14

491 30 0
                                    

Typo tandai ya ^^



Di mansion Valcavano

"Om Vian, ayo tangkap Al heheee..." Al berlari berusaha untuk menghindari Vian_bodyguard pribadinya tapi sudah dianggap teman oleh Al.

"Al, hati hati.." Vian harus lebih sabar, karena tuan muda kecilnya ini sangat aktif.

"Ayo tangkap.. ayoo om"  Al terus berlari kesana kemari di ruang santai.

Suara tawa dan langkah kaki memenuhi ruangan tersebut. Vian tidak habis pikir kenapa tenaga tuan mudanya ini tidak habis habis, sangat gesit sekali.

Al berhenti berlari saat melihat Vian berhenti mengejanya dan menerima telpon yang entah dari siapa Al tidak tahu.

Al pergi ke arah dapur

Melihat beberapa saat para maid yang sibuk dengan pekerjaan nya, mungkin karena sebentar lagi jam makan siang jadi mereka harus segera membuat makanan pikir Al.

"Bibi.. Al mau minum" Ucap Al sembari menyimpan kepalanya di meja saji dapur.

"Baik tuan kecil"
Maid yang ada di dapur merasa gemas dengan tuan kecilnya itu, karena ekspresi wajah yang lelah tapi terbesit ada kebahagiaan disana. Mereka turut ikut senang melihat tuan muda Al kembali ceria.

"Ini tuan kecil" ujar salah satu maid sembari menyimpan air putih di hadapan Al.

"Makasih bibi, panggilnya Al aja jangan tuan kecil atau tuan muda ya" Al tersenyum manis.

"Baik Al" maid itu tidak bisa menolak permintaan tuan kecilnya yang mengemaskan itu.

"Al punya ide, hehee ..." Ucap pelan Al sembari melihat sekitar, sesekali mengawasi Vian yang masih berbicara dengan seseorang di telpon dan para maid yang masih sibuk dengan pekerjaan mereka.


Depan mansion Valcavano..

Mobil mewah milik tuan besar mansion Valcavano masuk melewati gerbang utama, semua penjaga serta maid langsung berbaris rapih untuk menyambut tuan besar mereka.

"Selamat datang tuan besar" serempak mereka mengucapkan itu dengan lantang dan membungkuk untuk menghormati tuan besar mereka_Albert.

"Hmm" Albert hanya mengangguk kecil dan melewati semua orang dengan tatapan dingin dan wajah datar nya.

"Hehee.."

Suara tawa seseorang yang membuat langkah kaki Albert berhenti di ruang santai dekat dengan ruang makan dan dapur.

"Vian, dimana Al?" Tanya Albert ketika Vian baru saja mendatanginya.

"Tuan kecil.. " Vian tersadar tuan kecilnya kemana sekarang, muka datarnya berubah sedikit panik tapi masih bisa ditutupi.

Albert meninggal Vian dengan pikirannya dan berjalan perlahan menuju sumber suara tawa tadi.

"Heyy.. jagoan kecil daddy" Albert berjongkok di bawah meja saji dapur dan mendapati jagoan kecilnya_Al ada di sana dengan badan yang dipenuhi oleh tepung.

"Da..daddy" Ucap pelan Al

"Al, ayo kita mandi bersama.." ucap lembut Albert, ia melihat jelas raut ketakutan di wajah anak bungsunya itu.

"Daddy tidak marah.. ayoo" lanjut Albert sembari berusaha menggapai tubuh kecil Al.

"Hm.. ndak, Al mau sama Om Vian. Al takut" ucap pelan Al sembari terus menghindar dari tangan daddynya yang terus berusaha untuk menggapai nya.

"Al sama daddy aja ya" kesabaran Albert semakin menipis.

Happ.. Albert meraih tangan kecil Al dan langsung menariknya untuk keluar dari bawah meja saji dapur itu.

"N..ndak mau, Al mau sama om Vian. Al takut.. takut.. takut" Al terus berusaha melepas tangannya dan melihat ke arah Vian yang sedari tadi hanya diam melihat nya. Al meminta bantuan tapi Vian tidak bergerak sama sekali.

"Aldeon Valcavano diam" ucap dingin Albert, ia hampir saja membentak si bungsu karena terus memberontak.

Al menunduk dan ia hanya pasrah ketika tubuh nya di gendong oleh daddy_Albert ala koala dengan mudahnya.

"Sayang..Al kenapa mau sama om Vian? Kan ada Daddy, daddy sedih loh kalau kamu lebih dekat dengan om Vian daripada daddy" Albert mengubah suaranya menjadi lembut dan pelan, berusaha untuk tidak menakuti apalagi menyakiti bungsunya itu.

"Da.. daddy sedih, jangan sedih lagi nanti Al juga sedih" tangan kecil Al meraih wajah Albert dan mengelusnya lembut.

Albert sangat menikmati usapan lembut dari tangan kecil Al, ahh.. rasanya ia ingin mengurung anaknya ini dan menyimpan nya untuk dirinya sendiri. Rasa lelah tadi terbayar, menghilang dengan sendirinya.

Albert bersungguh-sungguh. Ia tidak suka anak bungsunya ini terlalu dekat dengan orang lain selainnya, bahkan ia tidak suka jika Al dekat dengan anak-anak nya yang lain.

Dasar.. bapa posesif sekali- Author 😒
Suka suka saya, saya bunuh kamu ya kalau gak diem- Albert
Eh jangan, nanti gak ada yang nulis lagi lah- Author 😅✌️

Lupakan, mari kita lanjutkan 😌




Pikiran Al melayang ke masa ia masih ditubuhnya yang asli, Al takut.. ia terbayang bagaimana marah besar  ayahnya dulu ketika tahu kalau Al main tepung yang berakhir ia tidak sadarkan diri selama 3 hari lamanya karena siksaan yang ayahnya berikan.





Malam hari di mansion Valcavano

Di meja makan..
Semua anggota keluarga makan malam bersama.

"Daddy, 2 hari kemarin kemana aja?" Tanya Al sembari memainkan jari Albert yang berada di perutnya_ya Al makan disuapi dan duduk dipangkuan daddy posesif nya itu.

Semua pandangan anggota keluarga langsung berpusat pada si bungsu.

"Maaf, daddy sibuk di kantor karena ada sedikit masalah baby.." Jawab Albert sembari terus menyuapi makanan ke anak bungsunya itu.

"Ooh.., daddy jangan kecapean. Al gpp uang kita sedikit dan hidup sederhana tapi daddy selalu main sama Al hehee.." celetuk Al dengan wajah polosnya dan tersenyum manis.

"....."

"Lucu sekali.." Ucap Alviel
"Polos sekali" Ucap Axhalion
"Aduh, gue harus tahan..jangan ketawa" ucap Axhelion

Ya_semua orang disana terdiam, hey siapa bilang kekayaan keluarga Valcavano akan habis jika sang kepala keluarga Albert tidak bekerja. Bahkan jika semua orang anggota keluarga tidak bekerja sampai bertahun tahun pun mereka tidak akan jadi miskin..lucu sekali bungsu Valcavano ini.

Tapi setelah nya semua yang ada di sana langsung terlihat sedih dan menatap lekat Al bungsu Valcavano, mereka sadar.. Al sangat kesepian.














Don't forget to vote and komen :)

Aldian (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang