mp17

1.1K 70 2
                                    

         Meen mengikuti langkah Ping kemana saja hari ini, bahkan disekolah Meen juga begitu  , hari ini dia ulang tahun tapi Ping sama sekali tidak ingat, kesel pastinya.

Meen udah nyiapin kata-kata jika Ping ingat hari ulang tahunnya,sedikit ucapan doa saja sudah cukup,dia akan mengajak Ping pacaran, resmiin hubungan mereka.

Tinggal serumah udah, tidur bareng udah, bahkan ciuman,,, sering sih meski dicuri + Ping marah-marah terus yang penting udah juga, masa nggak pacaran .

(Yang nggak peka sebenarnya Meen, sering dikode juga🤣) .

"Phi kamu ngapain sih? " tanya Ping akhirnya, pusing juga dia lihat kakak kelasnya ini.

Meen mengeleng, hingga Ping meletakkan kedua tangan nya dipinggang tanda dia benar-benar kesal.

"Tidak ada hm,? "

"Tidak! ."

"Terus kenapa ngikutin aku terus, lihat itu kelas kamu udah jauh lo, belajar sana bentar lagi ujian. " omel Ping.

"Ping! "

"Apa.? "

"Hari apa sekarang? ."

"Sabtu! "

"Tanggal? "

"Tiga ,"

"Kamu nggak ingat sekarang hari apa? . "

Ping menatap tajam kearah Meen, kenapa Meen bersikap seperti anak-anak begini sih, nggak cocok banget sama tampang cool, body gede .

"Mau bilang apa sebenarnya? "

"Dah lah, aku ke kelas! ."

Meen pergi dari sana dengan menekuk wajahnya, sedih lah pasti dari semalam sudah banyak notif ucapan untuknya, tapi tidak ada dari Ping, bahkan dia sengaja tidak tidur karna menunggu jam 12 berharap Ping memberinya kejutan.

Tapi tidak juga, apa Ping lupa atau Ping tidak tau hari ulang tahunnya,ini tidak mungkin .

Dikelas sekarang Ping sudah duduk disamping Miki, semenjak dia keluar dari Blue ,dia dan Miki jarang sekali bicara.

Bukan menghindari, Ping tidak mau menyeret siapapun untuk keluar dari Blue mengikuti dirinya.

"Kenapa lo senyum-senyum sendiri? " tanya Miki mengarahkan pandangannya pada Ping.

"Tidak ada, mau apa lo?."

"Ping, lo jauhin gue dan teman-teman sekarang, meski lo udah keluar dari markas sama kita disekolah jangan gini juga dong Ping!. "

Ping menatap 4 orang temannya yang lain ,mereka sekarang juga menatap Ping.

"Jadi mau gimana? ."

Miki menghela nafas kasar, Ping ini tipe pria tidak punya perasaan atau gimana, udah lama Miki berteman dengannya tetap saja Miki kerepotan memahami nya.

"Gue aja yang bicara. "

Miki dan Ping milirik pada Tofan, pria yang tidak banyak bicara itu menarik bangku dan duduk disamping Ping yang lain mengikuti ,mereka duduk mengelilingi Ping.

"Ping lo tau kan phi Wahyu memutuskan keluar negri bersama adeknya."

"Ya! " jawab ping singkat.

"Blue dibubarkan Ping semenjak mereka pergi"

"Terus ! "

"Kita dibuang Ping, jadi anak terlantar dijalanan. "

"Kenapa? , kalian punya rumah, jangan kayak orang susah . "

Ucapan Ping membuat semua temannya melongo, percuma cari simPATI Ping, lebih baik to the point saja.

"Ping kita kangen sama lo. "

"Jijik! "

"Anjg!, gue hajar juga ni anak! " Miki menarik krah baju Ping dengan kuat , lagi serius juga.

"Miki tenang, heh!"  Tofan menarik tangan Miki menyuruhnya duduk lagi, " Ping lo segitunya sama kita? " tambahnya .

Ping hanya mengeleng , dia cuma bercanda , dia juga merindukan semua teman-temannya, kalau Blue sudah bubar kenapa dia harus menghindari mereka kan.

"Bocil!. "

"Ping lama-lama .... "

"Ke runah nanti pulang sekolah, gue adain pesta buat kalian, " potong Ping cepat sebelum Miki mengamuk lagi.

"Serius,,,,Ping! ."

"Kalau kalian ngak mau juga ngak apa! "

"Sialan lo, kita mau lah, ajak anak-anak ya, cuma tinggal 4 orang yang dekat Ping selebihnya ngak tau kemana! ."

"Ya nggak masalah, nanti kita bicarain!. "

Mereka mengangguk setuju, ini yang mereka tunggu Ping royal dalam berteman, mereka terasa dilindungi ,dibutuhkan tapi bukan untuk manfaatin Ping karna mereka juga anak orang kaya.

Walaupun Ada beberapa orang dulu dalam blue yang bukan berasal dari keluarga kaya,Ping tidak pernah menyisihkan mereka, Ping malah membantu mereka, bekerja di tempat Ping atau mau modal usaha dulu, nanti dikembalikan.

Ping selalu Ada buat mereka, berbeda dengan Wahyu yang hanya menuntut ini itu pada anggotanya tanpa tau apa yang terjadi dibalik itu.

~
Sedangkan dikelas Meen, dia hanya mengangguk saja saat mendapat ucapan dan kado dari teman-temannya.

Tiap tahun juga begini tapi kali ini bukannya senang Meen malah terlihat kesal.

"Meen lo kenapa sih? Ultah malah ngak senang hadiah lo banyak noh! " salah satu teman Meen bertanya.

"Males! ."

"Meen, nggak ngadain pesta? " Gladis, siswi tercantik dikelas mereka mendekati Meen dan duduk di bangku depan Meen.

"Lihat nanti!. "

Tring,, satu pesan masuk keponsel Meen yang Ada di meja, semua mata menatap kearah ponsel itu "my Ping ❤"

"Lebay banget namanya! " Meen mengalihkan tatapan kearah Gladis yang baru saja bicara.

"Bukan urusan lo, pergi dari hadapan gue! ."

Gladis berdecak kesal sebelum pindah duduk kekursinya didepan, Dua meja dari Meen.

(📍location, datang kesini nanti! . ) Meen hanya membaca pesan dari Ping, dia kira itu ucapan untuknya karna Ping sudah ingat ternyata nggak.

~~~
Pulang sekolah

Meen memarkirkan motornya di depan sebuah rumah minimalis Dua lantai, sudah rame dengan motor termasuk motor Ping, dia rasa ada pesta disana.

Ternyata benar Ping menyambut nya dan membawanya masuk kedalam.

"Rumah siapa? " tanya Meen menatap kearah Ping.

"Jangan bertanya seolah lo belum kesini aja phi!. " Miki yang baru keluar dari arah dapur bicara.

Meen mengeleng, Ping hanya tersenyum disana karna Meen memang nggak dibawa kesini tapi appart pribadi Ping bahkan Miki saja tidak tahu dimana.

"Nggak pernah!. "

"Sudahlah ayo ngumpul dulu ! ." Ajak Ping yang diangguki oleh Meen.

Meen hanya mengangguk, bukan ini yang diharapkannya tapi ya sudahlah ya, Ping emang seperti itu, nanti bicara langsung saja, fikir Meen.

«────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»
Tbc.

𝐀𝐤𝐮 𝐜𝐮𝐦𝐚 𝐛𝐢𝐤𝐢𝐧 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐲𝐚, hehe😉 , 𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐛𝐚𝐜𝐚. 🥰

MY PINGWhere stories live. Discover now