8

27.5K 3K 125
                                    

Haloo halooo, nungguin Vallen up ya,
Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.







Mau tidak mau Vallen harus mulai terbiasa dengan kehadiran si triplet yang selalu ada di sekitarnya dan terlihat ingin dekat dengannya. Si triplet serius dengan ucapannya, selama beberapa hari ini mereka akan menghampiri Vallen saat jam makan siang. Dan kadang menjemput Vallen di kelasnya. Si triplet juga pernah menawarkan untuk Vallen tinggal di mansion Martinez. Tentu saja Vallen menolak. Menurut Vallen terlalu cepat dan Vallen belum sepenuhnya percaya dengan mereka. Bagaimana jika akhirnya Vallen akan di tolak lagi oleh anggota Martinez yang lainnya. Vallen belum siap jika ia harus menghadapi situasi seperti itu lagi.

Hidupnya juga terasa lebih santai setelah memutuskan tidak ingin lagi berhubungan dengan keluarga lama dan barunya. Bukan maksdunya untuk melupakan begitu saja keluarga kandungnya, tapi Vallen juga cukup kecewa dengan keluarga kandungnya. Setelah ia memutuskan untuk pindah ke asrama, orang tuanya tidak pernah menghubunginya. Jadi Vallen tidak ingin berharap lagi. Bukan Vallen yang tidak menginginkan mereka tapi mereka yang tidak menginginkannya.

Vallen sedang belajar matematika setelah menyelesaikan makan siangnya. Dua hari lagi lomba akan dimulai. Jadi Vallen tambah bersemangat, seperti saat ini ia sedang belajar bersama dengan si triplet dan Deon yang duduk bermain dengan ponselnya. Walaupun Deon merasa sedikit takut tapi ia tidak mau meninggalkan Vallen sendirian bersama si triplet. Jadi meskipun Deon merasa takut, ia tetap kekeh ingin berada di dekat temannya.

Pertamakali Vallen bertanya pada si kembar tentang soal yang tidak bisa diselesaikannya, ia merasa takut dan canggung. Tapi melihat metode penyelesaian si kembar yang sangat singkat dan ringkas membuat Vallen berbinar. Ternyata bisa segampang itu. Jadi Vallen akhirnya berani untuk sering  bertanya. Tentu saja sikap Vallen yang terlihat lebih santai membuat si kembar merasa senang dan puas.

"Kak Ar, ini bagaimana?"

"Ini (sin x) (sin x)..." Vallen dengan serius mendengarkan penjelas kakaknya.

Sedangkan dua kembar lainnya hanya jadi pengamat. Mereka bergantian akan mengajari Vallen.

Deon sesekali melirik ke arah temannya dan melihat temannya senang tentu saja Deon juga merasa senang. Deon berharap si triplet tidak akan mengecewakan temannya seperti keluarga lama dan baru Vallen.

"Kak," panggil Vallen.

Si kembar tiga dengan kompak melihat ke arah Vallen. Vallen sudah mulai terbiasa dengan reaksi si kembar yang sering melihat ke arahnya secara bersamaan.

"Apakah Vallen bisa memenangkan lomba ini?"

"Tentu," jawab Arga.

"Vallen tidak percaya diri?" Tanya Raga.

"Em, percaya."

"Ada kami jadi Vallen pasti bisa menang." Ucap Gara.

"Tidak ada soal yang tidak bisa kami selesai."

Vallen setuju dengan ucapan terkahir kakaknya. Memang ketiganya benar-benar jenius, mereka bisa menyelesaikan soal dengan sangat mudah dan simpel, Vallen pun dibuat takjub. Vallen merasa seperti mendapat les privat premium.

"De, sini kita belajar bersama."

"Ti-tidak usah, kapasitas otakku tidak bisa mencakup semua pelajaran itu." Deon buru-buru menolak ajakan temannya. Sungguh ia tidak mau ikut belajar dengan si kembar. Jujur Deon masih tetap merinding jika harus di tatap tiga wajah yang sama persis apalagi ekspresi si kembar yang terlalu tenang malahan memberikan kesan bisa menelannya kapanpun saja.

"Kak Gara yakin Vallen pasti menang."

"Kak Raga juga yakin."

"Kak Arga yakin seratus persen."

