3. Beneran kembali.

49 6 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan lupa vote dan komen ya..
Kalau ada typo mohon ditandai.

~

~

HAPPY READING!!!

~

~

🕊🕊

Sehabis wekton, tepatnya sekitar pukul 06.00. Seluruh kang-kang dan mba-mba pondok menyiapkan segala keperluan untuk menyambut kepulangan gus pondok mereka yang telah menuntut ilmu di negri orang selama hampir 10 tahun.

Mulai dari membersihkan area ndalem, area pondok yang dibantu santri yang sedang ro'an harian. Menyiapkan berbagai hidangan yang dimasak langsung dari dapur ndalem,bukan dapur pondok juga dibantu oleh perempuan yang sejak tadi terdiam entah sedang memikirkan apa.

Hamidah, selaku mba ndalem juga membantu menyiapkan untuk penyambutan gus mereka. Hatinya berdebar tak tenang. Entahlah apa penyebabnya. Padahal sedari tadi ia sudah membaca sholawat seperti saat dia merasa tidak tenang. Namun,kali ini berbeda.

"Kenapa ning kok diam aja? Deg-deg an ya?" Tanya usil Kanza. Pasalnya sedari tadi ia melihat pergerakan hamidah seperti tak nyaman.

"Apa sih za,gak usah mikir macem-macem deh" elak hamidah gusar.

"Iih,aku cuma nanya doang loh padahal. Jangan jangan kamu ya,yang mikir macem-macem. Hayoo ngaku?" Ucap kanza dengan nada usil.

"Apa sih,udahlah mending kamu bantu itu iris bawang merahnya. Jangan gosip mulu" ucap hamidah lalu berlalu dari hadapan Kanza.

"Iih siapa yang gosip coba?"

Hamidah pun kini pergi ke ruang keluarga ndalem. Membersihkan tempat yang pasti akan menjadi tempat utama untuk kepulangannya. Membersihkan debu-debu yang ada di meja, kursi dan figura yang terpajang di dinding dengan cat berwarna putih tulang.

Sampai pada poto terakhir. Poto dengan figura berwarna hitam yang selama hampir 2 tahun ini ia pandangi. Tersenyum, tak pernah ia bayangkan hari ini akan terjadi. Hari dimana ia akan bertemu dengan Tuan pemilik nama yang selalu ia semogakan di sepertiga malamnya. Pemilik nama yang 2 tahun terakhir sering membuatnya tersenyum sendiri.

Masih ia ingat bagaimana rupanya yang nyaris sempurna. Saat ia sambang ke rumah 2 tahun lalu. Ia yang memang sehari-harinya berada di ndalem sehingga membuatnya sering bertemu dengan gus nya itu. Walau hanya sekedar pas-pasan saat ia berada hendak ke dapur dan gusnya yang sedang didapur pula.

Tidak pernah ada obrolan,karena sepertinya gus nya itu tidak terlalu suka bicara. Mungkin,sekedar bertanya atau sapaan semata karena gus nya pun mengetahui ia siapa disini.

Berada di rumah hampir sebulan membuatnya sering memperhatikan gusnya itu. Apalagi dengan rupanya yang nyaris sempurna. Juga,jika dilihat-lihat ia adalah lelaki dengan segudang ilmu yang ia punya. Entah ilmu agama ataupun ilmu pengetahuan lainnya.

"Hamidah.." panggilan dari bu nyai membuatnya sedikit terkejut.

"Injih nyai,wonten nopo?" Jawabnya dengan menundukkan pandangan matanya.

𝐏𝐀𝐍𝐆𝐄𝐑𝐀𝐍 𝐃𝐇𝐔𝐇𝐀Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