" Tidak akan, aku menunggu mu begitu lama...tentu saja aku tidak akan meninggalkanmu dengan alasan apapun, meski tidak yakin jika ayahmu benar-benar menerima ibuku sebagai besannya hahaha...aku ingin sekali tertawa jika melihat wajah tertekuk mereka berdua ketika bertemu. Dari aku bisa berpikir sendiri hingga saat ini, ekspresi itu tidak berubah. Hanya saja aku tahu kedua orang itu tidak benar-benar saling membenci"
Paris datang padanya dan kini kesempatan membiarkan dirinya berbaring dalam pelukan Nani seperti apa yang sejak lama Nani impikan. Tidak hanya untuk sejenak, Nani bahkan bisa mengusap dan menyentuh wajah seorang yang ia harap akan menjadi bagian terakhir yang ia inginkan dalam hidupnya.
Keberadaan Paris dalam dekapannya saat ini seolah menghapus semua rasa lelah yang ia miliki selama ia harus meninggalkan Thailand demi untuk menjadi seseorang yang benar-benar pantas untuknya. Meninggalkan semua rasa resah dan membuat Nani tidak ingin berhenti tersenyum hanya dengan ucapan kecil dari bibirnya, semua mampu menciptakan canda dan tawa yang membuat Nani seakan berada di tempat tertenang dalam hidupnya. Satu-satunya sesuatu yang Nani inginkan dengan sungguh-sungguh dengan perjuangan yang membutuhkan banyak rintangan yang harus Nani lewati. Bahkan termasuk dari seorang yang telah berjuang membawa Nani menghirup udara dengan nyaman saat ini.
Paris mengangguk, dia baru bertemu dengan Thana beberapa kali dan selalu mendapati Bible dan Thana dalam keadaan saling berlawanan pendapat.
Menyamankan posisi, keduanya memilih menghabiskan waktu mereka untuk bermalas-malasan di kamar hotel yang semalam terpaksa mereka sewa setelah melihat keadaan tidak dianjurkan untuk berkendara.
" Phi Makau mengabari jika Khun Na membuat kegaduhan"
Nani menatap ponselnya dengan Paris yang bersandar nyaman di dadanya.
" Apalagi yang mereka lakukan? Apa Pha benar-benar berniat menstalkeri ku sepanjang waktu?"
" Sepertinya iya, karena Phi mengatakan Khun Na masuk ke kamar Vegas untuk mencari tahu dimana kita tapi berakhir dengan menemukan dua orang di atas ranjang dengan keadaan kacau..."
Nani menunjukkan photo yang Makau kirim dimana kamar Vegas yang biasa rapi berubah menjadi kapal pecah karena pakaian yang berceceran. Paris terkekeh pelan sebelum ia mengingat sesuatu yang membuatnya langsung duduk.
" Hia tidak boleh melakukan itu pada Phi Yim!? Tidak-"
Paris panik, ia bergerak cepat mencari tasnya memasukkan barang miliknya dengan serampangan mengabaikan Nani yang juga ikut bangkit dengan ekspresi bingungnya.
" Hey, ada apa? ini bukan Vegas dan Yim- tapi Rain dan Venice"
Bruk
" Hah? Apa?"
Tas yang Paris pegang jatuh ke lantai dengan tidak elitnya, ia langsung menerjang ponsel di tangan Nani dan membaca pesan yang Makau kirim. Kepanikan dan kekhawatiran yang baru saja ia rasakan berganti dengan kebingungan.
" Sedang apa Phi Rain di sana? Dan demi apa, Hia Ven mau tidur di kamar Hia Vegas?"
Nani mengangkat bahu, kembali duduk pada posisi semula.
" Apa perlu kita pulang?"
Tanya Nani memastikan jika Paris tidak lagi khawatir dengan apapun yang barusan ada di kepalanya, tapi justru sebuah gelengan yang Nani dapat sebelum pelukan yang membawa mereka kembali bersandar di kepala ranjang.
YOU ARE READING
Eiffel, Part Of My Way
FanfictionEXtra Part dari Hiden Point Of View . . Always try to be with you, and never will be end when you still not found . Karma Bible dan Thana yang berujung pada kebalikan sifat dari keturunan mereka. . . susah, jelasin
#9 " Be with you"
Start from the beginning
