, makan siang anda belum habis"

"Aku tidak berselera, Siana"

"Apakah makanannya tidak enak, Putri?"

Catherine menggeleng. Tentu saja koki terbaik di kerajaan ini tak pernah mengecewakan mengenai makanan yang disajikan untuknya.

"Keluarlah Siana, aku ingin sendiri hingga jam makan malam"

***

Siana berjalan melalui koridor yang menuju aula utama.

Meskipun Duke Emeric memerintah agar Putri Catherine tidak dilibatkan dari segala hal yang merepotkan mengenai pesta kedewasaan, namun tetap saja wajib bagi Siana untuk terus memantau segala perencanaan pesta.

Semuanya harus sesuai dengan selera sang Putri.

Karena itu disinilah ia.

Dia berniat untuk melihat beberapa pilihan dekorasi bunga untuk pesta kedewasaan yang 2 minggu lagi akan terlaksana.

"Tidak ada yang boleh mengetahui tentang ini"

Sontak saja, Siana menghentikan langkahnya saat mendengar suara familiar yang berada di ujung lorong.

Mendengar bahwa hal tersebut merupakan rahasia, Siana menggeser tubuhnya agar dirinya tak terlihat.

'Apa yang sedang dibicarakan Tuan Simon dengan Tuan James?'