Mp20

1.1K 65 0
                                    

   Braaakkk,, brengsek! Bagaimana cara Meen mendapat motor sebanyak itu dalam waktu singkat,,? argggh sialan!." Antonio melempar ponsel yang dipegangnya kedinding hingga hancur tidak berbentuk.

"Dia dapat bantuan dari seorang pria bernama Ping Krittanun bos! "

"Ping, siapa dia? "

"Tidak jelas bos, Identitas disembunyikan hanya ada foto, alamat sekolah dan perumahan, keluarga nya pun tidak ada yang tau. "

"Hah, menarik sekali! ."

Anak buah Antonio meletakkan satu foto Ping di depannya.

"Manis juga, hahahah, sial Meen, kebiasaan menjijikannya itu tidak berubah, sampai sekarang dia tetap menyukai lelaki. " gumam Antonio entah apa masalah mereka.

"Selidiki dia! "Tambahnya .

Anak buah Antonio mengangguk lalu keluar dari ruangan itu meninggalkan Antonio seorang diri, entah apa yang difikirkannya sekarang pasti nya sebuah senyum menyeramkan tercetak jelas dibibirnya.

~
 

Sedangkan Meen, Sony,Marco dan tiga orang tim penyelenggara balap ,sekarang menatap bus yang sudah masuk Kearea parkir yang sudah disiapkan untuk Menampung bus.

"Waaah ,, Meen dari mana ini semua? " tanya Sony menyaksikan bus berlampu neon itu membuka bagian belakang menampakkan motor yang mereka bawa.

"Ping! "

"What! " Marco dan Sony berucap serentak lalu menatap kearah Meen.

"Lo serius? " Marco Lebih dulu bertanya.

"Buat apa gue bercanda dalam hal seperti ini, jangan kan kalian gue saja tidak percaya, hampir 24jam gue bersama dengannya tapi gue tidak tau siapa dia! ".

Meen mengingat bagaimana Ping menjawab pertanyaan nya. *Cukup pandang aku seperti Ping yang kau sukai Phi"*. Hanya itu , Meen ingin menyelidiki sendiri tentang Ping, tapi bagaimana Ping melakukan ini semua Meen seakan sadar dia tidak akan bisa melakukannya.

Marco mengusap pundak Meen, "Ping memang pria misterius seperti itu, nanti dia juga akan cerita Meen! ."

Meen hanya mengangguk lalu memberi tanda untuk para teknisi mengeluarkan motor Dari dalam bus dan Memeriksanya.

Ketegangan yang dirasakan Meen dan team nya yang lain lenyap saat semua motor balap untuk malam ini sudah tertata rapi Sesuai nomor dan urutan ditenda mereka.

Lewat jam 10 semua peserta sudah berkumpul dengan kelompok mereka masing-masing, 16 kelompok Termasuk Ping didalamnya.

"Ping hanya kelompok kita yang sedikit! " Ping menatap sekeliling saat Miki bicara seperti itu.

"Terus! "

"Ya, dulu kita paling rame ping! "

"Tidak perlu rame jika ada yang jadi pengkhianat! " Ping mengangguk setuju saat Tofan mengatakan itu.

"Benar, Ping terimakasih lo masih mau menerima kita! "

"Sudah lah , gue bukan ketua kalian lagi, jadi santai saja bicaranya, jadi siapa nih yang maju! "

"Gue deh! " Tofan mengajukan dirinya tapi Ping mengeleng.

"Yang lain?. "

"Ping! "

"Nanti bahas, jangan kecewa lo , gue nggak suka raut wajah itu! " ucapan Ping membuat Tofan melebarkan matanya, apa Ping tau masalahnya.?

"Bro lo maju deh, satunya gue! " pria tinggi yang ditunjuk Ping mengangguk cepat, baru kali ini dia diajak balapan sama Ping tentu saja dia sangat senang.

Selama ini hanya dia ikut saja didalam blue,tanpa bisa menampakkan bakatnya karna Wahyu menuntut mereka bukan untuk bakat .

Berbeda dengan Ping yang sering mengajak kearena balap tapi belum sempat mengajaknya balapan karna Ping yang lebih sering maju kalau tidak Dean. Adik dari Wahyu.

Miki mengusap pundak Tofan lalu mengangguk padanya.

"Kita mengenal Ping dengan baik kan, tanpa lo bicara dia sudah tau kok. ! "

"Gue cuman belum ada waktu saja! Lo tau kita jarang ngumpul sekalinya ngumpul kemaren teler! " jelas Tofan yang diangguki lagi oleh miki.

"Makanya turutin aja! "

Tofan akhirnya mengangguk, menatap punggung Ping dan satu temannya yang sekarang menuju motor mereka.

~~

Suara teriakan penonton membuat mata Meen menatap kearah monitor, siapa lagi yang disoraki seperti itu selain Ping. Kekasihnya.

meski ada beberapa juga yang terkenal disana. Tapi sorakan penonton tidak sebanyak mereka menyoraki Ping, ini area balapan khusus yang bisa datang hanya orang bersangkutan dan mampu membeli Black card seharga satu motor besar , selebihnya ya yang bisa menyuap orang-orang dalam.

Meen menatap Ping yang sudah menaikki motor , dengan baju balap berwarna putih merah sesuai dengan warna motornya malam ini, benomor urut 6 .

*ck, sok tampan sekali!,but Pria tampan itu adalah kekasihku! * gumam Meen.

"Gila lo! Udah mau mulai tuh! " Marco mengangetkan Meen dengan menepuk pundak nya keras.

"Sialan!,Keluarin hadiahnya! "

Marco mengangguk memberi perintah di Microforn kecil yang mereka pakai untuk saling berkomunikasi.

Kali ini semua kelompok mendapat hadiah, walaupun kalah di urutan terakhir tetap dapat hadiah, mulai dari hadiah sarung tangan, helm sampai hadiah utama,dua motor dan pastinya hadiah uang juga mereka dapat sesuai aturan.

Jadi menang atau kalah akan mendapat hadiah meski tidak sama besar.

Melihat hadiah yang terpampang tentu saja membuat semua pembalap semangat begitu juga dengan Ping dan kelompoknya.

Ini terakhir Meen membuka sesi balap terbesar karna setelah ini dia akan fokus pada pendidikan nya terlebih dahulu , entah berapa lama dia akan menutup tempat ini.

Sorak penonton kembali terdengar saat semua pembalap memacu motor mereka dengan kecepatan tinggi.

Meen melihat Ping diurutan keenam karna awal posisinya begitu , 28 putaran dengan cc motor sekarang posisi pertama akan memakan waktu 35 sampai 40 menit, cukup lama dengan jarak tempuh 110-120km.

Meen mengamati semua pembalap, silih berganti kejar-kejaran sampai matanya menatap Ping yang sedang membuat jarak dengan dua orang di depannya, sekarang Ping ada diposisi ketiga.

Begitu seterusnya, hanya Ping saja, tentu tidak Meen profesional dalam berkerja.

Fokus cerita untuk Meen hanya seperti ini tentu saja tidak, bahkan Meen belum menampakkan taringnya untuk membuat sebuah masalah .

Lemah bukan sifatnya tapi Gila seperti Ping tidak begitu juga ,manusia ada kelebihannya ada batasnya juga.

━━━━━━♡♥♡━━━━━━
Tbc.



MY PINGWhere stories live. Discover now