BAB 45 (Meninggalkan ku ?)

1.1K 133 3
                                    


       Pangeran Cleo yang keluar dari dalam tenda langsung bergegas ke belakang tenda. Ia tampak diam tanpa sepatah pun saat healer memberi tahunya tentang sesuatu.

       "Maaf yang mulia, tapi seperti yang saya katakan sebelumnya. Tubuhnya menyimpan banyak racun. Jika racun semakin menyebar maka kulit nya juga akan semakin putih pucat".

       "Begitukah?" Tanya Cleo.

       "Terlebih lagi, laki laki itu mengalami shock secara mental, saya pikir ia mengalami hal buruk sebelumnya". Kata healer menjelaskan.

      "Apa maksudmu adalah rencana pembunuhan?" Tanya Cleo kembali.

      "Sepertinya begitu yang mulia. Melihat dari racun yang mulai menyebar didalam tubuhnya. "Hal" tersebut baru saja dilakukan oleh oknum musuh".

      "Menarik, rahasiakan hal ini dari publik, dan tolong cari informasi pria kecil tersebut secara rahasia". Kata Cleo memberi perintah.

      "Lalu bagaimana dengan pria tersebut? Kita telah mengobatinya, apakah kita akan membawanya ikut bersama rombongan?" Kata Hazel menyambung pembicaraan.

Satu kode tangan dari Cleo membuat healer tersebut pamit undur diri. Tinggallah Cleo dan Hazel saat ini.

Tak lama terdengar suara cekikikan dari duo sahabat karib ini.

     "Apa yang kau lakukan berpura pura terlihat keren? Aku sudah tahu trik mu, sejak kapan kau jadi seorang pangeran asli?" Ujar Hazel dengan terus tersenyum.

     "Diam Lah, aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga image ku didepan pemberian dewa. Saat masuk kedalam tenda aku melihatnya jatuh tersungkur, kau tau aku ingin sekali menolongnya. Tapi ekspresinya benar benar membuatku ingin tertawa. Terlebih saat ia mengikuti langkahku, dia benar benar seperti anak ayam". Kata Cleo senang. Terlihat ia menghapus air mata tawa yang turun dari ujung matanya.

     "Jangan terlalu sok keren, ia pasti kebingungan dengan sikapmu. Bersikaplah baik seperti kita berbicara saat ini". Lanjut Hazel pada Cleo.

Kali ini Hazel sibuk mengambil beberapa kerikil kecil untuk dilempar ke sembarang arah karena gabut. "Terlebih, bagaimana jika dewa marah padamu karna menyia nyiakan pemberian dari nya?" Sambung Hazel kembali.

Cleo nampak berfikir sejenak. Benar juga, pria kecil itu hadir sesaat ia sudah melontarkan permintaan pada dewa, entah itu situasi yang kebetulan. Pada nyatanya itu adalah pemberian dewa.

     "Kira kira seperti apa asal usulnya? Jika mendengar penjelasan dari healer sepertinya ia hidup dalam ketakutan. Terlebih jika ia sendirian menghadapi kematian yang terus datang menghampirinya". Kata Cleo yang saat ini ikut duduk diatas kotak kayu berisi perlengkapan masak.

     "Ada apa? Apa kau mengingat tentang betapa beratnya untuk hidup dan tumbuh besar di istana?" Tanya Hazel.

     "Ya"

     "Padahal saudara kandung, tapi karena pewarisan untuk menjadi suksesor ataupun penerus tahta bahkan sangat sesak untuk bertahan. Sudah lelah untuk berenang, berusaha agar tidak tenggelam, bahkan harus berjibaku menghindar dari gigi para hiu tapi ujung daratan masih sangat jauh untuk terlihat" kata Hazel sambil menghela nafas.

Hazel tahu betul seperti apa kerasnya hidup didalam istana. Karena sedari kecil Hazel adalah pengawal pribadi dari pangeran Cleo.

    "Itu benar, aku selalu merasa bersalah terhadap kakakku sendiri, aku tidak pernah menginginkan tahta apapun tapi kakakku selalu sinis terhadap apapun yg ku lakukan didalam istana".

Dancing On Ice In The Moonlight  [END] [PROSES REVISI] Where stories live. Discover now