curious

257 55 11
                                    

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih satu setengah jam, akhirnya Jian dan Yesline sampai di rumah orangtua Jian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih satu setengah jam, akhirnya Jian dan Yesline sampai di rumah orangtua Jian.

"Tunggu yes." Ucap Jian saat Yesline hendak membuka pintu mobil. Keduanya kini telah sampai di rumah orang tua Jian.

"Apa?"

"Nanti kalau di depan mama panggilnya jangan pakai lo gue, pakainya aku kamu."

"Iya tau." Jawab Yesline singkat, dan segera turun dari mobil.

Baru saja turun dari mobil

"Tunggu Yes."

"Apala-" Belum selesai dengan ucapannya, Jian sudah terlebih dahulu menggenggam jarinya. Jujur, sama hal kecil gini aja Yesline udah ngerasa deg-degan. Perlakuan Jian yang tiba-tiba seperti ini bisa buat Jantung Yesline berdetak tidak normal. Sebenarnya Yesline bukan tipe orang yang gampang baper, apalagi cuma karena hal kecil seperti ini. Tapi sama Jian, Yesline sendiri juga gak tau kenapa bisa gini.

"Dug dug dug, bunyi detak jantung lo keras banget yes." Ucap Jian terkekeh

Sialan emang sekeras itu sampai dia bisa denger detak jantung gue. batin Yesline malu. Padahal sebenarnya Jian juga gak bisa denger detak jantung Yesline, cuma Jian bisa lihat kalau Yesline lagi salting.

"Duh gemes banget sih istri gue kalau lagi salting." Ucap Jian dengan sebelah tangannya mengusak rambut Yesline.

"Jangan diberantakin ji." Ucap Yesline kesal, karena Jian rambutnya jadi berantakan.

"Siapa suruh gemesin." Jawab Jian jujur

"Udah ayo buruan masuk." Ucap Yesline menarik tangan Jian masuk ke dalam rumah.

"Iya-iya gak sabar banget."

***

"Wah kelihatannya enak nih." Ucap Jian. Saat ini dia sedang duduk di meja makan bertiga bersama dengan Yesline yang duduk disampingnya, dan mamanya duduk didepannya.
Tadi setelah tiba dirumah ternyata mamanya sedang memasak seorang diri. Jadi Yesline memutuskan untuk membantu mama mertuanya itu memasak, sementara Jian duduk dan menunggu keduanya di meja makan.

"Kurang nggak?" Ucap Yesline mengambilkan nasi dan lauk ke piring Jian.

"U-udah cukup." Jawab Jian jadi sedikit tergagap. Hatinya jadi ikut menghangat hanya dengan perlakuan kecil Yesline barusan. Padahal hal seperti itu biasa aja, tapi emang Jian baru merasakannya. Sebelumnya gak ada yang ngambilin Jian nasi ke piring kecuali mamanya, itupun waktu Jian masih kecil.
Sepertinya Yesline benar-benar ingin belajar dengan perannya menjadi istri yang baik. Jika terus seperti ini bukan tidak mungkin jika nanti Jian akan jatuh cinta pada Yesline.

The Story of Jian and YeslineWhere stories live. Discover now