Perkara Bekal

3 1 0
                                    

Jam pulang sekolah tiba. Letta tengah berdiri di parkiran menunggu Abi untuk pulang bersama.

Setelah beberapa saat, Abi keluar dari lorong sekolah bersama seorang gadis.

Letta menatap lekat gadis itu. Entahlah, sepertinya wajah gadis itu tidak asing dimata Letta.

Setelah sepersekian detik, Letta menyadari bahwa itu adalah Karla, kakak kelasnya sekaligus primadona disekolah itu. Letta tidak suka melihat mereka berdua yang begitu dekat. Mereka berpisah saat supir Karla sudah sampai di sekolah untuk menjemputnya.

Abi menghampiri Letta yang sudah menatapnya dari tadi. Ia tersenyum kearah Letta. Namun, Letta hanya membalasnya dengan senyum biasa, tidak seperti senyum yang biasa ia pancarkan.

"Udah lama nunggu?" Tanya Abi yang berdiri didepan Letta.

Letta hanya mengangguk. "Ayok pulang," ujar Letta.

Mereka berdua berlalu dari sekolah. Abi akan langsung mengantar Letta ke rumahnya. Entah kenapa, tadi mereka sudah janji akan mampir ke toko cake, tapi Letta segera meminta Abi untuk langsung mengantarnya pulang saja.

Saat sampai didepan rumah Letta, ia berpamitan dan masuk kedalam rumah. Tentu saja Abi merasa aneh. Kenapa? Jelas sekali jika terjadi sesuatu pada gadis kecilnya itu. Letta yang selalu ceria tiba-tiba saja tidak bersemangat.

Saat sudah masuk rumah, Letta segera berjalan ke kamarnya. Merebahkan tubuhnya, masih dengan seragam sekolahnya.

"Gue seharusnya enggak bersikap kayak gini, gue bukan pacarnya kak Abi, gue cuma dianggap adek," ujarnya pada diri sendiri.

Ponselnya berdering. Entah siapa yang meneleponnya, apakah ia tidak bisa dibiarkan istirahat sebentar?

Letta meraih ponselnya yang tak jauh dari tempatnya berbaring. Mengulurkan tangannya sedikit, menggeser tombol hijau lalu ia pasangkan ponsel itu ditelinganya.

"Halo." Ujarnya tidak bersemangat.

"Haii," ujar orang diseberang sana. Saat mendengar suara itu, Letta membulatkan matanya kala mendengar suara yang tidak asing baginya. Ia segera melihat nama si penelpon dan benar saja, itun adalah suara dari Abi.

"Kenapa tadi dimobil cuekin kakak hm?"

"Hmmm ... Letta gak cuekin kakak, itu perasaan kak Abi aja kali,"  ujar Letta yang sudah jelas berbohong.

"Kenapa hm?" Abi bertanya lagi seolah meminta Letta untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Letta sakit gigi, makanya tadi gak banyak bicara," bohongnya lagi. Sangat mustahil jika Letta memberitahukan alasan yang sebenarnya.

"Udah minum obat?" Tanya Abi.

Letta mengangguk. Padahal mereka tidak sedang vidcallan. "Udah kak,"

"Yaudah istirahat aja,"

"Iya kak,"

Letta menghelah nafasnya. Bagaimana bisa Letta berbohong begitu banyak kepada Abi.

Tapi Letta penasaran, apa hubungan Abi dengan Karla? Tidak ingin overthinking, tapi mungkin saja kan? secara Karla primadona  sekolah, dan Abi kebanggaan sekolah. Sementara dirinya? Ia hanya anak kecil yang tidak tahu apa-apa.

Letta memilih untuk tidur saja. Ia akan bertanya besok kepada Abi. Memang Letta tidak tahu malu, ia kepo dengan apapun yang berhubungan dengan Abi.

🍓🍓🍓

Keesokan harinya, Letta memilih untuk berangkat sendiri ke sekolah. Hari ini dia mendapatkan giliran untuk membersikan kelas. Sangat malas sekali jika ia harus datang sepagi ini. Bahkan, guru-guru pun belum ada satupun yang datang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 03, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Harapan Semu Where stories live. Discover now