1. MPLS

15 0 0
                                    

Happy Reading



Hari ini adalah hari dimana Tara akan menjadi adik kelas, ya benar MPLS. Tara bergegas turun dari tangga dan memghampiri bunda untuk sarapan. Bunda menaruh makanan di meja depan. Menu kali ini adalah nasi dan sop sayur masakan bunda.

Rumah Tara memang cukup luas tetapi, hanya ada dua orang yang menempatinya. Siapa lagi kalau bukan bunda dan Tara. Lalu bagaimana dengan ayah? Ayah sudah memiliki istri baru yang lebih muda dari bunda, cantik sih tapi masih cantikan bunda. Tetapi ayah tidak lupa dengan kewajibannya sebagai suami dan seorang bapak, transfer uang masih aman dan tepat waktu.

Tara memiliki kakak laki-laki, tetapi dia sudah menikah dan akan menjadi seorang bapak. Bunda berkerja dirumah sebagai ibu sembako, nama tokonya adalah sembako bu Tirta. Bunda memang hebat sangat hebat dan lebih hebat dari Tara the best pokonya. Bunda selalu memagil Tara dengan sebutan ndhya, katanya itu sebutan spesial darinya.

"Bun, aku berangkat sekolah dulu, mohon doannya" kata Tara sambil menyalimi tangan kanan bunda.

Tara segera mengambil tas dan menunggu angkotan umum. Dari smp sampai sekarang Tara selalu berangkat dan pulang menggunakan angkotan umum, karna bunda tidak bisa mengantarkan lebih tepatnya tidak memiliki SIM. Bis umum telah tiba dan Tara langsung naik dan duduk di dekat jendela. Pikiran Tara sekarang semoga sampai sekolah tepat waktu.

"Pak, SMA Akusara 1"

Tara segera bergegas turun dan membayar. Kupandangi SMA ini, berharap Tara bisa menjadi pembawa yang di SMA ini. Segera Tara masuk wilayah SMA Akusara 1 dan mencari kelas. Tanpa lama, kelas sudah berada di depan mata dengan bismillah Tara masuki kelas ini.

Sunyi dan hening, namannya juga pertama kalinya ganti suasana lingkungan. Kudapat bangku kedua dari belakang yang kosong segera kutaruh tas dan duduk. Di depan kulihat ada seorang cewe yang kebingungan mencari tempat duduk sepertinya. Kuangkat tanganku dan menyuruhnya duduk disamping Tara.

"Hey, sini gak capek berdiri sambil bawa tas?" Kata Tara sambil tertawa canda.

Perlahan cewe itu jalan dan menaruh tas disampingku. Dia duduk langsung mengeluarkan pmsel dan berpura-pura sibuk dengan ponselnya. Tara berinsiatif kenal lebih dekat dengan sosok yang duduk disampingku sekarang. Dilihat dari segi muka dan tanpa hijab rambut terurai sepertinya dia berbeda agama denganku. Bukan masalah besar, justru ini bisa memepererat toleransi diantara kita.

"Hai, serius amat, kenalin namaku Tara Renjana Sandhya call me Tara"

Cewe tersebut menerima uluran tangan Tara. Tara tersenyum senang akhirnya tanpa lama-lama Tara mulai mendapatkan kenalan.

"Salken Angellina Swastamita panggil Enjel aja"

"Nama yang bagus"

"Terimakasih kamu juga"

MPLS dimulai, osis menjelaskan semua tentang SMA ini. Tidak hanya itu osis juga memberikan tebak-tebak berhadiah. Terlintas dipikiranku aku ingin menjadi bagian dari osis, tapi tiba-tiba saja pikiran negatif Tara juga ikutan datang yaitu kayaknya menjadi bagian dari osis haru perfect mulai minder jadinya.

Jam istirahat berbunyi, dan Tara gunakan kesempatan istirahat ini untuk mengelilingi kantin SMA. Tara dan Enjel keluar dari kelas menuju kantin. Kantin cukup ramai, kita yang hanya sebagai adik kelas hanya diam dan mengalah untuk membeli makanan. Tara bersabar terus sabar tapi tidak dengan sekarang.

"Kalau jalan pakai mata dong" ucap kakak kelas yang menumpahkan minuman di bajuku.

kesal, bukannya minta maaf tetapi malah menyalahkan. Enjel hanya menyuruh Tara untuk diam tidak usah membantah, tetapi Tara sudah terlalu kesal.

RENJANAWhere stories live. Discover now