Bab 33💙

17.8K 1.4K 13
                                    

Didepan ruangan dimana Ray saat ini sedang di tangani, dipenuhi dengan aura yang sendu dan suram.

Saat Bram datang ia melihat Felix, yang menunggu dengan bercak darah di bajunya.

Bram menanyakan tentang kondisi anaknya kepada Felix, dan Felix hanya menjawab belum tau karena dokter belum keluar.

Satu jam kemudian belum ada tanda-tanda dokter keluar dari ruangan itu, hingga suara dari Gofar membuat mereka semua terdiam.

"Bagaimana keadaan nya?" Tanya Gofar tenang namun ada raut khawatir dari nya.

"Kami belum tau ayah dokter belum keluar sama sekali." Ucap Bram lirih.

Gofar yang berada di luar kota segera pulang setelah mendengar bahwa Ray cucunya yang tak pernah terlihat lemah dan tak pernah menginjakkan kaki dirumah sakit kini berada di sana dengan kondisi yang membuatnya khawatir.

"Sebentar lagi yang lain sampai, dan kau terima kasih karena membawa cucuku kesini, pulanglah ganti pakaian mu dan istirahat." Ucap Gofar yang melihat Felix sudah berantakan karena ada bercak darah di pakaian nya.

"Terima kasih tuan, saya permisi." Setelah memberi hormat Felix pergi kembali ke mansion karena ia lupa bahwa berkas yang ia bawa masih ditinggal di meja tadi.

'mungkin gaji ku akan dipotong oleh Axel, karena meninggalkan berkas di meja tadi'  Batin Felix yang sudah pasrah jika gajinya dipotong.

'tapi sepertinya ada yang ku lupakan,..... Tapi apa ya?'  Karena sudah pusing memikirkan hal yang ia lupakan ia lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaan dulu.
.
.
.

Sedangkan di rumah sakit dokter yang menangani Ray keluar dari ruangan dan langsung di beri pertanyaan bertubi-tubi.Dan dokter hanya bisa menjawab.

"Kondisi Tuan muda Raymond sudah mulai membaik, namun tolong perhatikan kesehatan nya, hal ini sepertinya sudah lama dan juga karena tidak segera ditangani kesehatan tuan muda mulai  memburuk, biasanya ini diakibatkan oleh kurang tidur, pola makan yang kurang teratur dan terlalu banyak berfikir." Ucap dokter itu menjelaskan panjang lebar.

Perkataan dokter membuat mereka semua terdiam kondisi Ray tidak baik baik saja tapi mereka tidak ada yang tau.

"Apakah kami boleh masuk dok?" Tanya Stella yang masih menangis.

"Maaf nyonya kami harus memindahkan tuan muda ke ruang rawat terlebih dahulu." Ucap dokter.

"VVIP." Dokter yang mengerti pun mengerjakan tugasnya.

Setelah Ray dipindahkan ke ruang rawat VVIP Mereka masuk dengan memandang wajah pucat Ray yang sedang Terbaring lemah.

Stella mengelus lembut kepala Raymond ia merutuki kebodohan nya yang tidak bisa menjaga putra tengahnya.

"Maafkan mama~ Ray." Ucap Stella dengan air mata yang sudah mengalir.

Bram yang melihat sang istri menangis pun mendekat dan pemeluk Stella.

"Sudah jangan menangis, Ray itu orang yang kuat, walaupun aku tidak mengetahui bahwa ia kuat menahan semua ini" ucap bram dengan kata terakhir yang diucapkan di dalam hati.

"Engh"

Lenguhan dari Ray membuat mereka semua senang, Gofar menekan tombol di samping brangkar guna memanggil dokter.

"Ray, kamu tidak apa-apa?, Apa kamu butuh sesuatu hm?" Tanya Stella bertubi-tubi.

"Aduh kepala ku sakit." Ucap Ray lirih menahan sakit di kepalanya. Dokter datang dan memeriksa kondisi Ray.

[BL] Transmigrasi EDGAR or EDWARD✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang