mp14

797 61 1
                                    

Rumah sakit

Miki mondar mandir menunggu Meen selesai diobati oleh Dokter . Dia memikirkan Ping saat ini.

"Sudah, lukanya cukup dalam, jangan dulu terkena air! " kata sang Dokter lalu pergi dari sana setelah diangguki oleh Meen.

Sebenarnya Meen tidak selemah itu , luka kecil ini tidak akan pengaruh apa-apa padanya ,tapi melihat wajah khawatir Ping padanya Meen sangat suka.

Entah perasaan sukanya yang mendalam pada Ping, dia ingin terlihat lemah saja dan mengharapkan Ping melindunginya, benar nyatanya Ping melakukan itu.

Dia yakin Ping memiliki perasaan yang sama untuknya, tinggal menunggu waktu buat mereka bersama , menjalin hubungan yang sudah lama Meen inginkan.

Setelah ini tentunya dia tidak akan membiarkan Ping terluka, marah, sedih bahkan kalau bisa Ping keluar dari markasnya agar Meen bisa melindunginya.

"Kenapa dia tau lo ada disana? " tanya Meen menghentikan pergerakan Miki, cukup puyeng juga dia melihat sahabat Ping itu mondar mandir.

"Jangan pura-pura lo phi, seakan lo nggak tau aja. "

Miki menjawab dengan kesal apalagi Meen hanya mengangkat alisnya, Miki tau dua orang psikopat didepannya ini bukan lah orang sembarangan.

"Jadi apa rencana phi sebenarnya! " Meen menatap kearah Miki.

"Tidak ada , ini luka sungguhan. "

"Ck, bisa saja mengambil simpati Ping , phi sekarang Dewa pasti sudah tewas ditempatnya! " ujar Miki kembali mengingat Ping di markas Black tiger.

"Tidak akan, Dewa bilang kalian duluan yang nyerang mereka. "

"Hah?. "

"Lo juga nggak tau ternyata, berarti ada pengkhianat di markas kalian. "

"Sialan, Ping pasti sangat kesal. "

Miki mengepal tangannya, siapa yang berani berbuat seperti ini, semenjak Ping menjadi ketua mereka, mereka semakin dikenal, gang mereka juga Semakin besar dan kuat.

Ping tidak pernah memikirkan dirinya sendiri, jika ada yang kesusahan dari anggotanya Ping akan membantunya, bahkan mempertaruhkan nyawa demi mereka.

Tapi sekarang ada orang yang hendak mengacaukan markas, tentu saja Ping tidak akan Terima.

Sedangkan sekarang di markas Black tiger, Dewa merinsut mundur, dia tersandar didinding menatap Ping yang terus jalan mendekat kearah Ping.

"Hentikan, jangan bunuh gue! " gugup Dewa mencoba menyadarkan Ping.

Ping tidak membunuh hanya membuat semua anggota nya sekarat , mematahkan tulang mereka bahkan Ping juga mengores mereka dengan pisau yang tadi Dewa pakai untuk melukai Meen, hingga tubuhnya dilumuri darah.

"Ping! " gumam Dewa melihat Ping jongkok  menumpu lutut didepannya,lalu meletakkan ujung pisau di pipi nya.

"Seharusnya gue bunuh lo karna sudah melukai Meen dan menyandra keluarga gue, tapi karna keluarga gue salah, lo bakal gue lepas! ."

Tidak ingin membunuh tapi pisau itu menekan pipi Dewa hingga mengeluarkan darah.

"Shit, sa sakit! Ping maafkan gue! "Akhirnya Dewa meminta maaf , Ping menakutkan, padahal kabarnya tidak begitu.

"Dimana keluarga gue? ".

Dewa menunjuk satu ruangan yang tidak jauh dari sana dengan cepat, ping melepas pisau itu dari wajah dewa dan beranjak dari sana.

"Brengsek, gue tidak ingin berurusan lagi dengan iblis itu! " batin Dewa memegang pipinya yang terus mengeluarkan darah.

***

          Ping berdiri dihadapan 14 orang yang sudah menunduk takut padanya. Jaket kebesaran dengan lambang blue dragon sudah dipakai oleh Ping tanda dialah ketuanya disana.

Ping menyuruh mereka kembali ke markas sebelumnya, juga mengumpulkan anggota Blue yang lain, termasuk Miki dan Dean disana.

"Siapa yang menyuruh kalian? " tanya Miki karna sudah tau alasan mereka dikumpulkan.

Tidak ada yang menjawab  ,mereka semakin dalam menunduk dan sesekali saling lirik satu sama lain.

Melihat itu Ping menarik Miki mundur dan mengangguk padanya , Miki mengerti Ping akan menyelesaikan ini.

"Miki sudah bertanya baik-baik, jawab sekarang ! " Bentak Ping menatap mereka satu persatu.

"Gue tidak pernah mengajarkan kalian untuk menyerang orang yang tidak ada hubungannya dengan kita, tidak memiliki urusan dengan kita, bahkan gue sudah bilang, jangan sampai kalian berurusan dengan geng luar sebelum mereka mengusik kita. "

Ping menghentikan ucapan nya, lalu menatap  semua anggotanya termasuk Dean yang sudah mematung ditempatnya.

"Bicara, kalian punya mulutkan? " teriak Ping membuat mereka semua kaget, tapi tetap tidak ada yang mau membuka mulut.

"Ada apa ini? " tanya Wahyu yang baru saja datang, Ping tidak menoleh pada Wahyu tatapannya tetap menatap 14 orang yang sekarang telah melihat kearah Wahyu.

Wahyu sadar sudah terjadi kekacauan di markas mereka.

Hening, melihat wahyu datang 14 orang itu semakin ketakutan, Ping yang memanggil wahyu .

"Ping! "

Wahyu kaget saat Ping yang tiba-tiba berlutut menghadap semua anggotanya, lalu membuka jaket kebesarannya.

"Aku kembalikan ini padamu Phi! " ucap Ping pelan, lalu menghela nafasnya.

"Ping! " Miki mendekat kearah Ping namun dia menahan Miki dengan mengangkat satu tangannya.

"Benar kata mereka aku tidak becus menjalankan tugasku sebagai ketua, bahkan keluarga ku saja tidak pernah mendengarkan apa kataku."

Ping menatap Wahyu, lalu Dean yang sekarang menatapnya tajam.

"Ping, jangan bicara sembarangan! berdirilah." Ucap wahyu, Dia tau bagaimana perjuangan Ping membesarkan geng mereka Melebihi dirinya dulu, melihat Ping bicara seperti ini dan terlihat lemah dia sangat kesal, dia tidak menyukainya.

"Aku hanya ingin melindungi keluarga ku ,karna aku hanya punya kalian,aku tidak ingin kehilangan kalian,tapi melihat kalian membahayakan diri seperti ini sampai markas diserang, bahkan aku tidak tau apa-apa membuatku terlihat seperti pencundang . "

"Bagaimana kalau mereka tidak hanya menyandra kalian, bagaimana kalau mereka membunuh kalian, apa yang harus gue lakuin , gue tidak akan bisa memaafkan diri gue sendiri. "

Ping kembali menghela nafas, dia benar-benar kecewa pada dirinya sendiri, apa kekurangan Ping selama ini sampai anggotanya saja bisa seperti ini.

"Gue mengundurkan diri. ! "

«────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»
Tbc.

MY PINGWhere stories live. Discover now