🥜 Kakel ✔

Começar do início
                                    

"Halo anak-anak, bosen nggak nunggu Ayah?" suara dari laki-laki yang menyebut dirinya sebagai Ayah itu melangkah mendekati ketiga remaja yang sedang duduk menatap handphone

"Satu jam nggak ngaruh ko Yah" celetuk remaja laki-laki dan menarik setiap ujung bibirnya membentuk senyuman tipis

"Nglawak dikit nggak ngaruh" ujar Ayah membalikkan badannya dan berjalan kembali menuju mobil. Tentu itu membuat ketiganya tersentak

Cukup lama saling pandang, mereka berdiri dan berjalan keluar menuju mobil. "Kok Ayah yang ngambek, harusnya kan kita bertiga" ucap remaja perempuan dan mendapat anggukan dari kedua saudaranya

"Biarin, Ayah juga bisa ngambek kali"




___




Sepulang les, trio kembar tidak mampir kemana-mana. Ya, mereka langsung pulang. Selain karena hari sudah panas, lagi-lagi Ayah ada urusan ditempat lain. Aish- orang sibuk beda ygy?

Siang menjelang sore Cilla gunakan untuk mengistirahatkan tubuh daksa dengan handphone didepan wajah. Jarinya sesekali bergerak untuk mengganti channel yang ia lihat. Tak lupa juga headphone yang terpasang dikedua telinganya.

Ketika tengah asik menonton, ada sebuah notifikasi dari whatsaap yang muncul di layar atas. Itu, dari nomor tanpa nama. "Siapa?" Pikirnya

Karena penasaran jadilah ia membuka room chat dengan nomor tersebut.

+6282-0xx
Mengetik ...

Kakel

Send a picture🖇

"Kakel?" gumamnya pelan membaca pesan pertama. Melihat nomor itu mengetik ... Cilla menutup room chat tersebut dan melanjutkan menontonnya

Meskipun matanya menatap gambar di layar namun tidak dengan pikirannya. Penasaran sangat penasaran, kepo maklumlah. Tak lama

Ting.

Karena tak ingin ketahuan menunggu, Cilla melihat chat ketika layar digeser kebawah. "Mengetik dari tadi, jebule namung iki?" ujar Cilla dengan medok jawanya

Message.

+6285-0xx

| Jauhin Erick. Gue lihat lo ketemuan kemarin

| Awas lo

Cilla mengangguk paham, ia mengerti sepertinya ia mengenalnya atau pernah bertemu sebelumnya? "Kakak yang itu ya? Huft- sepertinya kesalahpahaman akan kembali terjadi"

|Gak berani jawab ya?

| Ketauan banget kalau bener 😒

Kalimat terakhir membuat Cilla mendengus kesal, memang apa yang ia lakukan? Dia saja bertemu Erick terakhir saat diruang kelasnya eh- "Jangan-jangan ada yang cepu"

Ia mengunduh foto yang dikirim nomor tersebut tanpa perasaan ragu. Bum. Benar itu adalah fotonya dan juga Erick ketika didalam kelas "Siapa yang foto?"


Maaf kak tapi itu kebetulan bukan  direncanakan |

Kakak jangan salah paham |


Ia mengetikkan kalimat penenang supaya kobaran api anala tidak semakin membesar. Tentu ia menjawab jujur, saat itu memang bukan sesuatu yang direncanakan lagi pula tujuan Erick ke kelasnya kan untuk mencari Aliandro teman sekelasnya. So ia tidak salah bukan?

Cilla kira chatnya akan diread aja, but ia salah ternyata nomor itu kembali mengetikkan sesuatu yang sepertinya akan lama seperti tadi. Mencoba mengalihkan, ia kembali menonton.

Message

+6285-0xx

|Yang sopan dong sama kakak kelas gausah nuduh salah paham juga kali. Lo pikir lo siapa berani bilang gitu sama gue? Kalau ada hubungan bilang aja kali, gausah sok jauh padahal suka nempel 😒

Notif itu membuat emosi Cilla tumbuh, bagaimana bisa ia dikatakan tidak sopan dan nuduh salah paham. Ia hanya meminta untuk tidak salah paham bukan menuduh salah paham. Memang kalimat mana yang merujuk menuduh.


Bukannya tidak sopan, tapi kakak yang sudah nuduh sembarangan ☺ |


Emot senyum tentu saja ia gunakan supaya tidak kelihatan emosi, bagaimana pun ia sedang chat dengan kakak kelas yang artinya orang yang lebih tua. Diluar prediksi ternyata chatnya hanya dibaca tanpa dibalas "Ya sudah mau gimana lagi"

Disisi lain.

Seorang gadis menggulingkan tubuhnya kekanan dan kekiri karena bosan. Handphone baterai habis, nonton televisi nggak ada yang seru. Ia adalah Disa. "Ahaa" seru Disa mendapatkan ide yang cemerlang

Kemudian ia turun dari ranjang dan berlari kearah taman belakang. Setelah sampai disana, ia melihat sang Bunda yang tengah menyirami tanaman. Ia berjalan pelan dan memeluk Bunda dari belakang.

"Eh Cilla mau bantuin Bunda nyiram bunga ya?" tanya Bunda tanpa mengalihkan pandangannya dari bunga dihadapannya

Lontaran kalimat dari Bunda tentu membuat Disa cemberut "Bunda ini Disa" ujar Disa merengek dan melepas pelukannya

"Ya Allah salah lagi" ucap Bunda berbalik badan menatap sang putri sulung "Maaf ya sayang, Bunda nggak sadar kalau itu kamu. Jangan cemberut dong nanti cantiknya ilang lo"

"Iya Bunda ku sayang, ohya ini masih agak siang lo Bun kok sudah disiram?" tanya Disa diakhir kalimat

"Cuaca akhir-akhir ini panas dan polusi di mana-mana" jawab Bunda seadanya yang membuat Disa mengangguk mengerti.

"Disa bantu" ucap Disa dan diangguki oleh Bunda







___

Sampai jumpa di part selanjutnya. Saya ucapkan terima kasih telah bergabung di 'Mengalah? Gak papa'.

Semoga kita bisa bersilaturahmi disini.

Dukung penulis dengan memberikan Vote dan Follow juga.

"Hari ini Jum'at jangan lupa solawat" Author Ian

⚘sekuntum bunga untuk para readers kuuuu

Mengalah? Gak papa (END)✔Onde histórias criam vida. Descubra agora