Rumah Teduh

Realita

Sungguh ku kira dunia akan merasa iba, melihatku yang tertatih melawan semua. Bukan karena apa, tapi semuanya berjalan dengan berbeda. 

ku kira bakalan mudah, ternyata aku menderita.

Tangisku pecah, tapi tak sekalipun orang bakalan menyapa. Semua orang punya alasan tetap kuat, tapi aku tak punya modal nekat.

 Aku kira aku kuat, ternyata aku melarat. Tergerus kehidupan dunia yang berputar tanpa henti, tak tahu untuk menanti.

Aku hanya sebutir pasir, yang hidup bagai disambar petir. Semuanya terjadi tanpa aba-aba, dan berakhir tanpa bela sungkawa. Semua mata berpaling, seolah aku hanya benda yang tak penting. 

Realita tak sebanding dengan dongeng yang selalu terlantun, ternyata aku terjun tak sekalipun pernah dituntun. Aku berharap pada tuhan yang selalu mendengarkan, semoga tak ada berita ku akan kematian.