pentadeka-

66 7 57
                                    


bab 15 Private (B)

Banyak yang menuntutku untuk selalu bisa melupakan semuanya tapi tidak ada satupun yang bertanya apakah aku baik-baik saja. - Nash Itsvan.

" 🎭 "

SEHARUSNYA Nash tidak lewat lobby itu jika harus bertemu dengan Rubbyjane. Gadis itu berjalan anggun bersama dengan anjing jenis Herder.

"Omong kosong macam apa ini?" gumam Nash tetapi masih terdengar oleh telinga Rubbyjane.

Gadis itu tersenyum tipis. "Aku juga merasakan hal itu."

Nash menatap anjing itu secara instens.

"Bukankah dia manis?" tanya Rubbyjane dengan mengelus kepala anjingnya.

"Hobi lo berganti sekarang?"

"Maksudmu?"

"Biasanya lo memperlakukan manusia seperti hewan jadi gue kira lo alergi dengan hewan sungguhan."

Rubbyjane tetap mempertahankan senyuman tipisnya.

"Saat ini aku lebih berhati-hati. Aku takut, kamu akan membunuhku jika kamu tidak bisa melengserkanku," balasnya.

Nash tak bisa menahan tawanya. "Pistol dan pisau bukan hanya senjata yang bisa membunuh seseorang. Lidah lo juga bisa membunuh seseorang."

"Kamu tidak tahu tantangan apa yang menunggumu," balas Rubbyjane sebelum melengang pergi dengan anjingnya.

"Terserah!" seru Nash di belakang sembari tertawa.

Cowok itu kemudian melanjutkan langkahnya keluar dari lobby utama. Seketika senyuman Nash luntur, mendapati banyak warga yang berdemo di depan gedung SMAIS.

"KAMI MENUNTUT KEADILAN!"

"SESEORANG TELAH MENJADI KORBAN!"

"KAMI MENENTANG SISTEM SEKOLAH INI!"

Teriakan-teriakan itu terdengar jelas di telinga Nash, tubuh cowok itu menengang.

"Hei, dia salah satu murid SMAIS!" ucap seseorang menggunakan speker sembari menuding tubuh Nash.

Mata Nash saling bertatapan dengan Bang Abdul. Kekecewaan dan marah bercampur padu di mata Bang Abdul. Waktu seakan berhenti, suara riuh orang-orang tak terdengar.

"Matilah aku..."

Mereka pasti sangat marah, sebelum mati di tangan Rubbyjane sepertinya Nash akan mati lebih dulu di tangan para pendemo dan teman-teman kos-kosannya. Gimana ini, rasanya kok pengen nangis.

Tanpa ampun para pendemo melempari tubuh Nash menggunakan telur busuk dan sampah botol. Nash terdiam dan pasrah menerima hal itu, hingga kepalanya terkena sampah botol.

Sementara di lantai atas. Tiga gadis dan satu pria menatap Nash yang sedang di serang pendemo.

Rubbyjane dan antek-anteknya tertawa puas.

Me, The ProtagonistWhere stories live. Discover now