Menyikapi

8 0 0
                                    

Hai...

Makasi ya udah cerita...

Cerita aja ke aku tentang keluh kesahmu, gak apa-apa kok, kamu gak nambah beban pikiran aku. Justru aku senang kamu bisa terbuka sama aku. Aku malahan sedih kalau kamu diam dan menyalahkan diri sendiri untuk keaadan yang bahkan tidak kamu ketahui.

Jangan jadikan aku orang yang kamu takuti untuk berbagi pikiran. Apakah kamu tau, aku pernah kehilangan temanku. Teman yang ramah, responsif, dan humble ke semua orang. Aku pikir semuanya baik-baik saja, semua terlihat seperti tidak ada masalah dengannya. Tapi aku sadar, saat dia pulang kerumah, semua kabar yang dia berikan adalah palsu. Dia pura-pura kuat, dia pura-pura bisa mengurus segalanya, dia pura-pura tersenyum dan mengatakan semua akan baik-baik saja.

Namun aku salah, dia jauh dari semua kata "baik" itu. Entah apa yang dipikirkannya pada malam itu. Aku tau dari ketikannya ada yang salah. Dia tidak nampak seperti biasanya.

"maaf ya aku gak cerita apa-apa ke kamu, tapi semuanya baik-baik aja kok, cuman lagi berantem aja sama keluarga, paling besok udah baikan lagi"

"Aku capek, aku tidur duluan ya"

"Oh ya, kalau aku terlambat bangun, gak perlu dicariin"

"Nanti palingan aku nyusul kok" 

Seharusnya aku langsung datang kerumahnya, menarik tangannya keluar dari rumah itu, berkeliling taman sambil melihat bintang, dan menangis memeluk dia yang hanya tinggal bayangan. Kami semua sangat terpukul, sosok yang kami kenal sangat suka berbaur, ternyata memendam luka yang begitu mendalam. Bagaimana kamu bersikap egois dengan mengatakan semuanya baik-baik saja?

Kamu salah, setelah kamu malahan aku yang hancur, aku berfikir bagaimana mengembalikan waktu, saat aku melihat semua tampak salah, aku bakalan cepat-cepat buat kamu cerita sama aku. Apa ada yang membuat dirimu tak bisa percaya ke orang lain lagi? Apa masalahmu sangat berat sehingga kau takut untuk mengatakannya dengan orang lain?

Semua itu hanya tipu daya kegelapan yang sedang memelukmu, dia cemburu saat kamu menemukan orang yang bisa merangkul kamu. Dia selalu memberikan titik hitam di hati kamu, semua yang menjadi imajinasi kamu, dia buat menjadi nyata. Kamu terjebak ke arusnya, kamu melihat cahaya yang sebenarnya jurang yang begitu hampa. Hingga tak sadar kamu melakukan hal yang tidak ada jaminan membawamu kembali lagi ke dunia ini.


"Rest In Peace My Friend"

Rumah TeduhWhere stories live. Discover now