CHAPTER 4 ; Dream

108K 9.3K 52
                                    

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

.

.

.

CHAPTER 4 : Dream

"Ayah... ini tidak masuk akal, bukankah Christina yang sudah cukup umur?"

"Catherine, diam dan menurutlah"

"Kenapa selalu aku yang harus selalu diam dan menurut? kenapa selalu aku yang mengalah?"

"Catherine-"

"Bukankah aku putrimu juga?"

"Catherine diam-"

"Mengapa selalu aku yang dikorbankan?!!!"

"KARENA TIDAK ADA YANG MENGINGINKANMU DISINI"

Deg.

"Selama 15 tahun kau hidup, bukankah seharusnya kau sudah menyadarinya?"

***

"Catherine!"

Seakan baru saja terendam dalam air untuk waktu yang cukup lama, panggilan seseorang disampingnya sukses membuatnya sistem pernafasannya tertarik kembali menghirup udara.

Dengan nafas tersendar dan wajah berkeringat gadis itu melihat sekelilingnya untuk memastikan dimana ia berada.

Kamarnya. Manor Emeric. Dia aman.

"Apa kau baik baik saja?"

Catherine menoleh dan tak mampu menahan keterkejutannya saat mendapati pria bertubuh besar di sebelahnya.

"Duke?"

"Answer me"

Catherine menatap Edward, bertanya-tanya apa yang dilakukan pria ini disini.

"Aku baik-baik saja."

"Minumlah terlebih dahulu"

Dibantu dengan Edward, Catherine mendudukan tubuhnya dan meminum segelas air putih.

Tak selang beberap saat, Edward memberikannya sapu tangan.

"Air matamu"

Sontak saja Catherine menyentuh wajahnya yang ternyata sudah sangat basah.

Ini bukan pertama kalinya Catherine mengalami mimpi buruk, namun ini pertama kalinya seseorang melihatnya dalam keadaan seperti ini.

Edward menyeka air mata diwajah Catherine dengan sapu tangan. Disisi lain, Catherine menatap Edward, bertanya-tanya apa yang dipikirkan pria itu.

'Pasti aku terlihat menjijikan sekarang'

"Apa kau sudah tenang?"

Catherine hanya menganggukan kepalanya.

DREAM [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant