"Darimana Vallen terlihat marah?" Vallen memasang wajah tenang dan menatap lurus ke arah Ryan.

Ryan sendiri yakin jika Vallen pasti masih iri padanya. Tidak mungkin Vallen menerima semua keadaan ini dengan begitu singkat.

Yang tidak diketahui Ryan, Vallen sudah melewati sebuah kematian untuk sampai di titik ini. Jadi, Ryan tidak akan paham.

"Kamu hanya berpura-pura!" sangkal Ryan.

"Oke, terserahmu saja. Ayo, ke kelas De! Tidak ada untungnya meladeni orang seperti dia."

Deon mengikuti Vallen. Tapi setelah beberapa langkah, ia melihat ke arah belakang yang saat ini Ryan masih melihat ke arah mereka. Deon mengacungkan jari tengahnya.

"De, ayo!"

"Ah, iya Vall." Deon menyamakan langkahnya dengan sang teman. Keduanya kembali berjalan beriringan, meninggalkan Ryan yang masih berdiri diam di tempatnya.

Ryan merasa kesal saat melihat Vallen dan Deon yang pergi begitu saja. Apalagi pada Deon yang berani mengacungkan jari tengahnya padanya. Ia harus mencari cara untuk membalas mereka. Jadi, Ryan mencoba untuk tenang.

Bel pulang telah berbunyi, Vallen sedang duduk di kursi dekat gerbang. Kakak kembarnya tidak bisa ikut pulang bersamanya karena ada tambahan bimbingan. Jadi, Vallen akan pulang sendiri tapi tetap akan ada supir yang menjemputnya.

Vallen menatap kesal saat mobil keluarga Johnson yang tiba lebih dulu. Ia sudah tidak ingin berurusan dengan mereka. Jadi, ia menundukkan kepalanya untuk bermain dengan ponselnya lagi.

Liam turun dari mobil dan melihat Vallen yang sedang duduk kursi di dekat gerbang. Ia tidak menunggunya,  kan? Apa sekarang ia akan bilang ingin ikut ke mansion. Liam berpikir, itu tidak akan semudah itu untuk membawa Vallen ke mansion kembali. Tapi Vallen terlihat fokus dengan ponselnya. Apa ia tidak melihatnya? Atau Vallen sedang pura-pura untuk menarik perhatiannya? Liam berpikir, Vallen tidak banyak berubah. Okelah, biarkan kali ini ia yang akan membuka suara terlebih dulu.

"Sedang apa kamu disini? Kamu menungguku?" ucap Liam yang sekarang di depan Vallen.

Mau tidak mau Vallen mengangkat kepalanya. Ia berpikir mantan kakaknya tidak berhalusinasi, kan? Darimana ia sedang menunggunya? Ia jelas duduk diam.

"Kalau kamu ingin kembali ke mansion. Tidak akan semudah itu."

Sekarang Vallen benar-benar di buat tercengang. Apa tadi? Kembali ke mansion? Mansion Johnson? Itu tidak pernah lagi terpikirkan untuknya. Vallen melihat Liam yang saat ini masih memasang wajah percaya dirinya.

"Kapan Vallen mengatakan akan kembali ke sana. Vallen tidak akan pernah pergi ke sana lagi. Jadi, dimohon untuk tidak menggangu Vallen lagi. Anggap saja kita tidak pernah kenal."

Liam cukup terkejut dengan ucapan Vallen yang sangat berani. Ia masih ingat, Vallen itu adik yang penurut yang selalu mengikutinya kemana pun. Walaupun, ia selalu menegurnya untuk tidak lagi mengikutinya setelah beranjak remaja. Kenapa sekarang, ia merasa asing dengan sosok remaja yang ada di depannya. Ia tidak terlihat seperti Vallen yang ia kenal.

"Omong kosong. Ini caramu untuk menarik perhatian lagi, kan?"

"Terserah jika anda tidak percaya."

"Aku ti—"

"Kakak!"

Ucapan Liam terpotong saat mendengar panggilan adiknya, Ryan. Ia melambaikan tangannya ke arah sang adik.

"Kakak, baru sampai?"

"Iya."

Vallen kembali fokus ke arah ponselnya tidak mau melihat adegan kakak beradik yang ada di depannya, ia tidak tertarik sama sekali.

Ryan berjalan masuk ke mobil. Liam melihat ke arah Vallen yang masih duduk. Sekarang, ia sedikit merasa kasihan karena tidak ada yang menjemput Vallen. Jadi, mencoba menawarinya masuk untuk ke dalam mobil.

"Kamu, masuklah. Aku akan mengantarmu. Hanya kali ini aku akan berbaik hati," ucap Liam.

Vallen sekarang merasa ada yang salah dengan pikiran mantan kakaknya.

"Ti—"

"Dia akan pulang bersamaku," potong seorang pria yang baru saja keluar dari mobil.

Mereka tidak menyadari jika sudah ada mobil yang berhenti di samping mobil Liam.

"Pa-paman."






Terima kasih buat semuanya ya. Makasih juga semangatnya. I love you so much hehehe.

Yuk semangat yuk!


5 Agustus 2023

Another Cannon FodderWhere stories live. Discover now