"Kapan sih gue ga serius kalo soal bayarin kalian?"

"Asik. Makasih sultan Gavin," Ucap Niko semangat.





 Makasih sultan Gavin," Ucap Niko semangat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Setelah shalat dzuhur dan makan siang dengan menu mie ayam abang-abang yang biasa keliling desa, kini anak-anak salengsar sedang bersiap untuk pergi ke air terjun. Banyak warga yang merekomendasikan mereka untuk datang ke air terjun seperti Mbah Surya. Mbah Surya akan mendampingi mereka pergi ke air terjun.

"Rapi bener Vin?" Tanya Vania yang terheran dengan baju yang di kenakan Gavin.

"Gausah kaget Van. Baju-baju yang Gavin bawa kaya buat liburan semua," Ucap Niko.

"Eh gue sama Fara ga jadi ikut kalian ya."

"Kenapa Lit?" Tanya Bagas.

"Mau ke pasar aja. Mau belanja kebutuhan dapur yang udah mulai menipis," Ucap Fara.

"Ga nyesel ntar kalo ga ikut ke air terjun?" Tanya Jefri memastikan.

"Engga. Gue males aja," Ucap Lita.

"Yaudah kalo gitu."

"Pake motor siapa terus yang bawa siapa?" Tanya Agam. Soalnya Agam tahu kalau Lita ini tidak bisa mengendarai motor.

"Pake motor Kiara terus gue yang bawa," Ucap Fara.

"Gue sampe lupa Fara bisa bawa motor gara-gara keseringan ngebonceng Kiara," Ucap Agam.

"Tapi gapapa emangnya? Bukannya selama di sini lo belum pernah bawa motor ke pasar ya Far? Kan jalan ke pasar berkelok sama nanjak banget. Jalannya juga lumayan rusak," Ucap Gavin yang merasa tidak yakin.

"Pelan-pelan nanti bawa motornya," Ucap Fara.

"Oke deh. Hati-hati di jalan ya. Kalo ada apa-apa kabarin kita-kita aja," Ucap Nadin.

"Yuk berangkat. Mbah Surya udah nungguin di depan tuh," Ucap Bagas.

Mereka pun berpisah. Lita dan Fara mengambil motor yang di titipkan di halaman rumah yang berseberangan dengan rumah Bu Ayu sedangkan yang lain mulai jalan mengikuti Mbah Surya. Untuk menuju air terjun, mereka melewati daerah RW 3 lalu menemukan jalan setapak untuk akses masuk hutan. Jalan setapak yang hanya bisa dilewati untuk satu orang.

Demi keamanan bersama, Bagas dan Gavin berjalan paling belakang. Jefri, Niko, Agam di belakang Mbah Surya dan anak-anak cewe berada di tengah.

"Banyak banget ya pohon kapulaga nya," Ucap Kiara yang sedari tadi memperhatikan kalau jalan setapak yang mereka lalui terdapat pohon kapulaga di kanan dan kiri jalan.

"Iya Mba. Sekarang harga satu kilo kapulaga sedang naik makanya banyak warga yang menanam kapulaga," Jawab Mbah Surya.

"Emang harga satu kilo nya berapa Mbah?" Tanya Nadin.

Kisah 3 SKS ✔Where stories live. Discover now