scar?

220 36 4
                                    

Pagi menjelang siang hari yang cerah, secerah suasana hati Jian saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi menjelang siang hari yang cerah, secerah suasana hati Jian saat ini.
Tadi setelah mengembalikan motor yang ia pinjam, dan juga membawa mobil Yesline ke bengkel, Jian langsung datang ke kampus. Hari ini ia akan mengumpulkan semua tugas yang diberikan oleh dosennya, termasuk tugas yang sebenarnya deadlinenya masih minggu depan. Ya, Jian memang sudah menyiapkan semuanya. Setelah mamanya memberikan tiket itu tempo hari, Jian langsung ngebut untuk menyelesaikan semua tugas mata kuliahnya. Meskipun saat itu ia juga tidak tau apakah Yesline mau pergi atau tidak, ya setidaknya ia sudah berjaga-jaga. Sedia payung sebelum hujan, itulah yang Jian lakukan. Dan pada akhirnya keberuntungan juga berpihak padanya, Yesline setuju untuk pergi ke Bali bersamanya.

Jian menarik lengkungan bibir tipisnya ke atas, matanya sampai tidak terlihat karena ia tersenyum. Mengingat ia akan pergi bersama Yesline, entah mengapa hal itu membuatnya begitu senang. Apakah Jian sudah benar-benar jatuh cinta dengan Yesline? Tidak tahu juga. Tapi jika hal itu benar, juga bukan masalah. Justru itu adalah hal baik. Bukannya sudah seharusnya mereka sebagai pasangan yang sudah sah bisa saling mencintai.

"Anjir! Mimpi apa gue semalem bisa disenyumin sama Jian gini."

"Gue juga disenyumin anjir! Sumpah manis banget senyumnya. Biasanya dia kalau disapa tuh cuma senyum tipis doang, cuma singkat banget."

"Harus gue foto sih, sumpah gantengnya gak ngotak, mirip banget sama mantan gue Jihoon."

"Sella goblok, bisa-bisanya yang kek gini malah di selingkuhin."

Jian dapat mendengar obrolan dari beberapa kakak tingkatnya yang baru saja ia sapa. Seperti baru saja memenangkan undian mobil mewah, se senang itu mereka bisa melihat senyum manis Jian. Memang biasanya Jian hanya tersenyum singkat dan sangat tipis jika disapa, atau mungkin hanya sekedar menganggukkan kepala sekali tanpa tersenyum untuk membalas sapaan mereka. Tapi kali ini Jian tersenyum sangat lebar dan manisnya kepada mereka yang dilewatinya, Jian menyapa semuanya kecuali pohon dan juga benda mati. Banyak yang penasaran hal apa kira-kira yang membuat Jian bisa sebahagia ini?

"Kak Jian manis banget."

"Kating gue kenapa manis banget sih akh! Udah punya pacar belum ya kira-kira?"

"Kak Sella kan pacarnya?'

"Gue denger dari kating udah putus katanya."

Tidak hanya kakak tingkat, namun adik tingkat yang disapanya juga ikut bisik-bisik membicarakannya. Sama seperti kakak tingkatnya, adik tingkatnya itu juga ikut menyeret nama Sella sang mantan. Ya karena mereka semua tahu dulu sebucin apa Jian dengan Sella. Untung suasana hati Jian sedang baik, dan dia juga tidak peduli dengan apa yang mereka katakan, terserah mereka.

"Hai ji." Sapa Sella yang hanya dibalas dehaman singkat oleh Jian. Ia benar-benar tidak berharap untuk bertemu dengan Sella saat ini. Terlalu malas jika harus membuang waktunya hanya untuk meladeni mantannya itu. Apalagi semenjak kejadian malam lalu, Jian tidak ingin jika hal itu kembali terulang dan berujung membuat Yesline menjadi salah paham dengannya.

The Story of Jian and YeslineWhere stories live. Discover now