MP18

1.1K 72 0
                                    

   Meen menatap kearah lapangan luas di plafon belakang sebuah kamar,masih dirumah milik Ping , ini sudah jam 11.45 malam.

Waktu hampir berakhir tapi tidak ada yang spesial diultahnya ,Ping ,dia hanya bersenang-senang dibawah sana bersama teman-temannya.

Kesal tentu saja tidak , Meen fikir ini juga salah nya, dia belum berani mengungkapkan perasaan pada Ping karna melihat bagaimana sikap Ping.

Meski pun sudah dekat dan mereka tinggal bersama, Ping tidak menganggapnya spesial bisa Meen lihat dari mata Ping yang menatapnya biasa saja.

Meen dengan kemeja sekolah yang sudah dibuka Dua kancing diatasnya itu menghela nafas kasar, harus bagaimana lagi dia menunjukkan perasaanya pada Ping

Dia ingin Ping tahu kalau dia benar-benar ingin bersama Ping, dia menyukai Ping, mencintai Ping juga, perasaan ini nyata adanya.

Dia bukan pria romantis dan Ping, juga bukan wanita yang harus diberi kesan flower and heart atau chocolat day , dengan  sifat keras Ping yang ada nanti dia malah ilfeel melihatnya.

"Brengs... ! " umpat Meen tertahan kaget saat ada benda dingin yang melekat dilehernya. Kalung! .

Melihat tangan siapa yang melingkarkan kalung itu
,Meen berbalik menatap Ping yang sekarang tersenyum manis kearahnya.

"Happy birthday! " ucap Ping setelah itu.

Meen menatap kalung berwarna perak dengan liontin bintang,di dalamnya ada bulan sabit, sangat cantik dan pas dileher putih Meen.

rantai kalung yang menjuntai sampai dada Meen itu tidak terlihat mencolok karna Meen suka pakai acc juga.

"Ini! "

"Hadiah untuk mu! , maaf telat, sengaja tepatnya! ." Jelas Ping cepat .

Meen membawa Ping kedalam pelukannya, fikiran jelek Meen tentang Ping sedari tadi hilang seketika.

Ping membalas pelukan itu, Ping sengaja menghindari Meen selama pesta , dia ingin memberi sedikit kejutan pada Meen.

"Makasi! "

"Sama sama, semoga harapan kamu terwujud kedepannya. "

Meen melepas pelukannya dan meletakkan tangannya dipinggang Ping.

"Harapan ku bersamamu! ."

"Mulai lagi, Dan ini lepas! " Ping memegang tangan besar Meen yang ada dipinggang nya tapi Meen menahannya.

Meen malah menatap Ping tanpa berkedip.

"Aku serius! " tambahnya membuat Ping kembali menatap Meen , tatapan mereka bertemu.

Meen mencium pipi kanan Ping pelan, lalu beralih pada kening Ping hingga Ping memejamkan matanya.

"Ping, will u merry me! "

"Kita masih sekolah sialan! ." Ping mendorong dada Meen karna mengucapkan  kata menikah ,,bajingan emang jantung Ping berdetak sangat cepat saat ini.

"Gue bercanda! "

"Phi lihat deh! " Ping menunjuk kearah langit dibelakang Meen.

Meen mengikuti, lalu menarik Ping kedepannya, Meen memeluk Ping dari belakang.

Beberapa kembang api menyala tidak jauh dari sana menghiasi malam yang terlihat terang,satu kejutan lagi buat Meen,romantis sekali.

"Aku ingin bersama mu selamanya Ping! " bisik Meen didekat telinga Ping.

"Mmm,, kamu tau kenapa aku kasih kamu kalung itu. ? "

"Kado ultah! " jawabnya Ping mengangguk.

"Jaga baik-baik, jangan sampai hilang karna kalung itu hanya ada satu, begitu juga kamu, jaga diri kamu baik-baik , kamu juga hanya ada satu!. "

Meen menatap kearah Ping dari samping , melihat bagaimana wajah Ping saat bicara, meski melihat langit Meen tahu Ping sedang serius.

Sebenarnya Meen tidak mengerti apa yang diucapkan Ping, tapi....

"Ping,! "

"Aku tidak akan ke mana-mana, phi lihat bulan itu,bulan tidak pernah sendiri kan dia selalu saja ditemani bintang dimana pun dia berada."

Meen menoleh pada tunjuk Ping lalu dengan cepat melihat Ping lagi.

"Meski banyak bintang yang terus menemaninya, tapi pasti ada satu bintang yang selalu terang untuk menghiasi bulan saat dia tidak sempurna seperti kalung itu! " tambah Ping lagi.

Meen melihat mainan kalungnya , bulan sabit yang diluarnya ada bintang besar, bukan tidak sempurna hanya bulan sabit terlihat kecil, bulan sabit memang tidak banyak disukai orang.

Meen memiliki tatto bulan sabit dilenganya, tapi meen tidak pernah berfikir jauh kesana apalagi mengaitkan itu dengan bintang. Dia hanya suka bulan dan LUNA adalah julukan untuk Meen.

"Ingatlah phi, bintang kecil yang begitu terang itu tidak akan meninggalkan bulan bagaimana pun keadaan bulannya. "

Meen mengangguk, dia juga tau tapi apa hubungannya. ?

Ping tersenyum lalu memutar tubuhhya menghadap Meen, tatapan mereka kembali bertemu. Ping sedikit berjinjit lalu mencium bibir Meen singkat.

"Sekali lagi selamat ulang tahun phi, ! " ucap Ping karna ini sudah akhir waktunya , jam 12 tepat,rencana yang Ping susun untuk memberi kejutan buat Meen sudah selesai.

Meen menarik Ping dan langsung menempelkan bibirnya pada bibir Ping, mencium lembut bibir merah ping dan mengisapnya pelan,melumat bibir Ping bergantian atas dan bawah.

Ping membalas ciuman Meen, memiringkan sedikit kepalanya dan meletakkan tangannya dileher meen, membiarkan Meen memperdalam ciuman mereka.

Tidak lama Meen mengakhiri ciuman ?mereka,menempelkan kening nya pada kening Ping sambil mengatur nafas.

"Ping Aku mencintaimu! , tetaplah bersama ku untuk waktu yang lama. "

Ping hanya mengangguk dan Meen kembali menyatukan bibir mereka mengangkat dagu Ping dengan tangan nya hingga Ping membalas lagi ciuman itu.

Meen bahagia tentunya, tidak berharab Ping akan melakukan ini padanya , ini adalah kado terindah untuk Meen,dan dia tidak mau kehilangan Ping.

Mulai hari ini dan selamanya Ping miliknya.

«────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»
Tbc, 🥰

MY PINGWhere stories live. Discover now