9

2.5K 285 28
                                    

Haechan tak akan pernah mengira bahwa tingkah isengnya akan menjadi kenyataan. Padahal ia hanya bercanda soal balas dendam ke ayahnya sang mantan, namun entah kenapa malah menjadi serius seperti ini. Ya, benar-benar serius hingga akan ke jenjang pernikahan.

Apakah Haechan mencintai Jaehyun? Sebenarnya tidak.

Kenyataanya memanglah begitu, apa yang kalian harapkan dari sebuah hubungan yang berawal dari balas dendam? tidak ada. Namun, beruntungnya Haechan ia mendapatkan lelaki yang menanggapi bercandaan dan balas dendamnya dengan serius

Dan disinilah Haechan, ia tengah berada di dalam mobil menuju butik untuk melakukan fitting baju di acara pernikahannya nanti. Nanti? Entahlah, tiba-tiba saja Haechan menjadi sangat ragu dan gusar.

"ada apa?" tanya Jaehyun pada akhirnya. Ia sudah cukup terganggu dengan Haechan yang tidak berhenti menampilkan wajah tidak tenang nya itu.

"gapapa, lanjut nyetir aja yang bener om." jawab Haechan yang berusaha membohongi perasaannya sendiri.

ini benar kan? -Haechan.


.

.

.


Mark menghisap kembali rokok yang ia sematkan diantara kedua jarinya itu, menghela nafas dengan dalam sambil tangannya yang satu memijit pelipisnya. Ia sedang berada di rooftop rumah milik Lucas. Rumah Lucas itu jauh dari hiruk pikuk kota, maka dari itu Mark dan yang lainnya suka berdiam diri disana.

"kenapa bro?" tanya Hyunjin sambil mengambil posisi untuk duduk di samping Mark yang sedang lesehan.

"lo tau sendiri." jawab Mark apa adanya

Hyunjin terkekeh kecil lalu membuka kedua tutup botol kopi yang ia bawa dan memberikan salah satunya ke Mark.

"napa lo ketawa?" sinis Mark

"lah, lu bego gak ketulungan." ujar Hyunjin santai tanpa memperdulikan Mark yang menatapnya tak suka.

"kalau lo cuman mau menghinda gua kayak minggu lalu, silahkan tinggalin gua sendiri." ujar Mark ketus, tak lupa ia kembali menghisap rokok yang berada di tangannya.

"kagak kok." ujar Hyunjin yang kini menyalakan rokok yang ia ambil di samping Mark, ya tentu saja itu milik Mark.

"kagak salah maksudnya." ujar Hyunjin kemudian setelah ia menghisap rokok yang ia sudah nyalakan sesaat sebelumnya.

"sialan lo. mau lo apaan?" tanya Mark

"gini aja sih simpel nya. Karma itu berlaku, dan lo yang masih muda itu masih punya hidup yang panjang dan masih perlu mencari pengalaman yang jauh lebih banyak. Dan penyesalan lo jangan dijadikan suatu beban, tapi jadikan suatu pelajaran." ujar Hyunjin lalu meminum kopi yang ia bawa.

"jayus lo." ujar Mark dengan nada tak suka, lantaran ia baru saja di beri nasihat dari orang yang sehari-harinya hanya melawak.

"denger ya calon anak Haechan. Bapak lo itu udah berumur dan punya banyak pengalaman, secara gak langsung naluriah dia lebih bagus daripada lo, yang udah pasti bila dia bilang Haechan bakal jadi istrinya ya itu bakal kejadian." lanjut Hyunjin.

"ga percaya gua."

"terserah sih Mark, cuman gua ingetin aja. Gada gunanya juga lu ngelawan orang tua lo, karena bagaimanapun juga lo bukan anak-anak yang harus diambil hatinya dulu. Ya, bagus sih bapak lo masih ngasih tau lo, gak tiba-tiba lo dikasih undangan di 2 jam sebelum acara. Intinya, bapaklo masih sayang sama lo, dan ini saatnya bikin bapaklo bahagia." Hyunjin berdiri dan mengambil kopi nya lalu masuk ke dalam.

"OIYA, GUA GAUSAH MAKASIH SAMA ROKOK NYA YE NYET, GUA KASIH LO KOPI NOH HARUSNYA LO YANG MAKASIH!"

.

.

.

Haechan menatap pantulan dirinya di cermin dengan ragu. Entah kenapa hatinya semakin gusar, sisi lain dirinya merasa ini salah, namun jauh di dalam hatinya dia merasa bahagia karena ada seseorang yang benar-benar serius dan ingin melakukan hubungan serius sehidup semati dengannya.

"ini ga salah kan... niat awalnya jelek, apa kedepannya jelek?" gumam Haechan.

ah sial, haechan tidak bisa berfikir jernih. Haechan butuh teman-temannya untuk membantunya.

tok tok tok 

"AH! iya!" Haechan terperanjat dari lamunan nya.

Tak lama ia keluar dengan balutan jas warna abu-abu tua dengan dasi pita. Jaehyun tersenyum saat melihat Haechan yang sangat cantik dengan pakainnya, dan Haechan tersipu malu saat Jaehyun mengelus pipinya dan juga menatapnya dalam penuh cinta dan kehangatan.

"manis, rupawan, dan indah." ujar Jaehyun

Haechan tak bisa membalas apa-apa, ia hanya berdeham untuk menghilangkan rasa malu dan gugupnya.

Sesaat setelah menghilangkan perasaan tak karuannya, Haechan kembali diliputi perasaan ragu lagi. Haechan menatap Jaehyun dengan dalam dan dengan wajah tak bisa diartikan. Jaehyun yang ditarap seperti itu hanya menaikkan salah satu alisnya lalu diam membiarkan Haechan berbicara terlebih dahulu.

"om.." ujar Haechan ragu

"kenapa sayang?" tanya Jaehyun

"ini salah..." gumam Haechan yang masih bisa terdengar oleh Jaehyun.

"maksudnya?" Jaehyun mendekati Haechan dan menatapnya penuh tanda tanya.

"ini salah, ayo kita batalin pernikahannya sebelum makin jauh."

Jaehyun terdiam di tempat, tubuhnya kaku, waktu seakan berhenti.

"jangan bercanda sayang, ini gak lucu sama sekali." ujar Jaehyun dengan nada bergetar. Entah kenapa hatinya tiba-tiba sakit dan ia merasakan bahwa ia akan hancur jika ini benar-benar terjadi.

"aku gak bercanda om. ayo kita batalin, ini semua salah." ujar Haechan lirih.



.tbc.


Halooo... Nungguin ya?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 05 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Papanya mantanWhere stories live. Discover now