Vallen merasakan kehangatan dan ketulusan dari kakak kembarnya. Dulu ia tidak pernah menerima perlakuan seperti ini tapi sekarang Vallen merasakannya dari orang lain yang baru di kenalnya. Keluarga yang telah hidup hampir 17 tahun tidak pernah memperlakukannya sehangat ini, hubungan dengan keluarga Johnson terkesan hanya sepihak. Hanya Vallen yang merasa antusias saat menghabiskan waktu bersama, itupun sangat jarang. Sedangkan untuk keluarga kandungnya, ia tidak bisa memberikan komentar lebih. Vallen merasa cukup tahu saja.

"Bagaimana kalau Vallen ikut kami ke mansion?" Tanya Raga.

"Em, Vallen belum siap Kak, bagaimana jika keluarga Kakak tidak menyukai Vallen?"

"Tidak mungkin, mereka pasti menyukai Vallen." Ucap Gara. Arga melihat kedua adik kembarnya mencoba membujuk Vallen untuk datang ke mansion. Ia juga ingin Vallen ikut pulang ke mansion, tapi Arga paham kenapa Vallen bersikeras tidak mau, karena ia juga tahu masalah Vallen dengan keluarga Johnson dan keluarga barunya. Ia tahu jika Vallen takut di kecewakan lagi dengan kata yang disebut 'keluarga'.

"Sudah, biarkan Vallen terbiasa dulu. Kita tidak perlu terburu-buru."


Di meja yang cukup jauh, Ryan merasa kesal dengan Vallen yang sekarang terlihat lebih dekat dengan si kakak kelas triplet. Jujur Ryan iri, siapa yang tidak iri dengan situasi Vallen. Karena Ryan tahu bukan hanya dirinya yang menginginkan posisi Vallen yang bisa dekat triplet  Martinez.

Ryan kira sudah menang setelah bisa membuat Vallen keluar dari mansion Johnson. Ia juga sudah bercerita dengan keluarga lamanya jika Vallen selalu mengganggunya dan sering mencari masalah dengannya. Jadi Ryan yakin jika keluarga lamanya juga tidak akan terlalu menyukai Vallen. Dilihat dengan Vallen yang memutuskan untuk tinggal di asrama pasti tebakannya pasti benar. Ryan ingin melihat Vallen terpuruk dan putus asa. Vallen telah mengambil tempat yang seharusnya menjadi miliknya selama hampir 17 tahun jadi Ryan ingin Vallen membayarnya. Tapi siapa sangka ketika Ryan tinggal melihat momen itu, ada si triplet yang tiba-tiba mengumumkan jika Vallen akan menjadi adik mereka. Ryan tidak menerima ini, ia merasa itu tidak adil untuknya, kenapa harus Vallen?. Ia harus hidup seadanya dengan keluarga lamanya dan Vallen menikmati kekayaan dan fasilitas yang seharusnya menjadi miliknya.

"Ini tidak adil," ucap pelan Ryan dengan meremas kuat sendok yang ada di tanganya.

"Ryan, are you oke?" Tanya teman semeja makan Ryan

"Ah, Ryan oke. Kenapa?"

"Sepertinya wajahmu tidak terlalu bagus."

"Ryan tidak terlalu berselera makan."

"Ingin pesan yang lain?"

"Tidak usah, ini saja."

"Oke kalau begitu. Jika ingin yang lain, katakan saja akan aku pesankan."

Di dalam hati Ryan mendengus kesal. Mereka kira ia tidak tahu jika mereka hanya ingin menjilatnya. Mereka dulunya teman Vallen. Tapi setelah status Vallen berubah menjadi anak biasa dan tidak lagi kaya. Mereka berbalik ingin berteman dengannya. Meskipun Ryan tidak suka tapi Ryan tidak menolak kehadiran mereka. Dengan ini ia ingin membuat Vallen iri padanya karena teman lamanya sekarang menjadi temannya. Ah memikirkan ini, ia bisa menekan rasa tidak sukanya pada mereka. Setidaknya ada gunanya mereka di sekitarnya.

Tentu saja Vallen tidak tahu dengan pemikiran Ryan terhadapnya. Ia sudah tidak ingin ada hubungannya lagi dengn Ryan. Jadi ia tidak peduli apapun yang ingin dilakukan Ryan.








Gimana readersnya kesayangan Inay, Vallen udah up ya jadi jangan diteror 😂.
Luhan juga mungkin hari ini up, doain ya.

Kalau Inay ngga update sehari keliatan aneh ya 😅😂
Gimana sih perasaan kalian ?
Sekangen itukah kalian sama Inay 🤭

8 Juli 2023

Another Cannon FodderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang