2. Latar belakang Mira

8 0 0
                                    

Happy Reading


Setelah selesai makan, aku langsung bergegas mandi agar tidak terlalu kesorean. Jika bunda tau aku belum mandi pasti kesal sekali. Tidak butuh waktu lama, aku sudah selesai mandi sekitar 6 menit. Jangan heran kenapa aku mandinya cepat, karena menghemat air.
Saat ini aku menggunakan pakaian tidur yang simple tapi menarik. Handuk ku lempar ke sembarang arah dan kurebahkan badanku ke ranjang bebusa yang menggoda ini. Aku menatap langit-langit kamar yang cukup kotor. Aku segera duduk dan melihat sekeliling kamar, ternyata kamarku tidak sebersih yang kubayangkan.

Aku berinsiniatf untuk membersihkan kamar ini, segera kuambil sapu dan memgambil sampah yang berserkan. Agar suasana lebih seru aku sambil bernyanyi dan membersihkan seluruh kamarku. Tidak terasa semua sudah beres dan bersih meskipun tidak slebersih jika bunda yang membersihkan. Tapi menurutku ini juga sudah lumayan.

Adzan maghrib sudah berkumandang, dan bunda belum pulang. Tidak apa aku anaknya bukan penakut cuman tiba-tiba suka takut kalau sendiri. Segera aku wudhu dan sholat agar hati dan pikiranku tenang. Bunda benar jadikanlah sholat tempat pulang, dan sekarang aku mulai merasa lebih tenang.

Saat sudah selesai sholat maghrib, aku bermain ponsel. Kulihat jam dinding sudah menunjukan pukul setengah 7, tetapi bunda belum kunjung pulang. Kuambil jilbabku dan kaos kaki, bunda selalu bilang kalau kaki termasuk aurat maka pakailah kaos kaki jia ingin keluar dari rumah. Saat sudah siap aku mengunci pintu dan mengambil sepeda.

Sebenarnya capek juga sepeda malam gini, tetapi mau gimana lagi aku belum bisa mengendarai montor. Dari pada banyak mengeluh sebaiknya aku segera mengayuh sepeda. Aku sengaja melewati jalan yang ramai. Malam-malam gini tidak baik sebenarnya anak gadia pergi.

"HEY TARTAR"

Kuhentikan sepeda dan melihat asal bunyi yang memangil namaku. Terlihat dari sebrang tampak seorang melambaikan tangan kearahku. Kuhampiri agarsemakin kelihatan wajahnya. Oh ternyata Mira.

"Loh Mir, ngapain keluar jam segini?" Tanyaku.

"Cari makan" jawab Mira.

Kulihat penampilan Mira dari bawah sampai atas. Berbeda penampilannya saat disekolah dengan sekarang. Kaos dan celana pendek selutut yang Mira kenakan. Aku melihatnya hanya geleng-geleng kepala.

"Sama siapa Mir?" Tanyaku.

"Sendiri"

"Yasudah ikut aku aja yuk"

"Kemana?"

"Kukasih makan, ikut aja"

"Gratis? Kalau gratis ayo aja"

"Iya"

Tanpa aba-aba Mira langsung duduk dibelakang sepedaku. Tidak apa ingat Sabar. Kukayuh sepedaku sambil memboncengkan Mira. Cukup berat, kuanggap ini olahraga.

Tidak lupa musik ori dari Mira. Ya Mira dengan suaranya bernyanyi. Tidak hanya bernyanyi tetapi badannya juga ikut bergoyang, aku jadi tidak seimbang mengayuh sepede. Mau ku peringatin tapi kelihatannya Mira lagi senang. Akhirnya kubiarin, biarkan Mira bersenang dulu.

Akhirnya kita telah sampai di toko bunda. Kuparkirkan sepedaku didepan dan kuajak Mira untuk masuk. Kulihat sekeliling dan kucari keberadaan bunda tapi tidak kutemukan bunda. Mungkin bunda lagi didalem. Kusuruh Mira tunggu dikursi yang kusiapkan dan segera kuambilkan makanan.

"Bentar ya, kuambilin makanannya"

"Oke Tar"

Kulihat ada banyak sebungku nasi. Kuambil satu untuk Mira.

"Ini Mir, kalau kurang bilang"

"Makasih Tar"

Aku tersenyum melihat Mira yang makan dengan lahap. Mungkin Mira begitu lapar, aku ambil minum kemasan dan kuberikan kepada Mira. Sepertinya Mira seperti tidak makan dari pagi. Tanpa menunggu lama makannan Mira sudah habis.

RENJANAWhere stories live. Discover now