16. The Softest Touch

Mulai dari awal
                                    

•••


Dengan seluruh kekuatannya, Yseult mengambil nafas dengan rakus. Untungnya berenang adalah seni bertahan hidup yang dasar, ia sudah mempelajari bagaimana caranya bertahan pada ombak yang kuat. Tetapi Soren berbeda dengannya, anak itu bahkan tidak bisa mengangkat pedangnya sendiri. 

Yseult memapah Soren dipunggungnya dan membaringkannya diatas pasir. Bagian dari bagunan milik kerajaan Yeaston ini berada di ujung pulau dan bertepatan pada dua tempat, yakni teluk dan selat. Saat ini Yseult dan Soren berada di sisi lain teluk. Yseult dengan keras berusaha membawa mereka kesini dan menaklukkan ombak agar tidak diseret ke tengah.

Saat ini sudah beberapa kali Yseult mencoba untuk memompa dada Soren dan melakukan pertolongan pertama pada kepalanya. Gaunnya semakin pendek dan sebagian darinya melilit kepala Soren untuk menahan pendarahannya.

Yseult tidak yakin apa yang sebelumnya terjadi. Yang ia dapatkan adalah Soren benar-benar memilihnya. Dalam situasi genting ini, tangannya masih sibuk memompa dada Soren tetapi Yseult tanpa sadar masih sempat tersenyum kecil. Untuk yang kedua kalinya, Yseult tidak menyangka perasaan dipilih akan seperti ini. Rasanya sangat hangat. Rasa asing yang begitu candu. Apalagi jika seseorang yang kurang berketerampilan seperti Soren, memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang bukan dirinya, untuk dia.

Perlahan Soren terbatuk karena aktivitas Yseult, dia mengeluarkan air yang memenuhi dadanya. Yseult mencoba menepuk kecil pipi Soren dan memastikan dia sadar. 

Mata layu dan bulu mata lentiknya perlahan terbuka. Yseult mendekat dan mulai berbicara padanya. 

"Soren, hey, bagaimana perasaanmu?" 

Pangeran keenam itu hanya menatap Yseult dalam. Gadis bersurai hijau itu kembali menelisik luka dan tubuh Soren. Apakah anak ini sedang bingung karena kepalanya terbentur– sebelumnya Yseult tidak sadar kepala Soren juga sempat erbentur karena jatuh dari pelana kuda. 

"Kenapa kau pergi" ucap Soren lembut, suaranya hampir beririsan dengan badai. Tetapi, Yseult yang memang memusatkan dirinya pada Soren dengan jelas dapat mendengarnya. 

"Jika ditunda, aku bahkan tidak akan bisa pergi sama sekali. Kerajaan pasti akan segera membunuhku setelah tahu beritanya. Kau ingat kan, Soren. Pengguna sihir rakyat tidak boleh hidup lebih lama" 

Soren tetap menatapnya, kali ini lebih tajam. Yseult hampir mengevaluasi ucapannya sebelum itu, kenapa pangeran Soren serius sekali. 

"Kau bukan pengguna sihir rakyat." Soren sangat tegas dalam mengatakan itu. 

Yseult mengerti sekarang. Soren tidak percaya pada Zach. 

"Aku memang mempelajarinya. Itu adalah kebenaran. Percuma menyembunyikan ini lebih lama, pada akhirnya mereka akan menemukan lisan Zach lebih terpercaya" Yseult tidak yakin apa harus membicarakannya, tetapi Soren benar-benar lebih memilihnya saat ini. Ia mungkin akan dicurigai bersekongkol dengan Yseult. Dan itu berbahaya untuknya. 

"Kau tidak! Kau hanya–kau bukan orang jahat, aku tahu itu" Soren bersikeras dengan pendapatnya. Tubuh bagian atasnya bahkan sampai terangkat, dia mencoba bangkit. Soren mendudukkan tubuhnya. Aliran darah segar kembali keluar dari kepala belakangnya, ia sempat menekan dahinya yang pusing. 

Ada sesuatu mendesir dihatinya, bagi Yseult Soren amat kekanakan. Dia percaya pada sembarang orang yang baru beberapa minggu dikenalnya, hanya karena ia istrinya. Perangai seperti ini jelas menunjukkan bahwa dia tidak terbiasa hidup liar di dunia yang sebenarnya. Sekilas ia jadi mengingat seseorang di rumahnya yang sekarang pasti sedang merintih kesakitan. Itu memilukan. Tetapi, Di sisi lain Yseult tetap tersentuh dengan kesetiaan dan kepercayaan Soren padanya. Ia jadi sangat merasa bersalah. Apalagi sekarang setelah ia tidak bisa menggunakan cara baik-baik untuk menyembuhkan Keegan. Kemungkinan besar, dia akan mencoba mendekati putra mahkota dengan cara yang lebih kasar. Contohnya memanfaatkan kekacauan kerajaan saat ini.

The Origin Of King KaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang