14

19 3 1
                                    

Ashel dan Nadia pergi ke tempat loker, selama menunggu Nadia berganti baju, Ashel membuka loker milik Clara, setelah berhasil membuka loker itu Ashel tak banyak menemukan hal mencurigakan, hanya saja kain yang seperti jubah berwarna hitam ada di l...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ashel dan Nadia pergi ke tempat loker, selama menunggu Nadia berganti baju, Ashel membuka loker milik Clara, setelah berhasil membuka loker itu Ashel tak banyak menemukan hal mencurigakan, hanya saja kain yang seperti jubah berwarna hitam ada di loker milik Clara, di sana ada juga pematik dan yang paling membuat Ashel kaget adalah ada salah satu jenis narkoba di loker milik Clara. Ia tak berani mengambilnya hanya memotretnya, ia takut akan meninggalkan sidik jari yang banyak di loker milik Clara.

Suara derap kaki dan orang yang mengobrol membuat Ashel kaget dan buru-buru mengunci lagi loker milik Clara. Ia langsung buru-buru ke toilet yang kebetulan dekat dari sana.

Ashel masih menutup mulutnya tak percaya. Ia mencoba menarik nafas dan menghembuskannya, dekat jantunya berdebar dengan cepat, ia mencoba untuk tenang sekarang. Ia membuka ponselnya dan menghubungi Nadia.

Ashel keluar dari toilet seakan ia tak melakukan apa pun, ia melewati Clara yang sedang berkutat dengan lokernya.

"Ish, bagaimana kunci lokerku bisa hilang?! Hari ini benar-benar membuatku ingin marah. Ck, aku harus menghubunngi ayah untuk meminta kunci lagi."

Ashel ingin terus mendengarkan ucapan Clara, ia berpura-pura membuka loker miliknya.

"Aku tadi liat si Renata di rooftop, dalam hati aku ingin sekali mendorongnya haha, dulu dia sangat cerewet hingga membuatku ingin memotong bibirnya tapi sekarang dia begitu pendiam, muak sekali aku lihat," celetuk Clara kepada temannya.

"Si Renata sekarang sudah dekat dengan si anak baru dan entah kenapa aku melihat Selena dan si Nadia juga dekat dengan si anak baru itu, apa perlu kita beri pelajaran si anak baru itu?" timpal Devi yang merupakan temannya Clara.

"Tentu, ayo buat dia tidak betah di sekolah ini," ucap Clara sambil tertawa.

Ashel menutup lokernya dengan pelan, setelah mendengar percakapan itu, tiba-tiba ia merinnding dan langsung pergi dari sana.

Nadia sudah berganti pakaian dan bertemu dengan Ashel, "Nad, aku rasa clara itu aneh. Tiba-tiba perasaanku tidak enak," ucap Ashel.

"Kamu baru tahu ya? Dia memang aneh dari awal, aku tidak menyukainya," ucap Nadia.

"Dia memang suka membully ya? Aku menguping ucapannya sebentar dan ngeri sekali, ucapannya terdengar seperti psikopat," ucap Ashel sambil bergedik ngeri.

"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, kalau ayahnya udah pernah ngebunuh orang, pasti dia juga kelakukannya gak jauh dari ayahnya kan?"

"Udah Nad, aku jadi takut."

***

Bel pulang sudah berbunyi, akhirnya mereka semua pulang. Ke tujuh orang yang sibuk menyelidiki kematian Bu Jena itu tidak langsung pulang ke rumah mereka melainkan berkumpul di rumah Nadia.

"Aku harap ini cepat selesai, aku mulai takut," ucap Ashel.

"Jangan takut! Ada kita di sini," ucap Bara sambil tersenyum.

SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang